Chereads / Putri kecilku / Chapter 3 - Jika Kau Mau Tak Tergantikan, Kau Harus Menjadi Unik, Panggil Aku Dewi.... Penyakit setan

Chapter 3 - Jika Kau Mau Tak Tergantikan, Kau Harus Menjadi Unik, Panggil Aku Dewi.... Penyakit setan

Xing Chen terbangun dari tidur cantiknya di istananya tapi tidak ingat bagaimana dia pulang semalam. Tapi kemudian dia ingat pertemuannya dengan Kesatria Beruangnya. Dia kah yang membawanya pulang?

Dia melihat kaiyki endapati ada perban yang ditempelkan Kesatria Beruangnya. Berarti benar, tapi siapa dia?

Tiba-tiba dia dia ditelepon Paman Xi yang menyuruhnya datang ke kampus. Xing Chen langsung senang dan pergi dengan antusias.

Dia adalah pria yang dulu pernikahannya pernah diganggu oleh Xing Chen waktu dia kecil. Hubungan mereka masih baik-baik saja dan Xing Chen bahkan masih sangat nge-fans Meng Xi yang dia sebut paman itu walaupun dia sebenarnya bukan paman asli.

Meng Xi adalah pamannya Chu Yao. Tapi berbeda dengan Chu Yao yang rese abis, Meng Xi lebih manis. Karena itulah Xing Chen menyukainya.

"Dia bagian dari Keluarga Zheng, tapi kenapa beda sekali? Zheng Chu Yao! Mati aja, lo!"

Flashback,

Waktu itu saat Xing Chen kehilangan kehilangan sepatunya di pesta dan ngambek sama Chu Yao kecil, Meng Xi mendatanginya dan dengan manisnya memakaikan sepatu itu untuknya. Xing Chen kecil berterima kasih padanya dan memanggilnya 'Kakak', tapi Meng Xi memberitahunya untuk memanggilnya paman karena dia pamannya Chu Yao.

Saat Meng Xi menanyakan namanya, Xing Chen memberitahunya bahwa ibunya selalu memanggilnya Xiao Xing Xing, jadi Meng Xi boleh memanggilnya Xiao Xing Xing. Dia lalu mengadukan perbuatan Chu Yao yang jahat padanya.

Meng Xi dengan manisnya berjanji akan balas dendam untuk Xing Chen nanti. Senang, Xing Chen langsung menyatakan bahwa jika dia besar nanti dia mau menikahi Meng Xi. Meng Xi cuma senyum kagok mendengarnya.

Flashback end,

Saat Xing Chen menampakkan dirinya, Meng Xi langsung bertanya kenapa Xing Chen memilih masuk ke kampus ini. Xing Chen mengklaim demi Meng Xi.

Tapi tentu saja Meng Xi tak percaya, Xing Chen masuk ke kampus ini pasti untuk mengejar Chu Yao. Dia heran kenapa gadis bertalenta dan pewaris Dolly Group malah datang kemari hanya demi mengejar Chu Yao.

Xing Chen menyangkal "Aku kemari untuk belajar. Tidak! Aku kemari untuk mengejarmu. Aku sudah besar tapi kau masih menolakku"

"Bagaimana kalau kau tumbuhkan otakmu juga sekarang setelah kau sudah besar?

Mengacuhkan tatapan mengg oda Xing Chen, Meng Xi bertanya apa yang sebenarnya terjadi antara Xing Chen dan Chu Yao. Tapi Xing Chen malas membicarakan Chu Yao. Meng Xi dengan manisnya menurutinya dan langsung mengalihkan topik, membuat Xing Chen semakin kagum padanya. Sigh! Pasti bagus sekali seandainya Chu Yao memiliki setidaknya  setengah kehebatan Paman Meng Xi.

