Saat ini Akira makan bersama keluarga Iris.
"Tuan Akira saat ini akan melakukan apa kedepannya?" Tanya ayah iris sambil makan.
"untuk saat ini saya mau keluar untuk mencari informasi mengenai Sihir Teleport itu. besok saya akan pergi"ucapku dengan tegas.
Iris yang sedang makan kaget dengan hal yang kuucapkan dan berdiri tiba-tiba.
"ke-kenapa Akira berkata begitu. Akira bisa tinggal disini jika Akira mau" ucap iris dengan sedikit gagap.
"saya tidak bisa begitu iris biarpun saya adalah orang yang menyelamatkan iris tapi saya tidak bisa seenaknya tinggal disini" ucapku sambil menggelengkan wajahku.
iris harusnya tahu bahwa saya menyelamatkan hanyalah kebetulan.
"begitukah" ucap iris dengan ekspresi suram. iris kembali duduk di kursinya.
"Kalau begitu untuk saat ini tuan Akira istirahat saja. hari ini sudah malam" ucap ayah iris.
"baik, terima kasih tuan Albert" ucapku dengan hormat ke ayah iris.
"tidak apa-apa, tuan Akira telah menyelamatkan putri kami. kami tidak akan lupa jasa anda baik saya maupun istri saya mengenai itu" ucap ayah iris.
ibunya hanya mengangguk ke arah saya dengan ekspresi senyum.
tapi hanya iris yang wajahnya sedih.
Setelah makan malam saya langsung ke ruang istirahat saya. tempatnya telah di beritahui oleh pelayan.
tepatnya pada saat saya berjalan dengan pelayan tersebut menuju ke ruang makan sebelumnya.
sebelum saya memegang gagang pintu kamar. ada yang memanggilku dari belakang.
"Akira" dengan suara kecil
ku lihat iris berdiri disana memakai pajama putih.
wajahnya sedikit terlihat sedih.
"ada apa iris?"
"Saya mau berbicara sedikit dengan Akira. tidak apa-apa kan?" ucap iris dengan wajah sedikit merah.
"tidak apa-apa" ucapku
saya dan iris berjalan ke halaman di luar yang berada di lantai 2.
tempatnya luas dan di kelilingi oleh pembatas dengan ukuran setengah meter.
saya berjalan ke depan memegang pembatas tersebut sambil menghadap ke atas langit.
dari tempat itu bisa kulihat banyak bintang-bintang berjejeran serta bulan yang besar sekali terlihat daripada bumi tempat saya tinggal.
"indahnya!" ucapku dengan kagum sambil melihat ke atas.
"benarkan indah" ucap iris dengan ekspresi senang.
"tempat ini merupakan tempat saya berdiam diri jika saya sedih pada saat malam hari. dengan memandang langit beserta bintang dan bulan. perasaan sedih saya bisa hilang" ucap iris dengan wajah senyum tapi matanya terlihat sedikit suram sambil melihat ke atas langit"
Rambut putihnya yang panjang sampai di pinggang terlihat berterbangan dengan lembut oleh angin sepoi sambil memandang langit-langit.
memang benar ini tempat yang nyaman jika pada malam hari.
"jadi ada apa iris?" ucapku sambil ke arahnya
"sekali lagi kuucap, terima kasih Akira telah menyelamatkanku jika Akira tidak ada. mungkin saya tidak akan bisa melihat ayah dan ibu lagi" ucap iris sambil membungkuk ke arah saya.
"tidak apa, saya hanya kebetulan berada disana" ucapku sambil terlihat gelisah dengan ucapan iris.
"tapi tidak akan berubah bahwa Akira yang menyelamatkanku" ucap iris dengan tegas.
"ahh hmm" saya mengangguk ke arah iris dengan senyum masam.
"Akira kenapa tidak tinggal disini saja"
ucap iris dengan dengan ekspresi sedih ke arahku.
