Chereads / Putri kecilku / Chapter 2 - kata yang paling membuat seseorang ingin menangis adalah... jangan menangis!

Chapter 2 - kata yang paling membuat seseorang ingin menangis adalah... jangan menangis!

tidak semua Putri lahir dengan mengetahui bahwa dirinya adalah Putri. mungkin saat itu dia adalah Cinderella... setelah kematian ayahnya, Xing Chen dan ibu kandungnya langsung jatuh ke dalam kemiskinan. tak punya uang untuk bayar sewa rumah mereka pun ditendang keluar dari rumah kontrakan mereka. ibu bahkan tidak punya cukup uang untuk membelikan Xing Chen roti. akhirnya, agar Xing Chen bisa hidup dengan baik, ibu membuat keputusan yang sangat sulit. dia memberikan Xing Chen kepada sang ratu yang tidak memiliki anak. akan tetapi, konsekuensi menyerahkan putrinya pada nyonya Chen artinya Xing Chen harus menjadi milik nyonya Chen sepenuhnya.

sejak saat itulah Cinderella menjadi tuan putri sebelum dia menyadari bahwa dia kehilangan segalanya sang ratu mengajarinya kalimat bahasa Inggris pertama dalam hidupnya" "welcome dear iligimate child (anak haram)" dengan penuh kebencian. baru beberapa tahun kemudian, sang putri memahami apa arti iligimate child itu. saat itu pula sang Putri mengerti harga yang harus dibayar nya demi menjadi seorang putri adalah menjadi kesepian. pagi itu, Chu Yao dengan setengah hati. mereka saling diam sepanjang perjalanan, tapi dia minum mereka membuat Xing Chen menyadari kalau Chu Yao sebenarnya ia senang karena kejadian kemarin yang membuat Xing Chen malu.

tapi kemudian mulut pedasnya kumat lagi saat dia menyadari tatapan Xing Chen padanya. dia memberitahu Xing Chen untuk tidak terlalu sentimentil karena dia menjemput Xing Chen cuma gara-gara disuruh. kalau bukan karena itu, punya dia tidak akan sudi pergi ke kampus bersama Xing Chen.

"Lalu kenapa kau tersipu? Apa keluargamu juga menyuruhmu begitu?"

"Itu karena mobilnya panas, oke?" alasan Chu Yao. Xing Chen cuma senyum-senyum tak percaya.

Setibanya di kampus, Xing Chen bertanya apakah Chu Yao benar-benar berpikir kalau Yang Yang sebaik itu?

Tentu saja, jawab Chu Yao. Kenapa? Apa Xing Chen cemburu?

Xing Chen langsung mendengus sinis mendengarnya. Dia cuma ingin mengingatkan bahwa perasaan Yang Yang kepada Chu Yao mungkin tidak sama dengan perasaan Chu Yao pada Yang Yang.

Saat Chu Yao tak percaya, Xing Chen mengedikkan kepalanya ke depan dimana Yang Yang menyapa Nian Yu yang baru tiba di kampus dan ngobrol akrab.

Cemburu, Chu Yao langsung menghampiri mereka, menjauhkan Yang Yang dari Nian Yu dan menyapa Nian Yu dengan sinis.

Dari percakapan mereka, Nian Yu ternyata menghilang selama setahun dan Chu Yao terdengar kesal akan hal itu. Hmm... kemana Nian Yu menghilang selama setahun belakangan?

Saat Nian Yu mengulurkan tangannya, Chu Yao menolak menjabatnya. Chu Yao bahkan berkata kalau dia tidak suka dan tidak mau melihat Nian Yu kembali ke kampus.

Jadilah kedua pria itu saling menatap tajam. Memperhatikan interaksi mereka dari kejauhan, Xing Chen berpikir pasti terjadi sesuatu diantara mereka berdua.

Berusaha meredakan ketegangan antar kedua pria itu, Yang Yang menawari mereka kopi. Tapi saat dia hendak pergi, dia malah kecekluk dan terjatuh ke plukan Chu Yao.

