Chereads / Menembus Negeri Kahyangan / Chapter 1 - Bab 1 Awal Kejadian

Menembus Negeri Kahyangan

Pena_Senja
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1 Awal Kejadian

Dahulu kala ditanah jawa, lahir legenda kesatria yang terkenal akan kesaktiannya. Wisanggeni, seorang kesatria sakti yang kekuatannya melebihi Pandawa Lima. Dalam kisah pewayangan siapapun pasti akan merasakan sirat pengajaran kehidupan. Seperti seorang pemuda yang nampak antusias sedang menonton Sendratari itu, Arjun Wisanggeni. Dia lahir di kota Surakarta, tepatnya di Laweyan Kampung Batik, Solo.

Nama Arjun pemberian dari kakeknya yang kental akan warisan budaya leluhur jawa. Kata kakeknya,

Lahirnya Arjun itu waktu malam yang dibarengi adanya hujan lebat disertai angin kencang sehingga menimbulkan pemadaman listrik, keadaan waktu itu sangatlah gelap gulita tanpa adanya penerangan yang disebut lentera, karena pada waktu itu pula rumah Arjun sudah kehabisan minyak tanah, sehingga tidak dapat menghidupkan lentera, makanya Arjun diberi nama Wisanggeni supaya jika ada pemadaman listrik tidak lagi kehabisan minyak tanah untuk menghidupkan lentera.

Tawa sang ibunda jika mengingat dan mengulang perkataan kakeknya itu, Arjun hanya tertawa malu jika diingatkan perihal asal muasal nama Wisanggeni.

"Jun, ntar gue nginep dirumah lo ya" ucap Candra, teman kuliah Arjun dari jakarta. Nama lengkapnya ialah Candra Danuarta.

"Oke" ucap Arjun.

Hari itu Arjun mengajak kakeknya menonton Sendratari Prambanan di Klaten. Mengingat kakek Arjun sangat menyukai kesenian pewayangan, sebab itulah Arjun mengajak kakeknya menonton kesenian pewayangan dengan versi wayang orang. Yang lebih hidup dan memesona. Dalam Sendratari menceritakan Ramayana, dimana terkenal akan kisah romansa Rama dan Shinta.

"Gimana, kek?" Tanya Arjun kepada kakeknya.

"Bagus, Jun. Kapan-kapan ajak Kakek kesini lagi ya" seru Kakek Arjun dan kembali menonton pertunjukan Sendratari.

Kali ini sudah sampai pada puncaknya cerita, yakni dimana ada pertunjukkan Hanoman Obong. Kakek Arjun terperangah menonton atraksi pembakaran oleh Hanoman di atas panggung itu. Terlihat jelas wajah kakek Arjun sangat gembira, semua penonton pun bertepuk tangan karena atraksi yang sangat memukau. Setelah itu, sampailah pada kisah dimana Rama menyelamatkan Shinta dari terkaman Rahwana. Hingga pada akhrinya Shinta kembali kepada Rama, pertunjukan itupun berakhir dengan meriah.

Kakek Arjun sangat terhibur dengan pertunjukan tersebut. Tak lama kemudian mereka bergegas keluar dari area pertunjukan. Sesampainya diluar area, Arjun mengajak kakek untuk menyantap makanan disebuah rumah makan yang terkenal makanan khas nusantara, yaitu gudheg khas dari yogyakarta. Tak lama kemudian, waktu sudah menunjukkan pukul satu lebih, merekapun bergegas pulang karena waktu sudah larut malam.

Satu jam lebih mereka menempuh perjalanan dari Klaten ke Solo. Sesampainya dirumah, terlihat ibunda Arjun tengah membuka pintu dan menyambut kedatangan mereka.

"Kakek? Gimana acaranya?" Sapa ibunda Arjun yang mencium tangan kakek dengan lembut.

"Bagus, ti. Sangat bagus, kapan-kapan kamu harus nonton" seru kakek Arjun kepada anaknya yang tak lain ibunda Arjun yang bernama Siti.

"Iya, kakek. Arjun?" Seru ibunda Arjun, saat Arjun menyalami dan mencium tangan sang Ibunda.

"Nak, Candra? Menginap disini saja ya" seru ibunda Arjun ramah, saat Candra menyalami dan mencium tangan sang ibunda Arjun.

"Hehe, iya buk" ucap Candra ramah. Mereka pun masuk kedalam rumah, sedangkan kakek Arjun langsung masuk kedalam kamarnya.

"Rencananya Candra memang mau menginap disini, buk. Bolehkah?" Ucap candra dengan ramah.

