Chereads / Kaisar Dewa Naga Kuno ( Hiatus) / Chapter 4 - Dikendalikan.

Chapter 4 - Dikendalikan.

Kegelapan malam menghilang, tergantikan oleh Mentari yang mulai menyingsing dari ujung Timur yang memancarkan kehangatan lembut sejak Fajar tiba.

Saat ini, di hutan sekitar Danau Kaca.

Sebuah Danau yang dulunya tempat Eksotis yang Suci, menjadi pujaan bagi sebagian orang-orang dari Kekaisaran Levianas, kini telah sepenuhnya porak-poranda.

Bayangan seorang laki-laki yang gagah perkasa, di bungkus dalam balutan Armor Platinum yang menutupi seluruh tubuhnya.

Armor Platinumnya sendiri terdapat ukiran berwarna Emas yang menghiasinya. Sedangkan di pinggang sebelah kiri, terdapat sebilah Pedang sepanjang 2 meter yang disarungkan.

Pria yang tampak gagah dan pemberani ini, yang tak lain dan tak bukan adalah Ryuji V. Grince, atau Ryuji. Seorang Pahlawan yang dipanggil sendiri oleh Dewi Kemenangan dan Perang, Cryas. Beserta kelompoknya. Bersama, mereka mengemban Tugas menghapus seluruh Kegelapan yang menyelimuti dunia ini yang disebabkan oleh kebangkitan Kaisar Iblis ke7.

Ryuji yang tampak seperti Keajaiban bagi seluruh Kekaisaran Levianas yang diberkati oleh Dewi Cryas, dan juga dijadikan sebagai panutan mereka. Bersinar terang didepan Prajurit, tengah berbicara dengan salah satu Prajurit dari sekian banyaknya Prajurit.

"Aku minta kau beserta Batalyon untuk menyusuri hutan di sekitar Danau Kaca. Kerena kemungkinan besar masih ada yang selamat, jika ada yang selamat atau menemukan sesuatu. Segera laporkan!!" Kata Ryuji dengan nada memerintah.

Seorang Prajurit yang masih memegang Helm besi di tanganya menjawab dengan lantang,"Dimengerti, Tuan Ryuji", lalu pergi menelusuri Hutan disekitar Danau Kaca, kemudian diikuti oleh satu Batalyon Prajurit bersamanya.

Perlahan, Armor Platinumnya berderit akibat guncangan langkahnya. Sedangkan tangannya menarik sebilah pedang dari sarungnya.

Ryuji mengamati gundukan abu penuh dengan pemikiran."Abu ini! Api apa yang dapat membakar Void Stone sampai jadi abu. Bukanya Void Stone memiliki ketahanan terhadap segala Elemen.. Namun, Api siapa ini tepatnya?"

"Hei Ryuji, apa yang sedang kau lakukan?"

Suara seorang Gadis yang memiliki nada yang merdu terdengar dari belakang Ryuji. Suaranya seperti air dingin bagi Ryuji yang sedang kebingungan segera menoleh kebelakang.

"Hah, kau ternyata, Silvana. Kupikir siapa itu. Sebernarnya, Disini ada banyak sekali Void Stone seperti. Tapi, apa kau ingat kalau Dewi Cryas, berkata kalau Kekaisaran Levianas adalah penyumbang terbesar Void Stone di dunia ini bukan. Tapi Void Stone disini lebih banyak dari tempat lainya, dan itu mungkin adalah pusatnya. Tapi mengapa di pusat sumber Void Stone bisa hangus jadi abu terbakar oleh api. Bukanya Void Stone memiliki ketahan terhadap semua jenis Elemen, sehingga dijadikan bahan Armor Elite." Kata Ryuji sedikit bingung.

Gadis Yang memakai Atribut Mage yang bernama Silavana itu kemudian menatap gundukan Abu yang masih terbakar oleh Api Hitam, kemudian berjalan mendekatinya untuk memastikannya.

Mengulurkan tangan seputih salju, jari lentiknya mengeluarkan Cahaya biru redup, menyelimuti seluruh lenganya. Ketika tanganya bergesekan dengan api hitam itu. Ekspresi Silavana menjadi buruk. Segera wajahnya terdistorsi, dan buru buru menarik lenganya.