Xing Chen langsung kesal "Please deh! Kenapa kau selalu beruntung, terjatuh kedalam peukan tunanganku?!"

Cemas dengan ka ki Yang Yang, Chu Yao pun menuntun Yang Yang ke klinik, sama sekali lupa dengan keberadaan Xing Chen yang dia tinggalkan.

Xing Chen tak suka ditinggal berduaan hanya dengan si muka es itu (Nian Yu). Dia berusaha mendekati Nian Yu dan menyapanya hanya dengan berdehem dan berharap Nian Yu akan mengatakan sesuatu duluan padanya, tapi Nian Yu malah langsung mengeloyor pergi tanpa mengucap sepatah kata. (haha, kasihan!kasihan!)

"Apa-apaan ini? Aku ini pemeran wanita utama dalam drama ini dan aku bahkan belum mengucap kalimat apapun!" gerutu Xing Chen.

Tiba-tiba seorang pria menghampirinya sambil ngegombal. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Zhou Wei dan dia adalah presiden Asosiasi Peduli Wanita... atau dengan kata lain dia adalah playboy yang tidak mau ngaku dirinya playboy.

Dia lalu membawa Xing Chen keliling kampus sambil memperkenalkan Four Leaf College adalah universitas seni swasta bergengsi yang rata-rata mahasiswanya adalah anak-anak orang kaya.

Beberapa tipe orang yang bisa Xing Chen jadikan teman misalnya Chu Yao yang mereka sebut 'Pangeran' atau Nian Yu yang pintar dan profesional.

Zhou Wei mengklaim dirinya juga seorang legenda di kampus, dia punya julukan 'Mahasiswa baru permanen'. (Pfft! itu namanya nggak lulus)

Dia mengklaim kalau Tuhan menginginkannya jadi mahasiswa baru terus makanya tiap tahun dia selalu jadi mahasiswa baru.

Tapi Xing Chen yakin kalau Zhou Wei terus mengulang jadi mahasiswa baru hanya demi melihat-lihat gadis-gadis cantik.

"Sekarang aku tahu, Tuhan menginginkanku mengulang setahun adalah demi kau, Malaikat cantik"

"Berhentilah lebai! Oh yah, aku mau menanyakan tentang seseorang. Orang yang bernama Yu Yang Yang, siapa dia sebenarnya?"

Zhou Wei mengklaim kalau Yang Yang itu spesial case. Dia sebenarnya biasa-biasa saja, keluarganya cuma penjual sup ikan. Tapi karena ayahnya pernah menyelamatkan rektor, dia jadi masuk kampus ini. Tak lama kemudian, seorang pria lain mendatangi mereka. Zhou Wei memperkenalkannya sebagai Lan Ching Fan, si gorila besar.

"Apa kabar? Kau tampak sangat... gagah" sapa Xing Chen canggung.

Zhou Wei lalu mengajaknya masuk kelas. Tapi Xing Chen tak mau dan beralasan mau keliling kampus dulu. Padahal sebenarnya dia masuk ke area kolam renang. Niatnya mau diam-diam memotret cowok-cowok cakep nan s**si ala-ala paparazi. Tapi setibanya di sana, kolam renang malah kosong.

Karena tak ada orang, Xing Chen memutuskan keluar dari persembunyiannya tapi saat itulah dia melihat dua orang pria di dalam kolam sedang latihan pernafasan.

Xing Chen langsung heboh memotreti mereka saat tiba-tiba saja sebuah tangan menjawil bahunya. Saking fokusnya ke target, Xing Chen asal menampik tangan jahil itu dengan kesal.

Tapi tangan itu terus menjawilnya. Kesal, Xing Chen langsung membentak orang itu dan langsung terdiam melihat orang yang di hadapannya ternyata Nian Yu.

Curiga dengan apa yang dilakukan Xing Chen, Nian Yu langsung menuntut Xing Chen untuk memberikan kameranya.