"saya tidak bisa begitu. saya harus mencari informasi alasannya saya di teleport sampai ke daerah sini. jadi saya tidak bisa tinggal disini"
"hmm baiklah begitu' ucap iris dengan wajahnya mengarah ke bawah.
setelah itu kita bercerita banyak hal. seperti dari mana saya tinggal dan pakaian apa yang kupakai sekarang.
Saya menjelaskan bahwa saya seorang rakyat jelata tidak seperti iris yang seorang bangsawan, iris sempat menanyakan kenapa saya memiliki nama keluarga, biasanya yang mempunyai nama keluarga hanyalah seorang bangsawan dan rakyat jelata memilikinya.
Saya hanya menjelaskan bahwa tempat yang saya tinggali, semuaanya mempunyai nama keluarga dan hal itu normal disana.
iris penasaran dengan tempat tinggalku dan dia ingin pergi kesana. saya mengatakan bahwa sekarang tidak mengetahui dimana lokasi tempat tinggalku karena di teleport oleh sihir, tapi setengahnya hanyalah kebohongan belaka.
mengenai baju yang kupakai saat ini.
Saya hanya memberitahunya bahwa ini adalah baju untuk seorang pelajar, yang tidak kuceritakan kepada iris hanyalah bahwa saya berasal dari dunia lain.
sepertinya di dunia ini juga ada banyak pelajar baik sihir maupun prajurit. mereka mulai belajar dari umur 16 tahun.
iris saat ini masih berumur 15 tahun.
tahun depan ia juga akan menjadi pelajar.
iris ingin sekali belajar sihir.
ayah dan ibunya tidak bisa menggunakan sihir.
tapi kakaknya merupakan seorang ahli sihir yang bekerja cukup lama di kerajaan Leones saat ini.
jadi iris sangat percaya diri bahwa iris juga bisa menggunakan sihir juga.
setelah cukup lama bercerita dengan iris.
sepertinya iris sudah terlihat mengantuk dari matanya.
"sepertinya sudah saatnya kita tidur. sudah larut malam" ucapku dengan senyum.
"hehe tapi udah lama saya tidak berbicara cukup lama seperti ini dengan orang lain. ayah dan ibu cukup sibuk jadi tidak ada orang bercerita dengan saya seperti ini"ucap iris dengan ekspresi senang.
"begitukah" ucapku dengan senang
"hmm, kalau begitu saya duluan masuk ke kamarku Akira." ucap iris dengan senyum merona.
"ya, selamat malam iris"
"selamat malam akira"
iris langsung masuk kedalam.
akira masih di luar sambil melihat langit-langit.
"di dunia ini bagaimana cara saya mencari informasi. kalau tidak salah ada tempat yang namanya guild kurasa" pikirku sambil menuju masuk kedalam.
tiba-tiba sebuah tangan yang langsung menutup mulutku.
"ap-!" ucapku karena kaget.
yang ia lihat bayangan seorang laki-laki. wajahnya tidak kelihatan karena sedikit gelap disekitar sini. bulan yang terang tadi tertutupi oleh awan.
tiba-tiba pandangannya sedikit mulai buram dan langsung kehilangan kesadaran.
"hmm, dimana ini? sambil perlahan-lahan membuka matanya.
"ohh sudah bangunkah"
suara terdengar.
setelah matanya terbuka lebar. yang masuk pandangan pertama nya adalah laki-laki di depannya yang berdiri.
Rambutnya warna kuning, umurnya sekitar 20-an. pakaiannya terlihat seperti ksatria tapi tanpa pelindung kepalanya.
di sekitarnya terlihat sel-sel yang memutarinya tapi dalam sel tersebut tidak ada penghuninya.
Akira berada di tengah-tengahnya dengan kaki dan tangannya terpasang besi sambil duduk di kursi kayu.
diatasnya terlihat cahaya yang masuk berbentuk persegi panjang yang menandakan bahwa saat ini sudah siang.
dibelakang laki-laki itu terlihat tangga berbentuk spiral menuju ke atas.
dia mencoba bergerak tapi besi yang melingkari kaki dan tangannya sangat kuat menahannya.