KYAAAAA!!

Dengan segera suara jeritan keras yang bisa memecahkan gendang telinga bergema bersama Silvana yang terhuyung jatuh mundur.

Bola matanya memucat seputih kertas seolah olah jiwanya telah hilang terhisap sesuatu.

"Ini... Api ini...!!" Kata Silvana bergidik ngeri seakan dia tak mau menyentuhnya lagi.

Silvana yang masih terpuruk membuat Ryuji merasa sangat khawatir," Ada apa Silvana. Kenapa Ekspresimu begitu menakutkan.."

Merasakan kekhawatiran Ryuji, Silvana menggelengkan kepalanya, memutar bola matanya tapi bukan kearahnya,"Tidak mungkin.. itu mustahil.. Api itu seharusnya hanyalah Legenda belaka. Itu adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada di dunia ini...."

Silvana meracau tentang hal yang tak dimengerti Ryuji. Yang jelas dia sangat ketakutan, tapi apa yang sanggup membuat seseorang bergelar Dewa Archmage, ketakutan.

Sementara tatapan bingung dan kasian Ryuji pada Silvana yang tak sadarkan diri di dekapan Armor Platinumnya.

Perlahan, tiba tiba 3 orang gadis berlari kencang menghampiri mereka karena mendengar jeritan kencang Silvana. 3 orang itu adalah Sang Sage, Shion. Narlena, Sang Elementer. Yuvisia, Sang Pembantai Surgawi.

Yuvisia The Divine Slaughter yang tampak paling pengertian, segera bersimpuh didepan Silvana, berusaha mengguncang bahu Ryuji dengan keras. Dengan penuh kepanikan, Yuvisia bertanya pada Ryuji," Ryuji, apa yang terjadi pada Silvana. Cepat katakan padaku.."

Mendengar nada histeris Yuvisia, Ryuji tak bisa menahan kepahitan dalam hatinya, dan berterus terang,"Beberapa saat yang lalu, saat aku menemukan debu Void Stone yang hangus terbakar. Silvana mencoba memeriksa Api hitam yang masih berkobar dengan ganas itu memakai Light Soul. Selanjutnya, hal yang tak terduga terjadi ketika Light Soul beresonansi dengan Api itu. Saat begesekan, Api hitam itu menjalar ketangannya dan melahap Light Soul tahap Divine dengan mudahnya, serta berusaha membakar lenganya juga. Tepat setelah itu, seperti yang kau lihat..!"

Mendengarkan penjelasan rumit Ryuji. Jejak kebingungan terukir diwajah sehalus sutra Yuvisia. Yuvisia sebelumnya pernah mendengar Legenda ini dari seorang Pendeta yang entah bernicara dengan siapa Kuil milik Dewa Penciptaan, Gedoz. Ketika melewati Altar Kuil. Namun Yuvisia berusaha mengabaikannya, seolah itu bukan apa apa.

Memang benarnya kalau Api Hitam misterius ini telah tertulis dalam Sejarah yang Melegenda. Hanya saja, lebih dari setengah Legenda itu menghilang ketika Para Dewa Yulios sedang berseteru dengan Kaisar Iblis.

Itulah mengapa alasan Yang membuat Yuvisia kebingungan. Namun itu tidak lama setelah Sage Shion, yang memakai jubah merah menepuk pundaknya segera tersadar.

Sedangkan Shion menatap Yuvisia dengan penuh keheranan,"Kelihatanya kau telah meremehkan sebuah Legenda disini. Kau juga menganggap remehnya. Jika kau ingin melakukan hal yang sama seperti Silvana, kau juga akan kena akibatnya..."

Sebenarnya, Yuvisia tak ingin mendengarkan omongan Sage Rubah yang selalu menjadi perhatian Ryuji. Tapi mengingat situasinya seperti ini, mau tak mau, Yuvisia harus mengakui kekalahanya. Serta hanya bisa diam tanpa sepatah kata pun.

Ketika Shion melihat wajah pasrah Yuvisia. Hatinya menari gembira, serta wajah cantiknya dipenuhi kemenangan. Dan dengan bangga, dia menjelaskan,"Kalau tidak salah, menurut Legenda, Api Hitam ini kalau tidak salah adalah Inferno Darkness Flame?"

