setelah lelah bekerja seharian, Fariz bersantai di tepi kolam renang. Menenangkan diri dengan mata tertutupi oleh sebuah kain. Ya, sebuah kain yang selalu menemani selama 3 tahun terakhir ini. Dia sangat jelas mengingat setial detail kejadian itu. sebuah wajah yang menghawatirkan dirinya, di setiap gerakan saat gadis itu menolongnya, lalu di tambah wangi aroma tubuhnya, saat mengantarkan dirinya kerumah sakit dengan mengikat sebuah kain untuk menyatukan tubuh Fariz dengan tubuh nya, supaya aku tidak terjatuh. Dan kain itu sampai sekarang terus bersamanya. Seolah sudah jatuh hati pada gadis yang telah menolongnya, hingga dia berharap pada takdir supaya mempertemukan kembali dengannya....
.... .... .... .....
"kakak,.... kakak.... kakak....,bangun" seorang gadis sedang mengguncang ngguncang tubuh Fariz. "sekarang sudah malam, papah sama mamah bentar lagi pulang". kata gadis itu, yang tak lain adalah Anastasya adik Fariz.
Fariz pun menarik kain yang menutupi matanya, dan mengalihkan pandangannya ke arah adiknya. "lah terus emangnya kenapa Tasya? kalau mamah dan papah pulang!!, kok kamu heboh banget."
"iya kan aku hanya merasa senang aja, mamah sama papah kan jarang pulang, jadi aku berencana u mengajak kakak untuk memasak bersama, untuk menyambut kepulangan papah sama mamah." Tasya sangat antusias.
"hmm, apanya yang mengajak, lebih tepatnya tuh, kamu ingin menyuruh kakak untuk masak kan?" Fariz menjetikkan jarinya ke jidad Tasya.
"kok kakak tau sih, hehe..."Tasya ketawa
"baiklah, yuk kita belanja bahan makanan dulu" Fariz pun beranjak pergi di ikuti oleh oleh adiknya.
###################....##############
...
*saat di toko swalayan..
Kayra sedang belanja sayuran dan beberapa kebutuhan dapur. Saat sedang memilih sayuran, tiba tiba ada yang menyapanya dari belakang.
"hai kak Kayra!!" Kayra pun menoleh kebelakang, dan melihat Tasya "Hay juga Tasya, kamu sedang ngapain disini?".
"aku sedang menemani kakak ku belanja" Tasya menjelaskan.
"ooh, kamu ngga ikut belanja?" (Kayra)
"ngga, semua belanjaan kakakku yang akan akan membelinya, aku hanya jalan jalan, terus melihatmu disini". (Tasya)
"hmmm, baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya, karena aku sudah selesai" Kayra pun hendak pergi sambil mendorong trolinya..
"kak Kayra tunggu dulu!!"(Tasya)
"ada apa Tasya?"(Kayra)
"kak, mau ngga kenalan sama kakak ku?"(Tasya)
"hmm, memangnya kakak kamu di mana?"(Kayra)
"tuh di belakang kakak, lagi jalan kesini!!" sambil menunjuk, lalu melambaikan tangannya ke arah Fariz, lalu Tasya berteriak "kak Fariz aku disini".
Fariz Bun berjalan sambil mendorong troli menghampiri Tasya.
"kamu ya, menghilang mulu, dari tadi kakak udah selesai dan keliling nyariin kamu, tapi kamu malah disini!!"Fariz terus mengomel tanpa memperhatikan kalau disampingnya ada seseorang.
"sorry kak,(Tasya merasa bersalah) tadi aku hanya jalan jalan, lalu melihat kak Kayra sedang belanja, jadi aku mengobrol deh" Tasya lalu memalingkan kepalanya kearah Kayra.
"oh ya kak Kayra, kenalin ini kakak ku namanya kak Fariz" Tasya lalu menoleh ke kakaknya, "kak kenalin ini kak Kayra"
Fariz dan Kayra pun saling memandang diam sebentar, lalu mereka saling berjabat tangan.
"Kayra"
"Fariz"
Hening beberapa saat, Kayra merasa heran karena Fariz tidak segera melepaskan tangannya. Dia pun menoleh ke Tasya. Tasya pun tahu maksud dari tatapan Kayra.
"uhuk... uhuk.... uhuk, kak Fariz aku tahu kalo kak Kayra itu cantik, apakah kakak langsung jatuh cinta padanya?"
Fariz pun tersadar, segera di melepaskan tangannya. "hmmm, sorry aku tak bermaksud, kupikir tadi aku hanya berhalusinasi, karena kamu mirip seseorang yang kukenal."
"ngga papa kok, memang sudah biasa, banyak orang yang berkata seperti itu!!"Kayra pun memberikan senyuman yang pantas, untuk mengurangi suasana canggung.
"maksud mu apa?"Fariz mencoba mencerna kata-kata Kayra.
"ngga ada apa apa kok" Kayra lalu memandang Tasya."(sambil menengok kearah jam tangan nya) Tasya sudah dulu ya, kurasa kakak sudah melewati batas waktu belanja, nanti Bi Inah khawatir"
"baiklah kak, hati hati pulang nya ya"(Tasya)
Kayra pun melambaikan tangan ke Tasya, lalu menoleh kearah Fariz dan memberi senyum sapa biasa, karena merasa tak enak hati meninggalkan mereka...