Chereads / ALDRICH DAYRI : Confusing Adventure / Chapter 2 - City of Prosperity, part 1

Chapter 2 - City of Prosperity, part 1

Vaksym 3 bulan yang lalu.

Roisage seorang pria muda mendekati umur tiga puluh tahun dengan wajah yang tampan, rambut hitam mengkilat dan mata biru cerah berdiri memandangi kota yang dipimpinnya dari aula atas gedung pemerintahan. Tidak susah untuk melukiskan kota yang dilihatnya saat ini. Bayangkan saja sebuah Kota modern yang indah dengan alamnya yang tidak kehilangan eksistensinya, rakyatnya makmur, bentengnya kokoh dengan prajurit terbaik se-provinsi. Gedung-gedung menjulang sampai ke awan, kendaraan laut, udara, dan darat dengan tenaga VIRTUS berkeliaran di mana-mana. Langitnya indah dan sungai mengalir memotong kota menjadi 2 bagian dan langung menuju ke teluk kota yang berada di sebelah timur kota. Dan mengelilingi kota itu terdapat hutan silva, hutan indah dengan mitos keangkerannya.

Roi memandangi keindahan kota dari gedung paling tinggi yang berada di kota ini, terletak di atas satu-satunya bukit yang berada di tengah kota, MONTIS INCENDIO (bukit api). Tidak seperti namanya yang menyeramkan, bukit ini terlihat sangat indah apabila dilihat dari permukiman rakyat di bawah sana, 'Setidaknya itulah yang terlihat.' pikir Roi. Mereka tidak tahu kekuatan apa yang tersimpan di bawah bukit ini. Kekuatan yang akhir-akhir ini terus menghantuinya. Bukan karena itu dapat membunuhnya - tidak untuk saat ini- tapi karena kekuatan itu sedang mengarahkan taringnya kepada calon anaknya.

Kekuatan itu diberi nama SAVIOR, kekuatan yang tercipta dari benih VIRTUS terbaik. VIRTUS Raja-raja SPEROS terdahulu, benih VIRTUS ini tidak dapat diambil dan di gunakan oleh manusia selain raja, dan benih inilah yang menentukan siapa yang berhak menjadi pemiliknya setelah raja meninggal. SAVIOR akan langsung menghilang ke tempat persembunyiannya apabila raja sebelumnya mati agar tidak dapat dihancurkan. Dan tempat persembunyian itu berada tepat di bawah kaki Roi.

Tidak ada yang mengetahui tempat persembunyian SAVIOR kecuali dirinya sebagai Regen (pemimpin kota) Vaksym dan kedua belas dewan agung atau yang dikenal dengan nama THE GREAT COUNCILS . Maka dari itu banyak orang yang mengincar nyawanya. Tapi bukan itu yang membuatnya khawatir, karena ia adalah salah seorang BELLATOR (pejuang) terbaik di provinsi Orientis. Minggu ini saja sudah ada 3 kali percobaan pembunuhan oleh pasukan MICTLAN KING, dan semuanya dapat dibereskan dengan mudah. Yang membuatnya khawatir, adalah kenyataan bahwa sudah 10 tahun SAVIOR tidak memilih siapa yang akan menjadi pemilik/raja selanjutnya. Dan tiba-tiba saja di masa kehamilan istrinya, Anindira yang sudah memasuki usia 8 bulan, SAVIOR bereaksi yang menunjukkan tanda-tanda akan adanya kelahiran Raja baru dan tanda-tanda itu menunjukkan bahwa tuan Savior selanjutnya, ada dalam rahim istrinya .

'Terlalu naif untuk mengatakan ini sebuah kebetulan' pikir Roi. Dirinya bukan tidak senang kalau memang anaknya lah yang di takdirkan menjadi Raja SPEROS selanjutnya, akan tetapi dia tidak kuat membayangkan cobaan yang akan anaknya dapatkan.

'Jangan berpikir terlalu jauh Roi, kau harus tenang, musuhmu sedang memerhatikanmu dari tempat persembunyiannya'. Roi tidak mau terburu-buru menyimpulkan apapun. Dia harus tenang, karena kabarnya MICTLAN KING sedang mengumpulkan kekuatannya lagi setelah hampir terbunuh pada perang terakhir melawan "HERMIT", Raja SPEROS terakhir yang mati karena mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan pasukannya.

Saat Roi sedang terbuai dalam pikirannya, seseorang mengetuk pintu aula tempat dia berada. Sejenak Roi tertegun dan akhirnya menyuruh orang itu masuk. "Tuan Roi maaf kalau saya mengganggumu, tapi THE GREAT COUNCILS sudah menunggumu di aula utama."