Xing Chen menolak, dia cuma lagi melakukan pemotretan kok. Tapi Nian Yu tak percaya dan berusaha merebutnya, jadilah mereka rebutan hingga tak sengaja Xing Chen terjatuh menimpa Nian Yu.

Yang jadi masalah, Nian Yu lagi-lagi tak sengaja menyentuh d**a Xing Chen. Sontak Xing Chen menjerit heboh dan langsung menghajar Nian Yu sambil menuduh Nian Yu melakukannya dengan sengaja.

"Jiang Nian Yu! Jangan pikir kau boleh melakukan apapun padaku hanya karena kau menyelamatkanku dari kolam!"

Tak terima, Nian Yu langsung membela diri "Aku bahkan tidak mau mengambil keuntungan darimu!"

"Apa maksudnya itu?!"

Mengacuhkan protesnya, Nian Yu melihat hasil jepretan kamera Xing Chen dan mendapati Xing Chen memotret dua pria di kolam yang jelas-jelas menunjukkan foto itu diambil diam-diam. Pemotretan apanya?!

Tepat setelah Xing Chen pergi, Nian Yu menemukan buku diary-nya Xing Chen yang terjatuh.

Xing Chen langsung merebut kameranya. Sebelum pergi, dia memperingatkan Nian Yu untuk tidak memberitahu siapapun tentang kejadian di kolam waktu itu dan kejadian hari ini... "Kalau tidak akan kubunuh kau!"

Xing Chen datang terlambat ke kelas musiknya dan mendapati gurunya ternyata cukup keras. Setiap mahasiswa yang salah memainkan nada, langsung dihukum pegang seember air.

Bahkan awalnya, dia hampir tidak diizinkan mengikuti kelas karena terlambat. Tapi setelah menjelaskan kalau dia mahasiswa baru, Pak Guru akhirnya mengalah dan mempersilahkannya mengikuti kelas.

Tak suka dengan cara mengajar Guru, Xing Chen langsung terang-terangan mengajukan protes dan meminta Guru untuk menghentikan hukuman semacam ini.

Pak Guru tak terima langsung menyindir mereka sebagai anak-anak orang kaya manja yang tidak tahu bagaimana cara menghormati aturan dan menyatakan dirinya sebagai guru jauh lebih mengerti cara meningkatkan kemampuan bermusik mereka.

Xing Chen langsung menantang Guru untuk taruhan. Guru boleh memilih lagu apa saja dan dia yang akan memainkannya "Jika aku, Lin Xing Chen, salah memainkan satu nada saja maka aku akan berdiri di sana sebagai hukuman setiap kali aku masuk kelas ini. Tapi jika aku tidak membuat kesalahan, tolong hentikan hukuman semacam ini. Bagaimana?"

"Menarik. Kau bilang aku boleh memilih lagu apapun yang ku mau? Kalau begitu mainkan Liszt's Transcendental Étude No. 5, Feux follets/ Wills o' the Wisp"

Mahasiswa yang lain langsung heboh, itu kan musik yang sangat sulit, mereka yakin kalau Xing Chen tidak akan bisa memainkannya.

Tapi Xing Chen sendiri tampak santai dan percaya diri. Saat Xing Chen berjalan ke depan piano, Yang Yang yang juga cemas dan ragu, berusaha menghentikan Xing Chen. Zhou Wei juga cemas dan meminta Chu Yao untuk memikirkan sesuatu. Tapi Chu Yao cuma bisa diam.

"Zheng Chu Yao! Bersiaplah untuk berlutut di bawah kakiku!" batin Xing Chen sebelum akhirnya dia duduk di depan pianonya dan membuat semua orang termasuk Guru tercengang bukan main melihat permainan pianonya.

Di tengah-tengah permainan, dia melihat Nian Yu melihatnya dari jendela. Gara-gara itu, Xing Chen jadi teringat kembali dengan kejadian tadi hingga tak sengaja dia salah memainkan satu nada dan hal itu disadari oleh Pak Guru dan Nian Yu.

