Seperti biasanya, di hari Valentine selalu diwarnai dengan bunga mawar dan cokelat. Kali ini seorang pria datang terburu-buru di tengah hujan demi kekasihnya tercinta.
Tahu bahwa ia terlambat dan hujan keburu turun, iapun meminta maaf pada kekasihnya yang terlihat cemberut. Hari itu mereka berencana makan malam berdua, persis seperti yang diinginkan si wanita di film-film yang ditontonnya.
Wanita itu lupa, bahwa romantisme bukan sekedar meniru adegan di film saja, yang terkadang justru tidak nyata. Ia juga lupa, bahwa sebenarnya romantis itu datang dari berbagai cara, seperti yang dibawa oleh kekasihnya.
"Aku membawakanmu bunga ini," sodor si pria. Ia tetap membisu dan memasang wajah tak suka.
Akhirnya ia menerima 12 tangkai mawar yang masih basah karena tersiram air hujan. Iapun kaget, "kenapa ada satu mawar plastik di sini? kamu nggak rela ngasih aku bunga mawar?" kemarahannya memuncak lagi.
Masih dengan sabar, si pria menjawabnya, "aku memang sengaja membawa 11 mawar segar dan setangkai mawar plastik. Bagiku, aku akan mencintaimu hingga si mawar plastik itu mati..."
Merasa bersalah karena ledakan kemarahannya, si wanita menangis berurai air mata dan memeluk kekasihnya. "Maafkan aku, aku sudah berpikiran jelek padamu..."
11 tangkai bunga mawar segar itu memang cantik seperti di film yang dilihatnya, tetapi setangkai mawar plastik yang dibawa kekasihnya itu melambangkan cinta yang abadi dan tak pernah mati.
See, romantisme itu tak hanya harus dipandang dari satu hal yang pernah dilakukan di film-film saja.