"Benarkah mereka sudah menungguku?" kata Roi dengan raut wajah heran.

"Benar tuan, saya baru saja menerima perintah dari kapten Miqdad untuk memberitahumu"

"Hmmm, begitukah? "

"Kenapa tuan?"

"Apanya yang kenapa?"

"Anda terlihat keheranan."

"Bukan hal yang penting , aku hanya merasa bahwa aku tidak memberitahu siapapun bahwa akan ada pertemuan dengan para dewan"

Raut wajah pengawal itu tiba-tiba berubah menjadi tegang.

"Kemarin aku memang berbicara dengan Kapten Miqdad perihal jadwal pertemuanku dengan THE GREAT COUNCILS, tapi bukan dengan Kapten Miqdad yang asli, aku berbicara dengan klon Kapten Miqdad yang sengaja aku buat untuk mengetahui apakah ada yang memata-mataiku."

"Pertemuanku dengan THE GREAT COUNCILS kali ini adalah pertemuan yang sangat rahasia. Bahkan aku tidak memberitahu istriku sesuatu apapun perihal pertemuan ini"

Muka pengawal itu terlihat ketakutan.

"Ternyata memang ada yang memata-mataiku." ucap Roi sambil mendekati pengawal itu.

"Pasukan MICTLAN memang hebat dalam hal menyamar. Kalian bisa mengubah wajah dam tubuh kalian sama persis seperti manusia."

Pengawal itu mulai panik.

"A–apa maksudmu tuan, k–kau sedang bercandakan?"

Roi terdiam sejenak lalu tertawa lalu berkata "Tentu saja aku sedang bercanda, kalau aku serius sudah menghabisimu dari tadi."

Air muka Roi berubah menjadi serius. Sang pengawal itupun langsung melompat mengambil jarak dengan Roi. Lalu secara tiba-tiba dia menyerang Roi dengan api yang dikeluarkan dari mulutnya.

Dengan santai Roi mengibaskan satu tangannya dan api itupun menghilang sebelum mengenai dirinya.

"Serangan yang cukup cepat. Setidaknya cukup cepat bagi seorang mata-mata amatir sepertimu"

Pengawal yang merupakan mata-mata MICTLAN KING itu terlihat marah.

"APA KAU BILANG? "

"Aku bilang kau amatir. Kau bermaksud membunuhku dengan cara memanggilku untuk rapat dengan para dewan. Dan biar aku tebak, kau sudah menyiapkan jebakan di luar pintu aula. Hmmmm.. kalau aku lihat dengan kemampuan tembus pandang mataku, ada sepuluh daemonium (pasukan iblis) dibalik pintu itu—" ucap Roi sambil menunjuk pintu aula "—kau bermaksud menyergap diriku dan membunuhku begitu aku keluar dari sini. Benarkah begitu? "

Mata-mata itu tersenyum mengerikan, lalu dia tertawa terbahak-bahak lalu berkata dengan nada yang menyeramkan "Aku telah meremehkanmu. Aku memang pernah mendengar bahwa kau memang sangat pintar dan cukup kuat." Roi mengangkat satu alisnya keheranan.

"Cukup? Sepertinya kau salah dengar. Aku tidak cukup kuat, aku hanyalah seorang pimpinan kota—" ucap Roi sambil mengepalkan tangan kanannya "—yang sangat kuat." Sambil berkata seperti itu Roi memukulkan tinjunya ke lantai aula.

Pukulannya sangat keras. Suaranya saja bisa membuat telinga seseorang tuli. Tapi anehnya, lantai yang di tinjunya tidak rusak sedikitpun

"A–apa-apaan itu?" ucap sang mata-mata yang sempat terkejut dengan suara pukulan Roi. Setelah sadar bahwa tidak ada kerusakan apapun yang di perbuat pukulan Roi, diapun tertawa. Roi hanya diam tersenyum sambil mengangkat tangannya dari lantai tempat dia memukul. "Ternyata hanya gertakan. Hanya seginikah kemampuan seorang Pimpinan kota Vaksym."ujar sang mata-mata meledek "Sebenarnya itu bukan hanya gertakan. Pukulanku tadi mengeluarkan energi yang kusalurkan melalui lantai aula menuju dirimu."

Mata-mata itu tiba-tiba saja tidak bisa menggerakkan tubuhnya. ' Energi macam apa ini? aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. ' Air muka Mata-mata itu mulai tegang dan berkeringat.

"Energi itu membuat otakmu tidak bisa mengirimkan perintah kepada tubuhmu untuk bergerak."