Xing Chen cepat-cepat menguasai dirinya dan kembali berkonsentrasi ke permainan pianonya. Begitu dia selesai, semua orang sontak bertepuk tangan kagum, termasuk Pak Guru.

Akan tetapi, walaupun dia berhasil menyelesaikan permainan pianonya dengan baik dan semua orang bertepuk tangan untuknya, tapi Xing Chen tidak senang, Pak Guru pun memberinya tepuk tangan tapi dengan senyum sinis.

Semua itu karena mereka berdua sama-sama menyadari kalau tadi Xing Chen sudah salah memainkan satu nada.

Tiba-tiba Nian Yu masuk. Dia mengaku pada Pak Guru bahwa tadi dia kebetulan lewat dan mendengarkan permainan pianonya Xing Chen dan dia ingin mengutarakan pendapatnya.

Sama seperti mereka, dia juga menyadari adanya perbedaan nada yang Xing Chen mainkan dengan yang ada di notasi musik. Pak Guru langsung kepedean mengira dia sudah menang.

Tapi... Nian Yu mengklaim pada jamannya Liszt (pencipta musik ini), musik ini terbagi antara chord dan melodi, dan Xing Chen sepertinya menggunakan skala melodi dalam permainannya tadi. Bukankah menggunakan skala melodi itu lebih sesuai dengan gaya Liszt?

Senyum Xing Chen seketika mengembang lebar mendengar pendapat Nian Yu itu. Dan yups, Xing Chen pun menjadi pemenangnya. Semua teman sekelasnya bersorak dan Pak Guru cuma bisa terdiam malu.

Dalam perjalanan keluar kelas, Zhou Wei nyerocos mengagumi Xing Chen. Tapi Chu Yao tidak merasa Xing Chen itu hebat, itu cuma karena Xing Chen bisa bermain piano dengan baik dan apa yang dilakukannya tadi hanya supaya mereka menyukainya.

"Kukasih tahu yah, dia itu pasien yang menderita sindrom putri. Jangan tertipu olehnya"

Bukankah bagus menyandingkan sindrom putri dengan sindrom pangeran bersama?"

Di sana, Chu Yao melihat Yang Yang sedang termenung sedih. Chu Yao langsung menghampirinya dengan cemas, ada apa dengan Yang Yang.

Yang Yang mengaku bahwa dia cuma memikirkan Xing Chen. Chu Yao lagi-lagi langsung salah paham, mengira Xing Chen membully Yang Yang lagi.

Tepat saat itu, Xing Chen datang dan mendengarkan mereka berdua membicarakannya.

Yang Yang menyangkal dugaan Chu Yao dan menjelaskan bahwa maksudnya adalah dia merasa Xing Chen sangat mempesona. Bukankah semua orang biasanya akan menyukai wanita seperti dia?

Chu Yao tak sependapat, menurutnya Xing Chen itu cuma wanita alay yang ingin tampil keren.

"Semakin dia begitu, semakin aku membencinya!

Tak terima, Xing Chen langsung melabraknya. Chu Yao dengan kesalnya menegaskan bahwa dia membenci segala hal yang ada dalam diri Xing Chen lalu menuntun Yang Yang menjauh darinya, agar Yang Yang tidak ketularan sindrom putrinya Xing Chen.

Xing Chen hanya bisa terdiam sedih di sana dengan sedih, tanpa menyadari Nian Yu yang memperhatikannya dari kejauhan.

Saat mereka makan siang bersama, teman-teman Chu Yao langsung mengkonfrontasi sikap kasar Chu Yao pada Xing Chen yang jelas-jelas tidak berbuat kesalahan apapun.

Chu Yao tak setuju, Xing Chen yang sekarang masih sama seperti saat dia kecil dulu. Dan yang pasti, dia tidak akan pernah meminta maaf pada Xing Chen.

"Permintaan maaf itu terlalu serius. Candle-lit dinner lebih sempurna" saran Zhou Wei

"Aku mengajaknya kencan? Memangnya dia mau datang?"