Dia terus melamun gaje menatap Paman Meng Xi dengan penuh cinta sampai tidak mendengar apa yang Meng Xi katakan. Tapi saat Meng Xi menyarankan sesuatu (yang sepertinya berhubungan nilai-nilainya Xing Chen), Xing Chen langsung mengiyakannya saja, dia kira Meng Xi mengajaknya nge-date.

Meng Xi heran mendengar Xing Chen menyetujuinya semudah ini, tapi oke lah kalau begitu, mereka bisa mulai malam ini. Xing Chen asal aja menyetujuinya.

Baru setelah dia keluar, dia mulai bingung, apa maksud Meng Xi dengan mulai malam ini? Tapi, terserahlah. Dia yakin Meng Xi tidak akan membohonginya.

Tiba-tiba dia mendengar suara alunan flute yang indah dari kelas musik. Penasaran, dia langsung masuk kelas tapi malah mendapati Nian Yu sedang mengajari Yang Yang bermain flute.

Xing Chen benar-benar heran melihat Nian Yu yang ternyata bukan cuma pandai bermain piano tapi juga flute. Melihat Nian Yu mengajari Yang Yang secara privat, Xing Chen penasaran, apa mereka pacaran?

Tapi kekagumannya akan permainan musik Nian Yu hancur seketika saat dia teringat saat-saat Nian Yu memegangi dadanya. Saat Yang Yang keluar sebentar, Xing Chen pura-pura berteriak meminta pertolongan Nian Yu.

Tapi saat Nian Yu keluar kelas mencari asal suara yang meminta pertolongannya itu, Xing Chen diam-diam masuk dengan niat licik untuk balas dendam.

Nian Yu kembali tak lama kemudian setelah tak berhasil menemukan orang yang meminta pertolongannya tadi. Yang Yang juga kembali tak lama kemudian dengan membawa flute-nya sendiri. Nian Yu pun kembali mengajari Yang Yang.

Tapi anehnya, suara flutenya patah-patah. Aneh! Dia akhirnya mencoba meniupnya dengan keras dan seketika itu pula sebuah bola kertas melompat keluar dan menimpuk kepala Yang Yang. haha!

Xing Chen langsung menutup mulutnya, berushaa menahan tawanya. Itu cuma kertas kosong. Tapi Nian Yu mengenali kertasnya yang punya emboss sama persis dengan emboss di kertas buku diary-nya Xing Chen. Nian Yu tersenyum menyadari siapa pelaku licik ini.

Xing Chen baru tiba di rumah malam harinya. Dari luar rumah, dia mendengar ibunya memberitahunya bahwa tutornya sudah datang. Saat itulah Xing Chen baru ingat apa yang dikatakan Meng Xi di kampus tadi.

Meng Xi berkata bahwa dia akan mengirim tutor untuk membantu belajarnya Xing Chen yang nilainya pas-pasan agar dia bisa tetap bertahan di Four Leaf College. Xing Chen langsung kecewa, ternyata itu yang dibicarakan Meng Xi tadi.

Saat dia masuk, dia malah lebih terkejut lagi mendapati Nian Yu sedang ngobrol dengan ibunya lalu memperkenalkan dirinya sebagau tutornya Xing Chen.

Melihat ekspresi mereka berdua, Nyonya Chen menyadari mereka sudah saling mengenal. Xing Chen memberitahu ibunya kalau Nian Yu ini jenius yang sangat terkenal di kampus.

"Bagus kalau begitu. Kuserahkan Lin Xing Chen padamu" ujar Nyonya Chen pada Nian Yu

"Saya akan berusaha yang terbaik"

"Sepertinya kalian berinteraksi dengan baik" komentar Nyony Chen

"Tentu saja" ujar Xing Chen bohong. Setelah Nyonya Chen pergi, kedua muda-mudi itu saling menatap tajam.

Xing Chen menarik paksa Nian Yu ke ruang belajarnya dan mengkonfrontasinya. Kenapa Nian Yu lagi sih? Heran deh! Sepertinya sejak pestanya Chu Yao, Nian Yu selalu muncul dimana-mana.

