Chereads / Big Boss is My Little Queen / Chapter 1 - Come Back

Big Boss is My Little Queen

gysha
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Come Back

Muda, berbakat, terkenal dan tampan. Hanya dengan empat kategori sederhana, hampir semua orang di Vienct akan berfikir satu sosok. Danniel V atau dalam kehidupan nyata Danni Ellias V adalah seorang aktor top yang memulai karir sebagai model 5 tahun yang lalu. Dalam 4 tahun karirnya sebagai aktor, Danniel V hanya bermain dalam 4 film dan 1 drama dimana semua karakter atau film yang dimainkannya selalu masuk box office dan menerima penghargaan. Namanya dalam sekejap dikenal luas semua lapisan masyarakat.

Muncul entah dari mana namun menyebabkan ledakan besar. Baik sebagai model atau aktor Danniel selalu memberi kesan misterius. Semua hal yang diketahui publik hanya nama panggung, tanggal lahir dan agensinya, selain itu semua informasinya diblokir. Orang-orang yang bekerja dengannya lebih merasakan perasaan itu. Sedikit bicara dan serius bekerja, ramah namun susah didekati, seolah ada dinding pemisah diantara dirinya dengan orang lain. Terkadang ia memberi kesan pangeran menawan yang dikagumi siapapun namun terkadang aura Raja yang kuat memberi perasaan penindasan dan kesan menyendiri terpancar dari sosoknya.

Danniel V dikategorikan sebagai jenis Idola baru. Karena perpaduan bakat, kerja keras, serius diikuti penampilan sempurna. Ia juga terkenal karena cukup ramah dengan penggemarnya dan tak punya rumor dengan lawan jenis. Singkatnya ia adalah legenda dengan kehidupan bersih dan misterius.

Dalam kehidupan nyata Danni Ellias V hanya seorang remaja (19 tahun) yang berada ditahun terakhir SMA. Jauh dari kata populer, jauh dari perhatian banyak orang, hanya siswa yang tidak layak diperhatikan. Rambut sedikit panjang menutupi separuh wajahnya, kaca mata dan tak berbicara dengan siswa lainnya. Ada atau tidak, tak membuat banyak perbedaan sehingga ia terlalu sering diabaikan.

Hari itu mendung, meskipun hujan berhenti satu jam yang lalu namun langit masih tertutup awan pekat. Danni atau Eli turun dari bus dan mulai berlari kecil menuju apartemennya. Apartmennya berada di daerah pinggir Central yang tak ramai, kebanyakan hanya lansia atau orang yang menyukai ketenangan yang tinggal didaerah ini. Benar-benar tak sesuai dengan sosoknya sebagai idola saat ini. Eli berhenti di bagian keamanan disebelah pintu masuk apartemnnya. Ia menyapa dan memnyerahkan sekantong roti isi daging yang masih mengeluarkan uap panas pada 3 penjaga keamanan yang kebetulan baru selesai berpatroli lalu pergi.

"Sangat jarang melihat pemuda yang begitu ramah" kata keamanan 1.

"Aku tak pernah berbicara dengannya sebelum ini. Ku pikir ia pemuda dingin" ucap keamanan 2.

"Tidak-tidak, ia selalu ramah. Apalagi saat kekasihnya masih disini" ucap Mr. Grey seorang keamanan senior di komplek ini.

"Kekasih? Apa mereka berpisah?" tanya keamanan 2

"Entahlah, sepertinya hanya tiba-tiba menghilang"

"Bukankah itu berarti ia ditinggalkan?" keamanan 2 tampaknya sedikit tertarik dengan gosip ini.

"Pemuda yang malang, katanya pria baik selalu ditinggalkan wanita"

"Bodoh, berhentilah bergosip. Jadwal kalian akan berakhir"

"Baik-baik" ucap keduanya.

"Sudah berapa tahun ya" lirih Mr. Grey

"Bos, apakah anda mengatakan sesuatu"

"Ah... aku lupa mengatakannya. Siang tadi, ketika hujan aku melihat seorang gadis basah kuyup yang berjalan masuk. Ia tak tampak mencurigakan tapi sekarang aku baru sadar, tak ada gadis yang tinggal disini" ucap keamanan 2.

"Perlihatkan rekamannya sekarang" pinrta Mr.Gray. Faktanya, ada seorang gadis yang pernah tinggal disini dan namanya masih terdaftar sebagai penghuni. Namun apakah itu benar-benar gadis yang sama. Mengingat ia sudah menghilang bertahun-tahun yang lalu.