"Bagaimana kau tahu kalau dia tidak akan datang? Dia mungkin menyukaimu"

Selama mereka berdua sibuk bicara doang, Lan Ching Fan sudah bergerak duluan membantu membooking tempat di restoran untuk kencan Chu Yao dan Xing Chen.

Sementara itu di tempat lain, si bos mafia sedang marah besar pada anak buahnya setelah mengetahui ponselnya tertukar. Masalahnya, informasi paling penting perusahaan mereka ada di dalam ponsel itu.

"Temukan ponselku, atau kau akan berakhir seperti ini!" ancam Bos mafia sambil melempar ponselnya Xing Chen sampai hancur.

Ketakutan, si anak buah mafia menyelamatkan ponsel itu untuk mencari tahu pemilik ponsel itu dan mendapati foto Xing Chen. Si mafia mengenalinya sebagai gadis yang bertubrukan dengannya malam itu. Waduh! bahaya!

Xing Chen pulang dengan langkah lesu dan mendapati ibunya sedang duduk di ruang tamu. Nyonya Chen langsung penasaran melihat wajah murung Xing Chen, apa dia dan Chu Yao bertengkar di hari pertama mereka kuliah?

Xing Chen berbohong menyangkalnya. Nyonya Chen memperingatkan Xing Chen untuk selalu ingat akan statusnya, dia adalah seorang putri. Jadi di hadapan orang lain, dia hanya boleh menunjukkan sisi terbaiknya. (jadi orang kaya susah juga rupanya yah xD)

"Tapi aku sudah berusaha menunjukkan sisi terbaikku pada Zheng Chu Yao" gumam Xing Chen

"Apa maksudmu?"

"Tidak, aku cuma bilang kalau ibu benar"

"Baguslah kau tahu. Chu Yao mengundangmu makan malam besok"

Jelas saja Xing Chen kaget dan merasa aneh. Apa Chu Yao itu punya kepribadian ganda? Sikapnya sangat kejam di siang hari, tapi di malam hari malah mengajaknya kencan.

Tak lama kemudian dia mendapat sms dari Zhou Wei yang memberitahunya bahwa Chu Yao sebenarnya merasa menyesal tapi terlalu malu meminta maaf secara langsung.

"Terlalu malu meminta maaf secara langsung? Kau pikir kau itu anak umur 3 tahun?"

Asistennya datang sesaat kemudian dengan membawakan gaun pilihan Nyonya Chen untuk kencan Xing Chen besok. Dia juga melapor bahwa dia belum bisa menemukan orang yang Xing Chen cari.

Mendengar itu malah mengingatkan Xing Chen akan insidennya dengan Nian Yu di kolam tadi pagi. Kenangan yang sontak membuatnya malu dan memberitahu asistennya kalau dia sudah bertemu dengan orang itu.

"Benarkah? Dia penyelamat nona jadi kita harus berterima kasih padanya dengan baik"

"Tentu saja. Aku akan berterima kasih padanya dengan sangat-sangat-sangat baik" desis Xing Chen dengan penuh dendam

Saat sedang mengambil handuk, tak sengaja Nian Yu menjatuhkan buku diarynya Xing Chen. Penasaran, akhirnya dia membuka buku diary itu dan mendapati isinya ternyata gambar-gambar kartun. Ada juga gambar dirinya tapi tulisan Xing Chen tentang dirinya penuh dengan kata-kata makian.

Walaupun punya banyak koleksi baju mewah, tapi demi tekadnya membuat Chu Yao bertekuk lutut padanya, Xing Chen tidak mau berdandan sembarangan ke acara makan malamnya nanti. Mengingat Chu Yao sehari-harinya lebih banyak memakai kaos yang dpadukan dengan jam tangan, Xing Chen menyadari Chu Yao menyukai gaya polos dan sederhana.

Xing Chen pun memutuskan pergi ke salon langganannya dan minta di-makeover dengan gaya sedikit s**si dan mewah tapi tidak over dan tetap menunjukkan kesederhaan. Jika dia puas dengan hasilnya, dia akan bayar lebih.