"kamu tidak akan bisa membukanya, besi itu memiliki efek agar melemahkan fisikmu" ucapnya dengan sombong.
berikan saya istirahat dulu. belum lama sampai di dunia ini, sudah dapat masalah. setidaknya, saya tidak melakukan sebuah kejahatan setelah datang kesini. tapi anehnya saya sedikit merasa kesal bahwa saya mengalami hal seperti ini.
"Apa kamu yang melakukan hal seperti ini, lepaskan!" ucap Akira dengan sangat marah sambil menggerakkan tangannya melepaskan diri dari besi.
"oyoy, jangan memandangku seperti itu. saya hanya menerima perintah untuk menangkapmu" ucapnya dengan senyum.
Akira terus menggerakan tangan dan kakinya sambil memandang sinis ke arah ksatria tersebut.
"tapi caramu memandang membuatku sedikit kesal"
tiba-tiba ekspresi wajahnya menjadi kesal.
laki-laki itu mendekati Akira dan meluncurkan pukulan ke perutnya.
"ahhhh!"
keluar sedikit cairan liur dan darah dari mulut Akira.
SAKIT SAKIT SAKIT.
Pukulannya terasa sangat sakit sekali.
"ahh saya lupa, besi itu melemahkan fisikmu yang berarti segala serangan dari luar akan terasa sakit terutama fisik" ucapnya dengan senyum.
sekali lagi dia mendaratkan pukulannya ke pipi kiri.
darahnya memancar keluar dari mulut berserakan di lantai.
Akira mencoba membuka mulutnya untuk bicara tetapi suaranya tidak keluar, mulutnya sedikit bengkak karena pukulan barusan.
selama hidupnya, belum pernah dia terluka seperti saat ini dengan sangat parah.
terakhir kali dia pernah terluka karena berkelahi dengan preman di jalan pada saat dia berjalan pulang.
alasannya karena menyelamatkan perempuan yang di ganggu oleh preman itu.
jadi karena itu, kejadian seperti ini pertama kali Akira alami.
perut serta pipinya terasa nyeri sekali karena pukulan tadi.
"ahhh sepertinya terlalu berlebihan" ucapnya dengan ketawa.
"ohh pemandangan yang menarik"
terdengar suara dari belakang laki-laki itu
terlihat dari tangga, ada orang yang menuruninya.
laki-laki itu terlihat penuh dengan lemak dari wajahnya sampai ke bawah. rambutnya warna cokelat terang, wajahnya sekitaran umur 30-an. baik wajah maupun badannya terlihat tidak enak di pandang.
dia terlihat tersenyum sambil berjalan dengan sombong menuju ke arah laki-laki yang memakai armor.
laki-laki yang memakai armor menunduk ke arahnya.
"saya hanya memberinya sedikit pelajaran" ucapnya.
"hahahaha begitukah" sambil ketawa
orang itu perlahan-lahan mendekati akira.
secara langsung menendang wajahnya tiba-tiba.
"seandainya tidak ada kamu, saya pasti berhasil!" ucapnya dengan sangat kesal.
dia berulang kali menendang wajah serta perut sambil bergumam.
"jika saya berhasil, pasti sekarang saya telah menjadi orang penting di kerajaan ini tapi karena salahmu. semuanya berantakan"
dia berhenti menendang, terlihat bahwa dia letih sambil mengusap keringat wajahnya memakai lap putih.
wajah Akira sedikit biru karena tendangan tadi, mulut dan hidungnya mengalir darah banyak.
ke-kenapa saya harus mengalami hal seperti ini, pikirnya dalam hati.
setelah beberapa saat laki-laki gendut itu berbicara dengan ksatria itu. dari informasi yang akira dengar bahwa, nama keluarga si gendut itu adalah Vincent.
