Jeni berjalan menuju altar di gandeng oleh sean.
"Terimakasih sudah mau menerima kembali anak saya" bisik sean merasa bersalah.
"Terimakasih juga karena anda dan keluarga anda sudah menerima saya dan anak anak saya" balas jeni
"mereka adalah cucuku jadi sewajarnya saya menerima kalian." lanjut sean
Acara pemberkatan pernikahan berjalan lancar saat ini mereka semua sedang mengadakan resepsi di sebuah hotel mewah di kota T.
"Apa kamu lelah?" ucap Ray
"Berhenti bertanya aku lelah atau tidak. apa kamu tidak lihat audrey sudah tertidur disana" ucap jeni menunjuk arah geanha dan sean.
"Biarkan saja. kan audrey sama mami dan papi gak perlu khawatir" ucap ray sembari memeluk jeni. "Terimakasih masih memberiku kesempatan untuk memperbaiki segala kebodohanku" ucap ray sembari menyandarkan kepalanya di bahu jeni
"Ya aku tau kamu dari dulu memang bodoh. bisa bisanya kamu kena jebakan pesaing bisnis kamu sendiri" lanjut jeni dengan nada meremehkan
"Bagaimana aku tidak terjebak jika mereka menggunakan gadis polos seperti kamu" ucap ray
"Aku sudah bukan seorang gadis, aku seorang ibu" ucap jeni
"Ya kamu adalah ibu dari semua anak anakku " ucap ray sembari mencium pipi jeni
Setelah acara selesai ray memilih membawa audrey dan jeni kembali ke mansion miliknya. Ray menggendong audrey yang tertidur ke kamar milik audrey dan merebahkan diatas ranjang.
"Terimakasih sayang. papi minta maaf karena sudah membuat kamu dewasa sebelum waktunya. papi menyayangi kamu" ucap ray lalu mengecup kening audrey
Ray pun keluar dari kamar audrey dan berjalan menuju kamarnya. Sayup sayup ray mendengar suara tawa jeni dari dalam kamar seketika itu juga wajah ray langsung mengukir senyum. Ray membuka pintu kamar dan melihat jeni yang sedang rebahan di atas ranjang hanya menggunakan Bra dan CD.
"Apa kamu sedang menggodaku sayang" ucap ray menghampiri jeni lalu merebahkan tubuhnya disisi jeni.
"Hentikan pikiran mesum kamu ray. tadi aku sudah mau memakai piyamaku tapi tiba tiba mereka menendang nendang jadi aku berbaring dulu sampai keaktifan mereka selesai" ucap jeni sembari mengusap benjolan di perutnya.
"Ya tuhan. mereka sepertinya bahagia karena kamu dan aku menikah" ucap ray sembari mengusap perut jeni
"Ya sepertinya begitu" ucap jeni memfokusnya pandangannya pada perutnya dan itu tampak menggemaskan bagi ray. Ray langsung meraup bibir jeni dan melumatnya penuh gairah.
"Eeeuggghhh" desahan keluar dari mulut jeni.
"Aku merindukan tubuhmu sayang" ucap ray sembari menurunkan ciumannya ke leher jeni dan menciptakan kissmark disana setelah selesai ray tersenyum puas kepada karyanya itu. Setelah itu ray menciumi,memilin dan menghisap payudara jeni hingga desahan terus keluar dari mulut jeni. Ray yang sudah tidak mampu menahan gairahnya itu pun melepaskan semua pakaiannya dan seketika mata jeni membulat melihat pusaka berurat disana.
"Hei sayang, bisakah kamu berhenti mengangguminya? bukankah kamu sudah merasakannya?" ucap ray menggoda jeni
"Ya aku sudah merasakannya dan dia menghasilkan tiga anak untukku" ucap jeni tetap dengan wajah terbengongnya
"Untuk kita sayang" ucap ray lalu mengarahkan pusakanya untuk masuk kedalam liang kenikmatan milik jeni.
"Awww,, pelan ray atau kamu akan melukai anak anakku" ucap jeni
"Baiklah sayang aku akan melakukannya perlahan agar anak anakku tidak terluka" ucap ray sembari mencium perut buncit jeni.
"Aahhh,,aaahh fast rayyy" teriak jeni sudah tidak mampu menahan gairahnya
"Siap baby" ray pun mempercepat gerakannya dan tak lama terdengar suara erangan dari mereka berdua yang bertanda jeni dan ray sudah pada puncak kenikmatan mereka.
"Sekarang kamu istirahat, aku tidak ingin anak anakku kekurangan waktu istirahat mereka" ucap ray sembari menyelimuti tubuh jeni hingga leher.
"Kamu yang membuat mereka kekurangan waktu istirahat" ucap jeni
"Kamu juga menikmatinya sayang" ucap ray menarik jeni ke dalam pelukannya.
Ray terbangun saat sinar matahari mengarah ke wajahnya. lengan ray perlahan meraba raba sisi lain ranjangnya dan tidak mendapati jeninya disana. Ray bergegas memakai boxernya lalu dengan berlari ia mencari jeni di seluruh ruangan dan melihat jeni berada di dapur. Ray pun langsung memeluk tubuh jeni dari belakang.
"Ada apa?" tanya jeni saat merasa ada sepasang tangan yang memeluknya erat.
"Aku cuma takut jika pernikahan kemarin hanya mimpi dan pagi ini aku tidak menemukan kamu di kamar" ucap ray sembari membenamkan wajahnya di ceruk leher jeni.
"Aku harus menyiapkan sarapan untuk kita semua dan tadi aku sudah membangunkan kamu tapi kamu tidak bangun bangun juga jadi aku meninggalkan kamu" ucap jeni sembari menyusun pancake di piring.
"Mami papi kalian sedang apa?" teriak audrey membuat ray dan jeni terkejut.
"Morning my boy" ucap ray menghampiri audrey yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya
"Sebaiknya papi mandi dan mengantarku sekolah. tubuhmu sangat bau papi apa dari kemarin kamu tidak mandi?" ucap audrey sembari menutup hidungnya membuat jeni menahan tawanya
"Oke oke papi akan mandi setelah,,," ucap ray terpotong karena ia mencium pipi audrey
"PAPI KAU SANGAT MENJIJIKAN" teriak audrey sembari mengusap kasar bekas ciuman ray
"Morning anak kesayangan mami" ucap jeni mencium kening audrey
"Morning mami dan morning adik adik" ucap audrey sembari mencium perut jeni
"Apa kamu yakin mau sekolah?? tidak capek?" tanya jeni sembari mengusap rambut audrey
"Aku harus sekolah mami. agar aku bisa cepat besar dan membawa mami pergi dari papi yang menjijikan itu" ucap audrey di sambut tawa jeni
"Apa kalian sedang mentertawakan papi?" ucap ray yang sudah rapi dengan memakai kemeja santai berwarna hitam.
"PAPI SANGAT MENJIJIKAN" ucap audrey sembari melahap pancakenya.
"Hey sayang kenapa kamu sangat membenci papi" ucap ray sembari duduk di sisi audrey
"Karena papi malas mandi" ucap audrey dan kembali di sambut tawa jeni
"Bahagiakah kamu melihat suamimu di hina oleh anak sendiri?" ucap ray pura pura kesal
cup
Jeni mencium bibir ray membuat ray langsung tersenyum.
"Mami papi kalian benar benar menjijikan melakukan hal mesum di depan anak di bawah umur" ucap audrey kesal