"Tentu, boleh. Ibuk malah senang, jika nak Candra menginap disini. Jadi Arjun ada temannya, ya kan Jun?" Ucap ibunda Arjun dan menoleh ke Arjun. Karena Arjun adalah anak tunggal, sedangkan ayahnya sudah meninggal waktu Arjun masih kecil.

"Tentu" seru Arjun

"Ya, sudah. kalau begitu, kalian cepat tidur ya. Sudah terlalu malam" ucap Ibunda Arjun ramah.

"Baik, bu. Terimakasih" ucap Candra.

"Iya, sama-sama. Jun, kalau mau tidur lampunya dimatikan ya, ibu mau tidur dulu" ucap sang ibunda

"Siap" seru Arjun,

Sang ibunda Arjun pun masuk kedalam kamarnya, tinggalah hanya Arjun dan Candra diruang tamu itu.

"Mau tidur langsung?" Tanya Arjun ke Candra

"Main, dulu lah. Masih terang nih" seru Candra

"Kebiasaan, oke deh. Kali ini konsekuensinya apa nih?" Seru Arjun

"Yang kalah, lari keliling kampung. Berani gak?" Seru Candra

"Oke, siapa takut" seru Arjun. Lalu berdiri melangkah ke ruang tengah.

"Jun. Lampunya, gue matiin ya" ucap Candra dan berdiri itu.

"Ya" jawab Arjun dari ruang tengah. Candrapun mematikan lampu yang ada diruang tamu dan melangkah keruang tengah untuk bertarung dengan Arjun bermain game Play Station.

Mereka begitu asik bermain game hingga tiba waktu subuh.

"Ayo, terus-terus, terus, iyakk" seru Candra

"Ayo, gimana sih. Ayokkk, woi, haduhhh" seru Arjun.

Namun pada akhirnya Arjun kalah, Arjun menerima konsekuensinya. Tepat pukul setengah enam pagi, Arjun menjalani hukuman berupa berlari mengilingi kampung.

"Hahaha, semangat Jun" seru Candra, saat itu mereka sudah berada didepan rumah

"Sial, baru kali ini kalah" ucap Arjun dan siap-siap berlari.

"Haha, mumpung masih pagi. Cepetan lari keliling kampung, ngantuk nih" seru Candra

"Berisik" ucap Arjun, lalu berlari.

Saat Arjun sudah beberapa meter, tiba-tiba Arjun terpental seperti menabrak sesuatu. Karena Arjun tidak menyadari dengan apa yang ada didepannya. Ia hanya merasakan menabrak sesuatu dan terpental keras.

Bukkkk. Seketika itu Arjun terjatuh.

"Ahh" lirih Arjun karena kesakitan, dan pingsan saat itu juga. Lalu datanglah seorang wanita cantik jelita berambut panjang dengan memakai kemben hitam dan jarik bermotif batik parang, dan dilengkapi selendang berwarna kuning keemasan dan disertai aksesoris seperti gelang, kalung, juga penutup kepala seperti mahkota, hampir seperti dalam pewayangan Sendratari. Wanita itu membelai wajah Arjun. Seketika, Arjun membuka mata dan memandang wanita itu.

"Lho? Kamu ini siapa? Eh, kenapa aku bisa tidur disini?" Ucap Arjun nampak kebingungan dan langsung beranjak berdiri.

"Aku adalah, Dewi Ayu" ucap wanita itu dengan lembut dan santun. Lalu ikut beranjak berdiri tepat dihadapan Arjun.

"He? Dewi Ayu?" Ucap Arjun lalu berdiri.

"Betul. Aku adalah juru kunci Negeri Kahyangan. Aku datang kemari atas titah Raja untuk menjemputmu, Raden Arjun" ucap wanita itu gemulai dengan memainkan selendang berwana emas itu.

"Eh??" Arjun kebingungan.

"Hemm, kamu... Pasti orang gak waras ya?" Ucap Arjun kemudian dengan nada sedikit acuh. Saat hendak mau berlari untuk melanjutkan hukuman dari Candra, wanita itu menahan Arjun.

"Raden, jangan berlari" ucap wanita itu lembut.

"Orang, aneh" ucap arjun dan mulai berlari, namun wanita itu mengejarnya dengan tiba-tiba sudah ada didepan Arjun. Arjun pun kaget dibuatnya.

"Minggir" ucap Arjun rada keras

"Raden, tolong jangan berlari. Lihatlah dibelakangmu itu, Raden" ucap wanita itu dengan lembut dan menujuk kearah belakang Arjun.

Saat Arjun menoleh kebelakang, seketika mata Arjun terbelalak ketika melihat apa yang ada dibelakangnya itu.