Di ruangan kerjanya Edo duduk termenung dengan kepala seakan mau pecah.
"Pak Edo, minumlah obat ini." ucap Fatin seraya memberikan segelas air putih hangat dan obat sakit kepala.
"Terima kasih, dan jangan lagi kamu memanggilku dengan panggilan pak... panggil namaku seperti biasanya saja." ucap Edo sambil menekan kedua pelipis matanya.
"Baiklah Do, sebaiknya kamu istirahat di ruang kesehatan saja...biar aku yang menghandle pekerjaan di sini." ucap Fatin dengan tenang.
Edo menatap Fatin dengan tatapan tak percaya dengan sikap manis Fatin.
"Tumben kamu bicara dengan pelan? apa karena kamu merasa kasihan padaku?" tanya Edo menatap penuh wajah Fatin yang cantik namun terlihat sederhana. Kedua mata sendu Fatin mengingatkan Edo pada seseorang tapi entah siapa. Edo tidak bisa mengingat dengan baik.
"Aku hanya berterima kasih padamu, karena telah menyelamatkan aku dari rasa malu yang telah aku perbuat." ucap Fatin seraya duduk di kursi di hadapan Edo.