"Inferno... Darkness Flame??"

"Ya, Inferno Darkness Flame. Apa kau mengetahuinya??"

Menggertakan gigi, Yuvisia menjawab dengan linglung"Tidak sama sekali..."

Kemudian Shion melanjutkan,"dikatakan bahwa dahulu, Api inilah yang muncul ketika Leluhur Kaisar Iblis dan Kaisar Iblis, bersama Mitologi Yulios yang telah berperang sejak dimulainya Era Chaos, menghanguskan lebih dari setengah populasi diantara kedua belah pihak dengan sekejap mata..."

Di tengah-tengah kalimat, Yuviana yang matanya membelak lebar menyelela Shion dengan gugup,"Lalu.. Siapakah pemilik Inferno Darkness Flame, juga seperti apa sosoknya??"

Shion mutar ingatan di kepalanya, dengan desahan berat, Shion membacakan penggalan Legenda yang hilang ,"Dia bukan dari Bangsa Iblis, juga Vampir, ataupun Dewa. Dia adalah Mahkluk yang memandang rendah siapapun, bahkan Kaisar Iblis dan Dewa tak berani menyinggung Dia lagi. Juga, ia termasuk Ras Naga, tetapi dia lebih dari sekedar Naga. Dialah Kaisar Dewa Naga, yang menghilang sejak pertengahan Era Cosmos. Muncul kembali 2.5 juta tahun silam selama pertempuran ke 10. Kaisar Iblis Ke 20 dan para Generasi baru Dewa Yulios. Pada Ancient Triangel, Auranya bisa dirasakan sedikit walau sangat lemah..."

Penjelasan rinci Shion membuat tubuh molek Yuvisia bergetar. Juga dia tersadar kalau dahulu ia tanpa sadar telah meremehkan sesuatu seperti Kaisar Dewa Naga yang hilang dalam Legenda. Baru ia menyadari betapa bodohnya dia sekarang..

Ekspresi linglung lucu Yuvisia membuat Shion semakin bahagia merasakan kemenangan. Hati Shion dipenuhi kesenangan tak terlukiskan dan tertawa dalam batin.

Di tengah-tengah suka cita Shion. Seorang Gadis berparas seperti Bidadari Kayangan tiba-tiba muncul dan segera mengulurkan tanganya menyentuh kepala Silvana. Dengan segera Cahaya Pemulihan muncul diantara telapak tanganya menutupi dahi Silvana.

Rambut hitamnya yang terlihat seperti air terjun nampak sangat indah ketika berkilau.

Namun, cahaya matanya tampak redup seakan tak mempunyai jiwa itu sangat kontras dengan wajah putih pucatna. Sudah jelas sekali Gadis ini adalah Narelina, yang merupakan Ajudan Dewi Cryas, yang diperintah untuk ikut bersama Kelompok Ryuji sebagai Healer.

Sedangkan bagi Ryuji, ini adalah berkah baginya sebagai Hero yang mempunyai Kelompok seorang Ajudan Dewi yang ditaksirnya.

Dalam hal kecantikan, Narelina juga tak kalah cantik dengan Cryas. justru Ryuji akan ngiler seperti anjing ketika melihat Narelina apa lagi dalam jarak sedekat ini.

Tiba-tiba, suara dingin Narelina tercetus keluar mengagetkan Ryuji yang terhipnotis parasnya.,"Tuan Ryuji, kita lebih baik membawa Nona Silvana ke benteng segera. akan sangat membutuhkan waktu lama untuk siuman, faktor lain, juga tempat ini sepertinya tidak aman."

Ryuji sudah jelas tergila-gila pada Keindahan milik Narelina. bahkan ia akan selalu setuju dengan perkataanya tanpa menolak sama sekali.

Lalu dia memanggil semua gadisnya kembali ke sisinya, dan mengaktifkan Array Transfer dan menetapkan Koordinat yang sudah ditandai, lalu dengan itu pun mereka semua menghilang bersama Silvana yang pingsan dalam cahaya terang keperakan.

-

-

-

Suda lama sejak Fajar menyingsing menerangi langit biru yang dipenuhi awan putih.