Topik Pembahasannya adalah mengenai penculikan iris, dalangnya adalah dia dan yang melaksanakan penculikannya adalah ksatria itu.
ksatria itu ternyata adalah laki-laki yang memakai full armor yang Akira temui pertama kali bersama dengan iris.
"baru bagaimana dengan sampah ini?" ucap si ksatria sambil menatap jijik ke arah Akira.
"tahan saja dia di disini, seandainya dia keluar dari sini, akan sedikit menyusahkan jika dia membeberkan mengenai penculikan itu"
"baik" ucap si ksatria
si vincen telah pergi menaiki tangga.
dari pagi hari sampai malam, Akira telah kurung di dalam tanpa makan dan minum.
ada kalanya ksatria itu datang dan memamerkan makanan yang dia bawa.
dia memakan makanan itu di depan Akira.
setelah selesai dia pergi keluar.
ada saat juga si vincent datang hanya melampiaskan amarahnya ke Akira.
luka yang Akira alami sebelumnya mulai hilang tapi bermuncul kembali karena di pukuli terus menerus.
dia memukul wajah Akira terus menerus sampai dia puas. pada saat ia puas, dia meludahi wajah Akira dan meninggalkannya.
hidup di dunia ini sangatlah berat daripada di dunianya dan tidak sesuai apa yang diharapkan Akira seperti komik. dia mulai merevisi kembali pikirannya mengenai dunia ini.
Di mata Akira perlahan-perlahan mulai terlihat adanya pecahan kebencian.
TIDAK AKAN KUMAAFKAN,TIDAK AKAN KUMAAFKAN,TIDAK AKAN KUMAAFKAN.
Akira mulai bergumam sendiri di ruang tersebut dengan ditemani oleh cahaya matahari yang redup dari atas kepalanya.
1 bulan telah berlalu.
Akira masih di dalam ruangan dengan tangan dan kaki di lingkari besi.
seperti biasa ksatria itu makan di hadapannya.
Akira hanya menundukkan kepalanya daritadi dengan hening.
"tidak menarik" ucap ksatria itu dengan suara kecewa.
Akira tidak memandanginya beberapa hari dan hanya berdiam diri tanpa gerakan apapun.
tapi masih terlihat bahwa Akira masih hidup karena terlihat ia menghembuskan napasnya.
rambutnya sedikit berkeluk-keluk karena tidak pernah di rawat selama sebulan.
ada suara mendekati dari tangga.
itu adalah Vincent.
"Sebenarnya Saya ingin memanfaatkannya tapi hal seperti itu tidak perlu" ucapnya dengan tenang ke arah akira
"tidak perlu? maksudnya"
ksatria itu bertanya ke vincent
"hehehehe keluarga Sinclair telah habis, mereka semua telah dibunuh oleh bandit suruhanku yang tersisa hanyalah anak laki-lakinya yang berada di kerajaan, Dengan begini keluargaku yang menggantikan sinclair" ucap Vincent dengan senyuman yang menyeramkan.
"kalau begitu si sampah ini" ucap si ksatria itu sambil memandang Akira yang terdiam.
"habisi dia" ucap Vincent dengan tegas
ksatria itu mengangguk dan mencabut pedang di pinggangnya.
dia mendekati akira perlahan-lahan ke arah samping.
"apakah kamu memiliki permintaan terakhirmu" ucap si ksatria.
tapi Akira hanya diam berdiri.
"baiklah, kalau begitu selamat tinggal"
ksatria tersebut menguatkan lengannya dan mencoba memotong leher Akira dengan cara horizontal.
"Setidaknya, kamu bisa dengan tenang bertemu dengan iris Sinclair disana!"
ucap vincent dengan tertawa besar.
tiba-tiba pedang ksatria itu terbelah menjadi dua sebelum menyentuh leher Akira.