Apa Nian yu menyukainya dan ingin mendekatinya? Saking pedenya dengan dugaannya itu, Xing Chen memberitahu Nian Yu bahwa mereka bisa bersama itu mustahil.

Nian Yu sampai heran mendengarnya "Rektor yang menyuruhku datang kemari untuk mengajarimu."

"Jadi maksudmu sebenarnya kau tidak mau mengajariku? Kalau begitu gampang saja. Karena kau tidak mau mengajariku dan aku juga tidak mau mendengarkanmu, bagaimana kalau kau baca buku saja atau internetan, setelah itu kau bisa pulang dan kita tidak usah bealajar"

"Tapi aku sudah janji pada rektor"

"Paman Meng Xi tidak tahu kalau kau orang c***l"

"Itu kecelakaan!"

"Kecelakaan apanya?! Pokoknya aku tidak mau kau ajari!"

"Kalau kau pikir belajar denganku akan sangat canggung maka kau bilang sendiri saja pada rektor untuk mendapatkan tutor lain untukmu!"

"Aku harus bilang apa?!"

"Kalau begitu aku yang akan bilang!"

Tapi Xing Chen langsung melarangnya dan berubah pikiran "Kalau kau sampai beritahu dia, akan kubunuh kau!... Maksudku, bagaimana kalau Paman Meng Xi tidka setuju. Dia sudah repot-repot mencarikan tutor untukku. Dia pasti akan berpikiran buruk. Aku tidak mau dia berpikiran buruk tentangku"

Xing Chen akhirnya memutuskan untuk menerima Nian Yu. Tapi terlebih dulu dia membuka pintu, dengan begini Nian Yu tidak akan bisa macam-macam padanya. Tapi baru belajar sebentar, Xing Chen langsung mengeluh capek dan minta dibelikan kopi. Nian Yu menolak, dia tutor dan bukan pelayan.

"Tapi tutor kan harus menjaga muridnya" bujuk Xing Chen sambil mengedip-gedipkan matanya ala puppy eyes.

Nian Yu akhirnya terbujuk dan keluar untuk membelikannya kopi.

Begitu dia pergi, Xing Chen langsung jerit-jerit gaje mengeluhkan Meng Xi. Teganya Meng Xi melakukan ini padanya. Dia tidak mau belajar matematika, dia mau baca manga saja. Ah, tiba-tiba dia punya ide licik.

Nian Yu kembali tak lama kemudian dengan segelas kopi pesanannya. Nian Yu mulai membuka bukunya lagi. Xing Chen pun ikutan membuka buku pelajarannya.

Tapi selama dia mengoceh serius tentang pelajaran, dia malah memperhatikan Xing Chen menatap bukunya sambil berekspresi aneh-aneh.

Curiga, Nian Yu berusaha menarik bukunya Xing Chen tapi Xing Chen malah berusaha mempertahankannya hingga membuat Nian Yu semakin curiga.

Dia menarik bukunya makin keras hingga sampulnya copot tapi malah mendapati buku yang Xing Chen pegang bersampul buku bahasa Inggris.

Masih yakin ada buku lain dibalik sampul buku Bahasa Inggris itu, Nian Yu langsung merampas buku itu "Kau pikir dengan menaruh sampul buku lain, aku tidak akan tahu apa yang kau lakukan?"

Nian Yu langsung merobek sampulnya dan dugaannya benar, itu buku komik. Akhirnya dia terpaksa harus mengeluarkan buku diary Xing Chen dan memanfaatkannya untuk mengancam Xing Chen.

Dia akan mengembalikan buku diary ini hanya jika Xing Chen berhasil meningkatkan nilai-nilainya.

"Itu pemerasan namanya!" protes Xing Chen. Nian Yu tidak peduli, terpaksa Xing Chen harus duduk dengan patuh dan berkonsentrasi dengan belajarnya.

