Setelah kejadian memilukan setahun yang lalu,hanna mulai merasakan sesuatu yang hampa dalam hidup nya,kehilangan dua orang yang sangat-sangat ia sayangi dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, sudah satu tahun belakangan ini pula hanna tidak fokus dalam bekerja,bahkan banyak usaha-usaha yang ia geluti akhirnya terbang kalai dan akhirnya banyak usaha yang akhirnya gulung tikar, dan sekarang satu-satu usaha yang hanna miliki hanyalah sebuah restoran. Entahalah hanna seperti sudah tak punya semangat hidup,melihat hal ini ibunda hanna menjadi iba dan bingung bagaimana mengembalikan semangat anak satu-satunya tersebut
"sayangg makan yuk!!" eliza ibunda hanna menghampiri hanna yang sedang termenung di taman belakang rumah mereka
" rumah sepi ya bun, cuma kita berdua di rumah sebesar ini" lirih hanna menatap lurus tanpa melihat eliza
"sayangg, mau sampe kapan kamu seperti ini, ayah udah tenang disana nak,tugas kita hanya mendoakan agar ayah di tempatkan di surga-Nya"
Air mata hanna mulai menetes, dia tak habis pikir mengapa semua kebahagiaannya sirna,baginya tak ada guna nya semua harta tanpa ada orang-orang yang ia sayangi.
Hanna beranjak dari tempat duduk nya kemudian meninggalkan bunda nya dan masuk ke ruangan kerja ayah nya
Di lihat nya buku-buku yang tersusun rapi, ya ayah hanna adalah seorang yang gemar membaca buku,mulai dari buku ensiklopedia,novel,sejarah,bahkan buku-buku dongeng yang sering beliau baca kan saat hanna masih kecil masih tersimpan rapi
Hanna menatap lekat seluruh sudut ruangan dan matanya terfokus pada satu kitab yang berada di atas meja yang sering ayah nya baca sebelum matahari terbit,ya itu sebuah Al-Qur'an.
Melihat Al-Qur'an itu mata hanna kembali berkaca-kaca betapa ia rindu alunan ayat suci Al-Qur'an yang sering ayahnya bacakan sebelum adzan subuh berkumandang,hanna mendekati meja itu dan membuka Al-Qur'an tersebut,dan di lihat nya bacaan terakhir ayahnya yang sudah bertanda,betapa tersentaknya hati hanna ketika mata nya terfokus pada satu ayat yang sering ayah nya sampaikan padanya namun tidak pernah di dengarkan oleh hanna
Dimana ayat tersebut berbunyi
"dan katakanlah kepada
perempuan yang beriman,agar mereka menjaga pandangannya,dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau para perempuan (sesama islam) mereka,atau hamba sahaya yang mereka miliki,atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar di ketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan tobatlah kamu kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung" (QS. An-nur:31)
Hati hanna bergetar,dan ia menangis betapa ia sering mengabaikan nasehat ayah nya agar ia segera menutup aurat nya
Dengan tersedu-sedu hanna memeluk Al-Qur'an ayah nya
"inikah hidayah? " tanya hanna dalam hati