@_@

Sementara itu lift berhenti dilantai 4, Eli berjalan santai keluar dari lift. Langkahnya terhenti ketika matanya menatap sosok yang bersandar pada pintu apartmennya.

Kepanikan membajiri perasaannya namun langkahnya tetap tenang, berharap kenyataan tak seperti apa yang ia pikirkan. semakin ia mendekat semakin ia mengenal sosok itu. kurang dari lima langkah Eli kehilangan ketenangannya dan berlari menggapai badan gadis itu.

Seorang gadis dengan pakaian basah, badannya mengigil kedinginan, tanpa alas kaki, wajahnya sangat pucat. Seorang mungkin akan berfikir gadis ini adalah mayat namun Eli yang memeluknya merasakan detak jantungnya. Secepat mungkin Eli membuka pintu, tangannya gemetaran karena panik.

'apa yang terjadi?'

'apa ini Wika?'

'benarkah ini Wika?'

'apa yang terjadi?'

'Wika kembali'

'oh tidak, badannya sangat dingin'

'polisi? tidak dokter? D**n'

Eli ingin mempercepat langkahnya, namun sebisa mungkin tak ingin mengganggu gadis dalam gendongannya. Gadis itu tampak terganggu, Eli menurunkan kecepatan langkahnya, ia juga mencoba untuk tenang. Gadis itu tampak menggeliat seolah mencari posisi nyaman yang memberi reaksi negatif untuk Eli. Pada akhirnya ia memeluk erat Eli sebelum tertidur kembali. Eli menghela nafas dan membawa gadis itu ke dalam sebuah kamar.

@_@

Setelah membersihkan badan Wika dan menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih, dokter yang Eli panggil datang.

"Bocah Danni, kau membuat nonaku dalam kondisi seperti ini lagi" Miss Luna atau dr. Luna yang tampak sebagai wanita muda ini sebenarnya janda 39 tahun. Lidahnya lebih tajam dari pedang, kemampuan medisnya sangat luar biasa sampai pada tingkat mempertahankan penampilannya seolah masih diawal 20 tahun.

"Aku tidak" Eli menjawab, sebenarnya ia tak pernah suka menghubungi wanita ini. Namun Wika membutuhkan penanganan cepat dan tepat.

"Lalu bagaimana bisa nonaku dalam kondisi seperti ini"

"Itu juga pertanyaanku"

"Cih... Membosankan" lirih dr. Luna. Eli mengabaikannya, tak mencoba menawarkan apapun sebagai sopan-santun. Baginya penyihir wanita ini cukup menyebalkan untuk diberi hormat.

Eli berjalan menuju dapur dan membuat kopi untuk dirinya, ia berjalan menuju sofa setelahnya. Dr. Luna keluar setelah memeriksa Wika. Tanpa basa-basi ia meraih mug kopi yang hendak diminum Eli dan segera menyeruptnya.

"Terlalu pahit" komentarnya namun meneguk setengah mug. Eli hanya menunjukkan tatapan jijiknya. Eli membenci 70% wanita terutama Wanita seperti Dr. Luna, well setidaknya itu sedikit lebih baik dari kebanyakan wanita karena Dr. Luna memiliki kemampuan dan sangat setia pada Wika. 30% terdiri dari 25% wanita tua, 4% anak dan 1% wanita tua yang tulus. Jadi dari perspektif Eli, Dr.Luna mulai hari ini adalah 0,0000000001% dari kategori terakhir.

"Bagaimana kondisi Wika?"

"Dia baik, tidak ada yang seserius itu sekarang"

"Apa itu artinya akan serius dimasa depan?"

"Yup... Jadi sebaiknya kau memperhatikan nona dengan baik mulai sekarang"

"Aku akan..."

"Tapi kau bisa duduk santai meminum kopi saat nona dalam kondisi ini?"

"Kau sadar itu milikku dan kau masih meminumnya"

"Bocah, kau tak punya sopan santun"

"Berarti kau adalah Wanita Tua"

*Plak

Tamparan cepat hampir mendarat diwajah sempurna Eli, ia tak menghindari namun tak ingin wajahnya tersentuh penyihir wanita ini.

"Menyebalkan" gerutu Dr.Luna.

"Obat Wika?"

"Aku akan meminta seorang mengirimnya"

"Semoga selamat sampai tujuan" ucap Eli. Dr.Luna mendengus, sebenarnya ia ingin membanting pintu tersebut. 'Lupakan, nona masih beristirahat'.

@Gysha

@Gy_Amelia