Keesokan harinya saat dia tengah merenungkan nasib buruknya karena harus berhadapan dengan dua cowok brengs*k di toilet, tak sengaja dia mendengar beberapa wanita masuk dan menggosipkan 'Tunangan Chu Yao' yang menurut mereka palsu banget, mereka yakin semua yang ada dalam diri Tunangannya Chu Yao itu palsu dan hasil oplas.

Jelas yang mereka maksud adalah dirinya. Mereka bahkan yakin kalau Xing Chen itu menderita penyakit jiwa sindrom putri.

Tak terima dengan gosipan mereka, Xing Chen langsung keluar saat itu juga dan menghampiri mereka yang sontak menghentikan acara gosip mereka.

"Kenapa kalian berhenti?" sindir Xing Chen. "Kuberitahu, yah. gosip yang sebelumny itu memang benar semuanya"

Tak enak, mereka mengklaim kalau mereka cuma bercanda tadi, mereka sebenarnya mengagumi Xing Chen kok.

Xing Chen dengan santainya mengklaim kalau dia tahu banget apa yang palsu dalam diri mereka. Dan untuk membuktikannya, dia langsung memegangi da** salah seorang diantara mereka "Ini palsu, kan?"

Saat gadis itu berusaha menyangkalnya, Xing Chen dengan entengnya mengomentari perbedaan d**a wanita itu dengan d*d* asli dan menyarankannya untuk memperbaikinya biar 'keliahatan asli'.

Sementara itu, Lei Ja Na, gadis yang malam itu bertengkar dengan Xing Chen di restoran, sampai sekarang masih dendam pada Xing Chen dan melampiaskannya dengan menusuk-nusuk kue yang ada di hadapannya sampai hancur.

Tiba-tiba pelayan datang membawakan sesuatu yang dia klaim pemberian pria yang duduk di belakangnya.

Dia langsung tak senang melihat pria itu ternyata Zhou Wei. Tapi saat dia melihat isinya ternyata sebuah tas branded, Ja Na langsung melotot antusias. Tapi tentu saja, dia harus berakting jual mahal "Apaan nih?"

"Ini spesial untukmu, sayangku"

"Lalu bagaimana dengan hubungan kita sekarang? Apa kau mau kita balikan?"

"Tentu saja kau adalah... teman baikku! Ini untuk menghibur teman lamaku" goda Zhou Wei. Ja Na langsung menghajar Zhou Wei dengan kesal. Siapa yang mau jadi temannya?! Bawa tasnya pergi sana!

Saat lewat di depan kelas musik, Chu Yao melihat orang-orang sedang mengantri. Ternyata ada perekrutan anggota orkestra dan perekrutnya adalah Yang Yang. Chu Yao langsung menyerobot antrian dan menyatakan kalau dia mau bergabung dengan orkestra.

Tapi saat ditanya dia bisa alat musik apa, Chu Yao malah bilang kalau dia cuma bisa memainkan bintang kecil dengan biola dan tidak begitu ahli dalam alat musik yang lain.

Kalau begitu dia tidak bisa bergabung. Tapi Chu Yao terus memaksa, malah mengancam tidak akan beranjak pergi kalau Yang Yang tidak menerimanya.

Karena orang-orang yang mengantri di luar juga sudah pada protes, Yang Yang akhirnya menyerah dan menerima Chu Yao bergabung di orkestra.

Tapi berhubung Chu Yao tidak punya keahlian dalam alat musik, jadi Yang Yang menyuruhnya memainkan Triangle saja. Pfft! Chu Yao langsung ketawa kecut.

Teman-teman Chu Yao mengkonfrontasinya atas apa yang dilakukannya pada Xing Chen di restoran. Mereka yakin kalau Chu Yao memang salah paham pada Xing Chen.

Tapi Xing Chen bersikeras tidak salah paham karena Xing Chen sendiri yang mengaku kalau dia membully Yang Yang.