"Biar aku beritahu, kau hanya melakukan pekerjaan sia-sia, kau tidak akan bisa membunuhku, aku hanya akan mati kalau aku menginginkannya, dan sekarang aku belum menginginkannya karena masih ada tugas yang harus aku lakukan, aku harus memberitahu THE GREAT COUNCILS bahwa SAVIOR sudah memilih pemilik selanjutnya."

'APA! Aku harus memberitahukan hal ini kepada MICTLAN KING!'

"Aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau ingin memberitahu tuanmu kan? Kau terlalu percaya diri, aku tidak akan membiarkan satu daemonium pun keluar dari sini hidup-hidup."

Mata-mata itu terus berusaha melepaskan energi yang menyandera dirinya. ' Tidak ada cara lain,'

"OFF INCOGNITO. "

Tubuh mata-mata tiba-tiba itu bergetar sangat hebat. Dan sedikit demi sedikit tubuhnya mulai berubah bertambah besar. Seragam pengawal yang di kenakannya mulai robek di semua bagian tubuhnya. Dan saat perubahannya sempurna. Dia sudah tidak menggunakan sehelai kainpun.

Roi menengadahkan kepalanya, karena yang sekarang berdiri dihadapannya bukanlah pengawal yang tadi dia lihat. Sekarang dihadapannya berdiri sesosok makhluk raksasa berukuran lima meter dengan dua tanduk raksasa berwarna coklat dan tubuh kekar hitam legam. Matanya yang berwarna merah menunjukkan bahwa dia sangat marah.

'Minotaur' ucap Roi dalam hati.

"KAU—" ucap sang minatour kepada Roi.

"JANGAN SEKALI-KALI MEREMEHKAN KEKUATAN PIMPINAN MATA-MATA KING MICTLAN!"

"Oooh, jadi kau pimpinannya." Ucap Roi dengan tenang.

"Aku tidak bisa membayangkan seberapa bodohnya bawahanmu karena memilihmu sebagai pemimpin."

"KURANG AJAR!!" Ucap Minatour sambil maju hendak menyerang Roi. Dengan kepalan tangan sebesar tubuh manusia dia menyerang Roi. Tinjunya langsung menghancurkan lantai aula seketika. Dan saat dia mengangkat tangannya— "APA!"— Roi tidak ada disana. Rupanya Roi berhasil menghindari pukulan sang Minatour dan sekarang dia berdiri tepat diatas kepala sang Minatour. Roi memegang salah satu tanduk minatour itu lalu dia melompat dan dengan kekuatan yang menakjubkan dia memutar tubuh sang Minatour dan membantingnya. Roi melompat lalu menyerang sang Minatour dengan api biru yang keluar dari tangannya. Kekuatan serangan Roi sangat dahsyat sampai-sampai tubuh Minatour itu hancur dan langsung mati seketika.

Roi menghela nafasnya, lalu dengan lantang dia berteriak ke arah pintu aula. "Nah, sekarang masuklah kalau kalian ingin membunuhku."

Tiba-tiba saja pintu aula itu meledak dan dari sana masuk sepuluh daemonium berbentuk Minatour yang walaupun tidak berukuran sebesar pemimpinnya tapi tetap saja mereka berukuran raksasa. 'Ternyata perhitunganku tidak salah.' Ucap Roi dalam hati. Para Minatour itu pun langsung berlari menuju Roi untuk membunuhnya. Roi berfikir 'Sudah cukup aku bermain-main disini' lalu dia mengibaskan tangannya dan secara mengejutkan para minatour itu langsung mati dengan tubuh terbelah dua. 'Sudah beres.' pikir Roi. Tapi dia salah, masih ada satu lagi daemonium goblin yang bersembunyi dibalik tirai jendela. 'Orang ini sangat kuat, aku harus segera memberitahu MICTLAN KING bahwa SAVIOR sudah memilih siapa Raja speros selanjutnya.' Goblin ini adalah mata-mata pribadi MICTLAN KING dan dia berada disana tanpa sepengetahuan daemonium lainnya. Saat Roi berjalan ke arah pintu dia pun langsung keluar menuju balkon aula dan terbang ke arah gua yang berada di tengah-tengah hutan Silva tempat MICTLAN KING sedang mengumpulkan kekuatan untuk bangkit kembali.

'Suasana kota ini makin tidak kondusif, aku harus cepat-cepat berbicara dengan THE GREAT COUNCILS dan meminta bantuan mereka untuk mengamankan kota ini dari MICTLAN KING dan pasukannya.'

Roi sebenarnya tidak khawatir dengan keselamatan dirinya, tapi dia khawatir dengan keselamatan para warga dan istri juga calon anaknya. Lalu dia pergi menuju Aula utama tanpa sadar bahwa bahaya besar sedang bergerak menuju kotanya.