Chapter 3 - Sayap Hitam

"Berani sekali kalian bertingkah seperti itu pada anak hawa di depanku." Kata sosok laki-laki bersayap hitam yang ada di atasku.

Aku melihatnya, laki-laki yang memiliki sayap hitam. Sayapnya berwarna hitam pekat dan berkilau dibawah terangnya bulan seperti obsidian. Sayapnya terbentang lebar, mungkin panjang bentangannya sepanjang 5 meter. Aku melihat sosok laki-laki itu dari belakang. Dia memiliki rambut panjang sampai ke pundak dan tubuh kurus seperti perempuan.

Laki-laki itu perlahan turun dan berdiri diantara aku dan Genderuwo. Dengan satu hempasan tangannya, tangan Genderuwo yang tadinya memegangi lenganku terpotong.

"Akh!!! Bajingan, tanganku!! Kurang ajar kau bocah" Genderuwo meronta kesakitan.

Kuntil Anak dan kedua sosok lainya pun tak tinggal diam. Mereka mencoba menyerang laki-laki bersayap itu bersamaan.

"Jenglot, Hantu Kepala ayo kita ringkus dia!" Kata Kuntil Anak dengan penuh amarah.

Saat mereka bertiga hendak menyerang, laki-laki itu menghempaskan sayapnya. Ketiga hantu itupun terpental sebelum mencapai ke arah laki-laki itu.

"Kali ini kalian masih ku ampuni. Tapi kalau aku melihat kalian menyerang anak Hawa lagi akan kuhabisi kalian." Kata laki-laki itu dengan nada yang penuh dengan kekesalan.

Laki-laki itu menoleh kearahku dan menggendongku dengan kedua tangannya. Saat aku melihat wajahnya, aku begitu terkejut. Laki-laki bersayap hitam itu adalah Garry! Cowo yang begitu dingin dan misterius itu ternyata adalah yang menyelamatkan ku hari ini dari hantu hantu penghuni Gunung Salak. Garry membawaku pergi terbang ke angkasa malam itu. Di atas hutan aku dapat melihat bulan yang begitu indahnya. Aku tidak menyangka kejadian hari ini akan begitu mistis dan penuh dengan kejuatan.

Saat aku terbang bersama Garry, aku menyadari bahwa dia tidak membawaku ke area perkemahan. Dia justru membawaku kearah yang berlawanan.

"Ka.. kamu mau bawa aku kemana?" Tanyaku.

Garry hanya menatap kearahku sejenak dan kembali melihat ke depan tanpa berkata apa-apa. Aku yang melihat tingkahnya menjadi takut. Jangan-jangan aku keluar dari lubang buaya untuk masuk ke kandang harimau.

Tidak lama kemudian Garry mendarat di puncak gunung. Dia menurunkan ku disana kemudian dia mulai memejamkan mata. Seketika itu, sayang besar yang ada dipunggunya menghilang dan berubah menjadi anting ular yang ada di telinga kanannya.

"Hey, dengar. Apa yang kamu liat malam ini, jangan ceritakan kepada siapapun atau aku harus membunuhmu agar rahasiaku tidak terbongkar." Garry berkata padaku dengan nada mengancam.

"Ba..baik, aku tidak akan menceritakannya. Aku juga mau berterimakasih karena kamu sudah menyelamatkanku tadi." Aku berkata padanya dengan suara yang masih bergetar karena ketakutan tadi.

"Heeh, untung saja aku ada disana saat hantu-hantu bodoh itu akan memakanmu. Kalau tidak, pasti kamu sekarang sudah ada di perut mereka."

"Hey! aku masuk hutan juga karena aku mencari kamu. Aku mau minta maaf karena ngeliatin kamu waktu lagi tidur" kataku kesal.

"Hahaha, bodoh sekali manusia ini. Kamu berani-berani masuk hutan berbahay ini sendirian hanya untuk minta maaf padaku." Kata Garry sambil tertawa geli.

"Iyaa, emangnya kenapa!! Kalo bukan gara-gara mau minta maaf sama kamu, aku juga pasti sekarang lagi di tenda bareng yang lainnya." Jawabku

"Denger ya, kamu itu seharusnya kalo mau minta maaf tungguin aja aku balik dari hutan dasar manusia bodoh" Kata Garry sambil menarik pipiku.

