Aku berjalan pelan menuju tempat itu, tempat di mana kami pertama kali bertemu. Setelah mengucap salam perpisahan kepada kakaknya, aku bergegas mengunjungi tempat ini, sebuah kursi taman berwarna ungu cerah di pinggiran kota. Kenangan yang dulu kulewati bersamanya, tanpa sadar diputar kembali begitu saja.
Sakit.. Sakit sekali... Tapi, aku tidak bisa berkata apa-apa. Seperti butiran salju, dia terbang dan kemudian menghilang di tengah-tengah keramaian kota.
Aku meletakkan bunga matahari yang sedari tadi ku pegang di atas kursi itu. Bunga ini adalah pemberiannya saat kami pertama kali bertemu. Aku mengembalikannya karena ini adalah miliknya. Ia hanya memintaku untuk menjaga dan merawatnya. Egois bukan, jika aku tidak mengembalikannya?
Tanpa sadar, setetes air hangat membasahi pipiku. Air mata? Kenapa aku harus menangis? Hahaha.. Memalukan sekali..
Cepat-cepat kuhapus air mataku. Kududukkan tubuhku di atas kursi itu. Aku melihat ke atas awan. Butiran salju kini turun lagi memenuhi permukaan bumi.
Kutangkap salah satu salju yang turun dan kupandanginya dengan lembut.
"Aku merindukanmu...", lalu angin meniupnya pergi jauh dari peganganku.