Dia juga memberitahu teman-temannya bahwa jika Xing Chen menanyakan tentangnya, dia ingin mereka memberitahu Xing Chen kalau dia bergabung dengan orkestra untuk mengejar Yang Yang.

Zhou Wei ragu, kalau dia berkata begitu maka Xing Chen bisa marah. Tapi justru itu tujuan Chu Yao, dia mau lihat apakah Xing Chen serius mengejarnya atau tidak.

Dalam sesi tutoring mereka malam itu, Nian Yu malah ketiduran di meja sementara Xing Chen serius belajar.

Tiba-tiba dia dapat pesan dari Zhou Wei yang memberitahunya tentang Chu Yao yang bergabung dengan orkestra untuk mengejar Yang Yang.

Xing Chen tak peduli, lagian Chu Yao sudah masuk blacklist-nya.

"Dasar orang kekanak-kanakan, Jiang Nian Yu saja lebih baik darinya. Siapa juga yang mau menikah denganmu!" batin Xing Chen.

Mengalihkan kembali pikirannya ke pelajaran, Xing Chen melihat kunci jawaban di tangan Nian Yu yang sedang tidur.

Dia mencoba memanggil-manggil Nian Yu dan begitu yakin Nian Yu tidur nyenyak, Xing Chen mencoba mengambil kunci jawaban itu. Tapi Nian Yu langsung memeluk kunci jawaban itu dan kembali tidur.

Sepertinya Nian Yu tidur nyenyak sekali. Xing Chen tiba-tiba punya ide licik, menggelitiki wajah Nian Yu dengan pena bulunya untuk mencuri kunci jawaban itu.

Usahanya hampir saja sukses. Tapi saat dia hendak mengambil kunci jawaban itu, Nian Yu terbangun dan Xing Chen oleng ke arahnya.

Refleks Nian Yu berusaha mencegah Xing Chen terjatuh ke arahnya.... dengan tak sengaja memegangi d**a Xing Chen lagi. Pfft!

Sontak saja keduanya langsung menjerit heboh dan Xing Chen langsung memukulinya dengan kesal.

Berusaha menyelamatkan dirinya dari pukulan Xing Chen, Nian Yu mendorongnya tapi malah membuat Xing Chen oleng ke belakang.

Untunglah Nian Yu berhasil menariknya tepat waktu... kedalam peukannya.

Tapi hmm... anehnya, Nian Yu tampak seperti orang phobia dengan pelkan itu.

Dalam kilasan flashback, Nian Yu tampak menangis memluk seorang gadis kecil. Adiknya kah?

Nian Yu langsung sesak nafas dan panik mengingat kenangan itu, Xing Chen sampai cemas melihatnya.

Tapi kecemasan Xing Chen itu cuma berlangsung singkat, sedetik kemudian pikiran liciknya mulai kumat.

Sepertinya si muka es ini tidak bisa memluk orang lain. Xing Chen pun langsung berusaha menangkap Nian Yu, sontak Nian Yu menghindar.

Xing Chen jadi curiga melihat reaksinya, jangan-jangan Nian Yu alergi cewek cantik? Atau dia tidak bisa memeluk?

Kalau begitu, dia bisa memanfaatkan kelemahan Nian Yu "Akan kubuat kau tahu konsekuensi karena melecehkan ku"

Keesokan paginya saat sarapan bersama, Nyonya Chen tak buang waktu untuk menginterogasi Xing Chen tentang perkembangan hubungannya dengan Chu Yao.

Dia memberitahu Xing Chen bahwa perusahaan mereka akan segera meluncurkan produk yang menarget pasar anak muda, jadi dia berencana untuk menjadikan Xing Chen dan Chu Yao sebagai model.

Mereka dipilih karena mereka adalah anak-anak konglomerat, jadi pasti akan bisa menarik perhatian. Ditambah lagi isu pernikahan mereka akan menjadi topik populer. Xing Chen keberatan, kenapa tidak menggunakan selebritis saja?