"Aduh! Sakit tau!" Kataku kesakitan sambil memukul tangan Garry yang menyubitku. "Kamu ini kenapasih manggil aku anak hawa kalo nggak pake kata manusia, kayak kamu bukan manusia aja!"

"Bicara apa kamu? Bukannya kamu liat sendiri kalo aku ini bukan manusia. Mana ada manusia punya sayap hahh?!" kata Garry dengan wajah mengejek. "Asal kamu tau aja ya, aku ini adalah malaikat jatuh biasanya disebut Fallen Angel atau bisa disingkat The Fallen."

"Fallen Angel? Artinya kamu itu termasuk malaikat yang dulu tidak patuh pada Tuhan dan tidak mau mengakui Adam?"

"Hee.. kamu ternyata tau juga cerita itu ya? Iyaa itu adalah bangsa kami." Kata Garry dengan begitu bangganya.

Aku sudah tidak tau lagi salah apa aku sampai bisa mengalami kejadian diluar nalar ini. Bertemu dengan cowo bermasalah, ketemu hantu dan sekarang Fallen Angel yang menentang kehendak Tuhan.

"Manusia, kamu dengar ya. Mulai sekarang kamu ada dalam pengawasanku. Awas sampe aku melihatmu menceritakan kejadian ini pada orang lain." Kata Garry.

"Manusia.. Manusia.. aku punya nama kali! Namaku Vira!"

"Iyaa, terserah kamu saja manusia ceroboh." Kata Garry sambil memutar matanya. "Kamu mau diantar balik ke camp nggak? Kalo nggak mau yaudah aku balik sendiri aja"

"Yaa maulah!" kataku kesal. Bisa-bisanya dia membawaku ke puncak dan mau niggalin aku disini.

"Okee aku antar kalau gitu" Kata Garry sambil memejamkan mata dan memunculkan sayap hitamnya kembali. "Sini mendekat, kamu ngarep aku yang dateng kearahmu?" lanjutnya.

"Chh.. orang ini!" kataku kesal dalam hati.

Aku berjalan mendekati Garry. Tiba-tiba dia memegang daguku dan menciumku!

"Pah! Kamu ngapainsih? Kurang ajar banget." Kataku dengan penuh amarah. Bagaimana tidak? Itu adalah ciuman pertamaku dan direbut begitu saja oleh orang menyebalkan ini.

"Tenanglah itu cuma jimat keberuntungan hahaha" Kata Garry sambil tertawa.

Garrypun menggendongku dan membawaku pergi dari pucak Gunung Salak. Selama terbang di angkasa, aku terus menatapnya dengan penuh rasa kesal dan jengkel. Saat dia menoleh ke arahku dia hanya tersenyum seakan puas bisa mengerjaiku. Awas saja nanti akan kubalas dia. Aku yang awalnya takut pada Garry dan sekarang mengetahui sifat aslinya seperti ini menjadi tidak takut padanya.

Kami akhirnya mendarat di hutan dekat area camp. Dari sana kami berjalan menuju camp. Saat berhasil keluar dari hutan tiba-tiba Sasa datang memelukku.

"Viraa! Kamu kemana aja. Kita semua khawatir nyariin kamu tau." Kata Sasa sambil menangis.

"Aku tadi penasaran jadi jalan-jalan masuk hutan. Eh, malah nyasar hehe." Jawabku

Garry yang berada disampingku dan mendengar perkataanku menghela nafas sambil memutar matanya.

"Tunggu ya aku bilang ka Guna dulu." Kata Sasa.

Sasa pergi mencari Ka Guna. Tiba-tiba Garry yang biasanya langsung pergi begitu saja kini justru tetap berdiri disampingku.

"kamu ngapain masih disini?biasanya langsung nyelonong pergi."

"Hey, terserah aku dong mau ngapain aja, lagipula aku masih harus mengawasimu hehe" jawab Garry.

"Vira, kamu nggak apa-apa?" kata Ka Guna. "Aku kan sudah bilang untuk nggak berkeliaran terlalu jauh." Lanjut Ka Guna sambil memegang kepalaku.

Melihat Ka Guna memegang kepalaku, Garry memasang wajah kesal dan berkata.

"Jauhkan tanganmu dari pacarku." Garry memegang tangan ka Guna yang ada di kepalaku.