Tim salon langsung antusias dan memutuskan untuk mendandani Xing Chen dengan tema Little Star.

Maka dimulailah misi makeover-nya Xing Chen yang penuh siksaan tapi Xing Chen bertahan. Dia bahkan sampai harus merelakan kuteks-nya yang mewah dan berhias permata hanya demi konsep sederhananya ini dan terpaksa menolak makanan yang ditawarkan tim salon walaupun sepertinya dia lapar.

Tak disadarinya, si Beruang Nian Yu ada di luar salon, sedang bekerja membagi-bagikan selebaran dan memperhatikannya dengan simpati saat dia harus bertahan demi menyelesaikan makeover-nya.

Tak berapa lama kemudian, makeover-nya Xing Chen akhirnya selesai juga dan Xing Chen puas dengan hasilnya.

Lagi-lagi, Xing Chen tiba duluan di tempat janjian mereka. Saat dia ingin memesan, dia malah mendapati Yang Yang sedang bekerja di sana sebagai pelayan. Xing Chen sungguh tak percaya, kenapa Yang Yang juga ada di sini?

"Apa ini drama komedi? Siapa sebenarnya pemeran utama drama ini?"

Yang Yang sendiri agak takut dan tak enak melihat Xing Chen. Dia berusaha menghindar dengan mundur. Tapi malah tak sengaja menubruk seorang pelanggan yang baru berdiri dan sup yang dibawanya terciprat mengenai tas pelanggan itu. Pelanggan itu sepertinya teman sekelas mereka juga karena dia mengenal Yang Yang.

Yang Yang berusaha meminta maaf berkali-kali. Tapi gadis itu sangat marah dan mengatai Yang Yang gadis berhati jahat yang cemburu dengan kekayaannya, dia bahkan menuduh Yang Yang sengaja karena Yang Yang iri melihatnya punya tas branded baru.

Awalnya Xing Chen cuek, tapi kemaran gadis itu cukup menarik perhatiannya. Xing Chen mengenali gadis itu sebagai pewaris Lie Xi jewelry dan sepertinya dia tahu temperamen gadis itu saat dia membatin bahwa Yang Yang bakalan menderita karena harus berhadapan dengan gadis itu.

Yang Yang ingin mengelap tas gadis itu. Tapi gadis itu malah semakin marah melarang Yang Yang menyentuh tasnya yang dia klaim limited edition. Tapi bahkan dari meja seberang, Xing Chen langsung bisa tahu kalau itu tas imitasi.

Yang Yang sudah minta maaf berkali-kali tapi gadis itu terus marah-marah nggak jelas dan menuduh Yang Yang sudah mempermalukannya di hadapan teman-temannya.

Berniat menyelamatkan Yang Yang dari gadis itu, Xing Chen meminta sebuah pemantik api pada seorang pelayan lalu mendekati mereka dan mengkonfrontasi tas palsu yang diributkannya sedari tadi.

Si Gadis tak terima tasnya dikatai palsu, ini tas limited edition yang harganya sangat mahal dan dia pesan secara khusus dari Italia, tahu!

Xing Chen langsung tertawa geli mendengarnya "Nona, pada tahun 2015, tas ini di-release dalam dua edisi, tapi tidak ada warna seperti ini. Tahun 2014 ada warna seperti ini, tapi yang di-release bukan tas edisi ini"

Masih tak terima dan menolak mempercayainya, gadis itu menunjukkan kartu keanggotaannya. Tapi Xing Chen dengan tenangnya mengklaim itu kartu palsu.

Bahkan untuk membuktikan keaslian kartu itu, Xing Chen menantang gadis itu untuk membakarnya, jika tas itu palsu maka akan tercium bau asam.

Gadis itu langsung tegang tapi tetap ngotot menolak mempercayai Xing Chen dan mengklaim tasnya tidak palsu karena dia bayar mahal untuk tas ini.

Gadis-gadis lain yang menonton pertengkaran mereka sedari tadi, langsung bergosip ria. Mengolok pewaris Lei Xi Jewelry ternyata tidak bisa membedakan tas asli dan palsu, jangan-jangan perhiasan yang dijual keluarganya juga palsu?