Tapi tentu saja Nyonya Chen tak peduli. Dia memberitahukan ini pada Xing Chen bukan untuk minta izin Xing Chen, tapi hanya sekedar memberitahu.

"Biarpun aku setuju, entah dengan Zheng Chu Yao"

"Maksudmu, kau itu sangat tidak berguna sampai-sampai kau bahkan tidak bisa memikat Zheng Chu Yao?"

"Tidak"

"Jangan lupa bagaimana kau bisa masuk ke keluarga ini. Kalau kau bahkan tidak bisa melakukan ini, entah apa gunamu tinggal di Keluarga Lin"

"Baiklah, jangan khawatir" ucap Xing Chen sedih.

Keesokan harinya, Xing Chen mendatangi Pak Guru yang saat itu sedang bersama Chu Yao yang sedang berusaha menjilat Pak Guru.

Melihatnya di sana, Xing Chen mengingatkan dirinya sendiri untuk bersikap layaknya seorang putri, lupakan saja semua hal tak menyenangkan di masa lalu.

Xing Chen langsung mendekati mereka dan menyatakan keinginannya untuk mendaftar ke klub orkestra. Tapi Pak Guru menolaknya, lagian mereka sudah punya pianis, yaitu Lei Ja Na.

Diam-diam tersenyum licik, Chu Yao mengingatkan Pak Guru kalau posisi violinis masih kosong.

"Benar juga. Apa kau juga bisa bermain biola?" tanya Pak Guru.

Tiba-tiba Yang Yang muncul, sedang membagi-bagikan dokumen pada para dosen. Xing Chen terperanga tak percaya melihat Yang Yang ada di sana. Katanya orkestra membutuhkan orang-orang berbakat, lalu kenapa Yang Yang bisa ikut gabung?

Pak Guru berkata kalau Yang Yang bertugas sebagai asisten orkestra. Karena situasi keluarganya, Yang Yang menjadi seorang pekerja keras, karena itulah dia kuliah sambil kerja dan bergabung dalam orkestra.

"Seseorang yang hidup serba mewah sepertimu, harus menghormati orang seperti dia" sindir Pak Guru

"Bukankah dia hanya bekerja untuk orkestra? Aku juga bisa"

Tapi Pak Guru menolak. Jika Xing Chen tidak bisa memainkan biola maka sebaiknya dia menyerah saja. Tapi tentu saja Xing Chen tidak mau menyerah begitu saja.

"Cuma perlu bermain biola. Sampai jumpa dalam audisi"

Tapi begitu keluar dari sana, Xing Chen sebenarnya menyesal sudah berkata seperti itu, apalagi dia sudah tidak pernah lagi menyentuh biola sejak dia SD.

Ini sih sama saja menggali kuburan sendiri. Tapi yah sudahlah, tidak ada gunanya menarik kata-katanya kembali. Dia, Lin Xing Chen, dia pasti bisa melakukan apapun.

Tiba-tiba dia mendapat telepon dari ibu kandungnya. Ibu berbasa-basi tapi Xing Chen tak begitu menyukainya dan langsung to the point menanyakan dimana ibunya berada sekarang. Ibu berkata di mall. Xing Chen pun langsung pergi ke sana.

Ibu kandungnya Xing Chen ternyata gila belanja sampai semua kartu kreditnya habis. Dan bahkan setelah mendapatkan barang sebanyak itu, Ibu masih saja merasa kurang. Xing Chen kesal melihat tingkah ibunya, Ayahnya sudah tidak ada, jadi tidak bisakah Ibu membatasi dirinya?

Ibu malah lebai, mengklaim kalau dia sangat sedih atas kepergian ayahnya Xing Chen, hatinya merasa seperti kehilangan sesuatu, jadi dia perlu belanja gila-gilaan sebagai gantinya.

