"Tidak Karin.. aku tidak mau lagi, Sekarang aku sudah sehat.. aku tidak mau. Daun kelor itu siksaan bagiku tiap hari." ucap Aska seraya menutup mulutnya, mengingat waktu dulu harus menguatkan lidahnya untuk memakan daun kelor.
Karin tertawa mendengar jawaban Aska dengan wajahnya yang seketika pucat hanya karena daun kelor.
"Sedikit saja sayang." ucap Karin dengan tertawa.
"Tidak...aku tidak mau." ucap Aska seraya mengangkat Arnest dan membawanya ke belakang rumah ke kolam ikan yang sudah lama di buatnya agar.
Sekali lagi Karin tersenyum melihat kepergian Aska dan Arnest yang menghilang di balik pintu samping.
Karin menghela nafas panjang setelah sendirian di kamar. Pikirannya masih teringat pada seorang yang laki-laki yang dipanggil Arnest dengan sebutan Kakek.
"Aku jadi penasaran dengan orang itu, aku sama sekali tidak mengenalnya. Dan apakah penduduk sini mengenal orang itu? atau aku harus tanya Pak Ketut?" tanya Karin dalam hati sambil memasukkan pakaiannya ke dalam almari.