"ap!!" ucap ksatria
vincent tersentak dengan kejadian itu.
"HEHEHEHEHE HAHAAHAAHAHAHHA!!!!!"
Akira mulai senyum. dan perlahan-lahan tertawa besar.
mereka berdua tercengang dengan suara tawa Akira
dari badannya mulai keluar aura kegelapan yang kental mengelilingi seluruh badannya.
rambutnya yang hitam perlahan-lahan putih dari ujung rambutnya.
besi yang mengekang Akira tiba-tiba tertelan oleh kegelapan itu tapi kursinya tidak terhisap.
dia mulai berdiri dan meregangkan badannya yang kaku karena tidak menggerakkannya selama 1 bulan.
Vincent dan ksatria itu hanya terdiam diri dengan kejadian itu.
Setelah selesai meregangkan badannya.
Akira tiba-tiba hilang dalam sekejap dari depan mereka, hanya meninggalkan debu beterbangan.
ksatria yang memegang senjata dengan tiba-tiba terpotong menjadi dua, jatuh ke tanah dengan berlinang darah kental.
Wajahnya terlihat tanpa ekspresi yang menandakan bahwa serangan Akira terlalu cepat Sampai si ksatria tersebut tidak sempat memberi reaksinya.
Vincent tersentang dan jatuh ke tanah dengan ketakutan.
Tiba-tiba dia mendengar suara mengunyah dari belakangnya, ia menoleh ke arah tersebut.
Terlihat Disana Akira makan sambil jongkok di arah sebaliknya dengan suara mengunyah yang terdengar rakus.
makanan itu adalah makanan yang dimakan oleh ksatria sebelumnya.
setelah makannya selesai.
"baiklah, selanjutnya" ucap Akira sambil menoleh ke arah Vincent dengan senyum.
"hiiii!!!"
teriak Vincent sambil memundurkan badannya dari Akira.
"baiklah, sepertinya kamu harus merasakan yang namanya keputusasaan dulu" ucap Akira dengan senyum lebar.
"tu-tunggu sa-saya akan memberimu uang jadi jangan bunuh aku" ucap Vincent dengan senyum tapi matanya terlihat ketakutan.
Akira tidak mendengarkannya dan hanya mendekatinya dengan perlahan-lahan.
"ka-kalau begitu budak! akan kuberikan kau budak paling cantik yang kumiliki jadi.." ucapnya dengan memohon ampun nyawanya.
Akira langsung memegang lehernya dengan tangan kanannya dan menyudutkannya ke tembok di belakang Vincent.
"hehh sampai akhirnya pun kamu masih sampah" ucap Akira dengan senyum puas ke arah Vincent.
Akira langsung meluncurkan pukulan ke perut dan wajahnya seperti yang mereka lakukan padanya.
perlahan-lahan wajah Vincent bermandikan darah dari mulut dan hidung.
"to-tolong.." ucap Vincent dengan putus asa
Akira sekali lagi mengeluarkan aura hitam tapi aura hitam tersebut hanya mengelilingi di tangan serta lengan kirinya.
tanpa mengatakan apa-apa Akira meluncurkan tangan kirinya ke wajah vincent, kepala Vincent terlihat seperti balon yang meledak dan darahnya berhamburan di tembok.
"cih tanganku jadi kotor" ucap Akira sembari mengayungkan tangan kiri dan kanannya dengan jijik.
setelah membersihkan tangannya.
"baiklah saat ini, saya harus keluar dari tempat ini" ucap Akira sambil berjalan menuju tangga.
dia melihat sebuah karung kecil di dekat tangga tersebut, Akira langsung membukanya.
"ini kan, masih mendingan daripada tidak ada"
yang dia ambil adalah jubah warna hitam.
pakaian sekolah yang ia biasa pakai di dunianya telah compang camping. jadi dia memakai jubah tersebut untuk menutupinya.
"baiklah! ayo pergi"
Akira menaiki tangga menuju ke atas.