Jelas saja Xing Chen protes, bagaimana bisa Ibu mengganti Ayah dengan barang-barang. Karena keegoisan Ibu lah, dia harus menderita dan sekarang dia malah harus bertunangan dengan Zheng Chu Yao.

Ibu malah semakin antusias menyemangati Xing Chen untuk menikah dengan Chu Yao. Karena jika dia menikah dengan Chu Yao yang kaya raya itu maka mereka bisa membeli lebih banyak barang.

"Ah, menyebalkan! Kalian semua sangat menyebalkan!" bentak Xing Chen kesal.

Yang Yang berusaha membujuk Nian Yu untuk bergabung dengan orkestra mereka. Nian Yu menolak, tapi Yang Yang terus berusaha membujuknya dan memberitahu Nian Yu bahwa audisinya besok dan dia berharap sekali kalau Nian Yu akan datang. Nian Yu hanya berkata kalau dia akan mempertimbangkannya.

Chu Yao sedang asyik main game saat Ayahnya datang dan langsung mengomel tak suka melihat Chu Yao leyeh-leyeh.

Chu Yao dengan bangga memberitahu Ayah kalau dia diterima dalam orkestra tapi Ayah tetap kecewa padanya karena Chu Yao selalu saja bermain-main sementara Xing Chen pintar melukis dan bermain piano.

Seharusnya Chu Yao meniru Xing Chen dan belajar lebih rajin lagi biar dia bisa duet dengan Xing Chen. Duet mereka berdua bisa sangat menguntungkan bagi kedua perusahaan.

Xing Chen diam saja menerima semua omelan sang ayah. Tapi begitu Ayah pergi, Chu Yao langsung menggerutu sebal.

Dia juga manusia, tahu. Jadi anak konglomerat ternyata tidak bisa memilih cinta dengan bebas. Nyebelin!

Xing Chen mendatangi Beruang di toko komik untuk memberinya sekotak kue sebagai ungkapan terima kasih yang waktu itu.

Sebagai balasannya, Beruang memberinya komik kesukaan Xing Chen. Tapi Xing Chen menolak, dia tidak bisa membacanya hari ini.

Xing Chen lalu curhat ke Beruang tentang kegundahannya karena harus memainkan biola yang tidak pernah disentuhnya lagi sejak dia SD.

Ditambah lagi nanti malam dia harus les privat dengan guru c***l. Beruang Nian Yu bertanya kenapa Xing Chen ingin masuk orkestra?

"Karena kalau tidak, ibuku akan marah. Tapi, apa gunanya juga aku bilang padamu? Walaupun begitu, aku tetap harus berterima kasih padamu. Walaupun aku tak tahu wajahmu seperti apa. Tapi kau sudah jadi teman dalam hatiku"

Xing Chen lalu pamit, sementara Nian Yu tersenyum di dalam kepala Beruangnya.

Xing Chen sedang belajar memainkan biola saat Nian Yu datang malam harinya. Dia langsung mengeluarkan buku-buku pelajarannya. Tapi kemudian dia teringat curhatan Xing Chen tadi siang.

Nian Yu akhirnya membuat-buat alasan kalau dia belum menyiapkan materi hanya untuk membiarkan Xing Chen meneruskan latihan biolanya. Xing Chen mempercayainya dan langsung bersemangat meneruskan latihan biolanya.

Suara alunan biolanya terdengar ke seluruh rumah, bahkan Nyonya Chen pun tampak menikmati alunan biola Xing Chen itu.

Tapi karena kelelahan, Xing Chen hampir saja roboh. Cemas, Nian Yu langsung mengambil biola itu dari tangannya dan memaksanya istirahat.

Xing Chen akhirnya duduk di kursi piano dan memejamkan matanya sejenak. Nian Yu mengusap lembut kepalanya lalu memainkan pianonya untuk Xing Chen hingga Xing Chen tertidur di bahunya.