Malu dan tak terima, gadis itu langsung membanting tasny dan menginjak-injaknya untuk membuktikan kalau tas itu kuat dan tidak mudah rusak, jadi itu tas asli. Tapi Xing Chen dengan santainya mengklaim bahwa terlepas dari kuat tidaknya tas itu, tas palsu tetap saja palsu.

Kau punya hak apa berani mengatai tasku palsu? Kau yang palsu! Hidungmu palsu, d**amu palsu. Kau palsu dimana-mana! Bahkan pernikahanmu pun palsu. Pangeran Yao tidak akan menikahimu, dia tidak pernah mencintaimu. Ingat baik-baik, Lin Xing Chen. Aku pasti akan membuatmu membayar semua ini!"

Xing Chen santai saja menghadapi ancamannya "Kau? Orang yang bahkan tidak bisa membedakan tasnya asli atau palsu? Kau bahkan tidak pantas mengangkat sepatuku"

Kesal, gadis itu langsung melampiaskan kemarahannya dengan membanting piring sampai pecah di hadapan Xing Chen. Malu, teman-temannya gadis itu akhirnya menyeret gadis itu pergi dari sana.

Yang Yang langsung menggenggam tangan Xing Chen dan berterima kasih padanya. Tapi Xing Chen tak nyaman dan langsung melepaskan genggaman tangan Yang Yang. Dia mengklaim kalau dia hanya tak suka melihat gadis itu meributkan tas palsu.

Yang Yang memperhatikan bajunya Xing Chen kotor. Dia berusaha melapnya, tapi Xing Chen tak mau dan langsung mendorongnya hingga Yang Yang terjatuh dan tangannya tergores. Tapi tepat saat itu juga, Chu Yao datang dan jelas dia langsung salah paham lagi, mengira Xing Chen membully Yang Yang lagi.

Yang Yang berusaha menjelaskan tapi Chu Yao tidak percaya. Dia benar-benar kecewa pada Xing Chen, dia kira kalau dia mungkin salah paham pada Xing Chen tapi ternyata tidak, Xing Chen benar-benar menderita sindrom putri. Wanita yang agresif dan bossy. Dia sudah punya segalanya, tapi kenapa dia terus membully Yang Yang?

Mungkin karena terlalu malas menjelaskan dan kesal juga dengan kesalahpahaman Chu Yao padanya, Xing Chen mengakui kalau dia memang membully Yang Yang karena dia tidak tahan melihat kepengecutannya.

Kesal, Chu Yao langsung menyiram Xing Chen dengan air. Xing Chen dan Yang Yang shock, Yang Yang berusaha menjelaskan tapi Chu Yao sama sekali tak mau dengar dan langsung menyeretnya pergi.

Xing Chen berjalan linglung di tengah derasnya hujan. Saat asistennya menelepon, Xing Chen pura-pura tegar dan berbohong mengatakan kalau dia mau nonton bersama Chu Yao. Lebih sialnya lagi, kakinya tak sengaja keseleo hingga dia terpaksa harus duduk di sana.

Walaupun dia berusaha tegar, tapi pada akhirnya dia memluk dirinya sendiri dan menangis seorang diri, teringat akan semua ucapan ibunya dan kritikan pedas semua orang terhadapnya.

Hujan terus mengguyur membasahinya, tapi tiba-tiba seseorang datang memayunginya tanpa mengucap sepatah kata.

Saat Xing Chen menengadah, dia mendapati Beruang lah yang datang memayunginya. Seketika itu pula tangis Xing Chen pecah sementara Beruang Nian Yu hanya diam dan membiarkan Xing Chen meluapkan kesedihannya dalam pe lukannya.

Saat Xing Chen mulai tenang, Beruang membantu memakaikan perban pada luka kakinya.

"Terima kasih, Kesatria Beruang" ucap Xing Chen sembari memayungi Kesatria Beruangnya.