Keesokan harinya, Nyonya Chen tiba-tiba membanting surat tagihan dengan kesal ke meja Xing Chen. Itu adalah tagihan belanja ibu kandungnya Xing Chen yang kali ini sudah benar-benar kelewatan.

Nyonya Chen memperingatkannya untuk segera menaklukkan Chu Yao, jika tidak maka Xing Chen tidak akan bisa mengembalikan uang yang sudah dihabiskan Ibunya Xing Chen itu.

Xing Chen berusaha membujuk Nyonya Chen tapi Nyonya Chen tidak mau dengar apapun. Xing Chen jadi semakin stres dengan semua ini. Tapi, sudahlah. Dia pasti bisa melakukannya.

Beberapa saat kemudian, Xing Chen tiba di kelas musik untuk audisi biolanya. Sama seperti sebelumnya, kali ini pun orang-orang juga kagum dengan permainan biolanya.

Tapi Pak Guru tidak mau menerimanya begitu saja dan menginginkan Xing Chen untuk berduet. Jika dia bisa berduet maka dia akan diterima.

Tapi sayangnya, tidak ada satupun diantara mereka yang mau berduet dengan Xing Chen. Entah apakah karena kasihan atau apa, Chu Yao tiba-tiba saja menyuruh Zhou Wei untuk duet dengan Xing Chen. Tapi Zhou Wei menolak, kenapa tidak Chu Yao sendiri saja, mereka kan tunangan. Chu Yao berusaha membujuk Ja Na, tapi tentu saja Ja Na yang masih dendam pada Xing Chen menolak dengan alasan tangannya sakit.

Xing Chen hampir saja putus asa. Tapi tepat saat itu juga, Nian Yu masuk dan mengumumkan kalau dia yang akan duet dengan Xing Chen. Semua orang tercengang mendengarnya.

Nian Yu langsung duduk di depan pianonya dan mereka pun mulai berduet dengan begitu indahnya sampai membuat semua orang terkagum-kagum. Hanya Lei Ja Na yang tak senang dan langsung protes karena Nian Yu bukan anggota orkestra.

"Kalau begitu aku mau bergabung ke orkestra" ujar Nian Yu

Setelah audisi usai, Chu Yao menyuruh Xing Chen untuk menemuinya di atap gedung. Yang tidak disangkanya, Chu Yao memujinya. Xing Chen tentu saja senang.

"Apa kau menyukaiku?" tanya Chu Yao

"Kau tunanganku, tentu saja aku menyukaimu"

"Bagaimana jika aku bukan tunanganmu?"

"Tapi kau adalah tunanganku"

Chu Yao yakin Xing Chen pasti latihan keras untuk pertunjukannya tadi. Dia tidak mengerti kenapa Xing Chen berusaha sekeras ini? Dia kan sudah pernah bilang kalau dia tak punya perasaan apapun pada Xing Chen.

Tapi Xing Chen bersikeras kalau perasaan itu bisa dibuat. Chu Yao tidak mau, dia mau menjalin hubungan yang penuh cinta dan bukannya pernikahan antar keluarga demi bisnis.

"Zheng Chu Yao, aku tahu sulitnya menjalani perjodohan yang diatur. Sejujurnya, aku tidak membencimu. Tapi kau terlihat cukup baik dan keluargamu kaya. Jadi tak masalah bagiku"

Jelas saja Chu Yao makin kesal "Apa kau masih belum memahamiku? Apa kau mau terus melanjutkan hubungan tanpa dasar cinta dan membiarkan dirimu terluka?"

Teringat akan ancaman Nyonya Chen, Xing Chen dengan tegas menyatakan kalau dia tidak keberatan. Kesal, Chu Yao mencengkeram Xing Chen makin erat hingga membuat Xing Chen kesakitan.

Dia berusaha menghindar tapi Chu Yao langsung menariknya lagi dan berusaha menciumnya. Tepat saat itu juga, Nian Yu datang ke sana dan melihat mereka.