Udara pagi yang begitu menyegarkan memenuhi lingkungan. disambut dengan bau Mentari pagi yang menyengat.

sudah lama sejak Orobo berserta Olivia dan Abysal melanjutkan perjalanan, dan saat ini, mereka saat ini sudah sampai di Hutan Miasma Didepan sebuah Reruntuhan dengan Gapura yang rapuh dan hancur sebagian oleh akar pohon dan tertimbun gerombolan Lumut, lalu akhirnya mereka bertiga melangkah masuk kedalam.

Pintu masuk utamanya cukup lebar, sehingga memungkinkan Orobo dan dua orang lainya bisa masuk bersama.

Lorong didalam Kuil lumayan gelap. tapi itu tak bisa mempengaruhi Ras Naga sama sekali, apalagi mereka. dalam gelap, juga Karunia yang dimiliki oleh Naga, membuat mereka bisa melihat interior Kuil dalam gelap.

Tapi, tiba-tiba saja mereka berhenti mendadak. Tatapanya mengarah pada lorong yang bercabang-cabang didepan.

Olivia jelas kebingungan. Karena ayahnya tidak memberi tahu lebih spesifik tentang Kuil ini. Sedangkan Orobo, dia masih dengan santainya memilah-milah lorong sambil memegangi dagunya.

Olivia yang kepanikan, menarik-narik lengan baju Abysal, dan merengek,"Kakaaaakk!!! kenapa jalanya bercabang kayak giniii. Ayah tak memberitahu kita secara detailll! Gimana nihhh!!

Keadaan panik Olivia membuat Abysal geram tak terkendali. Mendorong Olivia menjauhinya, Abysal dengan galak memarahinya"Bodoh, diam saja kau. Walaupun Ayah tak memberitahu. Tapi Beliau memberi kita sesuatu??"

Berkata begitu. Abysal mengulurkan lenganya kedalam Saku Dimensi, merogoh sesuatu, kemudian mengeluarkanya.

"Kakak, apakah Ayah yang memberimu Permata Langit ini.." gumam Olivia menatap sebuah Permata ditangan Abysal.

Jari lentik Abysal memainkan Permata berwarna Biru Abu-abu dengan lincah, seketika, cahaya terang kebiruan muncul. Perlahan, Abysal mengulurkan Permata Langit di tanganya yang bermandikan cahaya kebiruan pucat. dalam genggamanya, cahaya biru yang berasal dari Permata Langit melesat jauh melintasi jalan bercabang dan menghilang.

Sedangkan wajah cantik Abysal memiliki kesombongan, dengan nada bangga, Abysal berkata,"Permata Ilahi, adalah salah satu harta milik Ayah, yang diberikan kepadaku saat akan meninggalkan Kastil Utama Klan Karma. Permata ini mempunyai efek yang disebut 'Sonar', dimana ketika itu digunakan, cahaya terang akan kembali memantul kedalam Permata. setelah itu Permata ini akan menuntun arah kita??"

Selagi Abysal menjelaskan kemampuam yang dimiliki Permata Langit. Orobo yang mendengarkan sesuatu seperti Harta Kepala Klan, kemampuan Permata Ilahi, tiba-tiba mendengus, dan tertawa kecil sambil bergumam lirih,"Mmh! Permata Ilahi yang melacak sebuah jalan. entah mengapa ini mengingatkan ku tentang Sistem Sonar yang dipakai Kapal Penyelam di duniaku dulu, dan kemampuan alamiah Kelelawar..."

Perlahan, Orobo berjalan mendekati Olivia dan Abysal yang memiliki percikan listrik di dahi mereka.

Dengan sedikit tenaga, Orobo mendorong mereka berpisah, dan terhuyung beberapa langkah sambil berkata "Diam.."

Sehingga mereka dengan patuhnya menaati perkataanya.

Sesaat suasana menjadi sangatsangat sunyi. dan menyisakan suara mereka bernapas saja. Sementara itu, Orobo menarik napas panjang sambil membusungkan dadanya. dalam hatinya, Orobo berniat menggunakan "Dragon Scream". lalu ketika napasnya sudah terkumpul semua. dengan kuat menghembuskan napasnya.

ROARRR.

Begitu keras, menerpa seluruh lorong sampai menimbulkan getaran yang keras.

Tapi anehnya, tidak satupun dari mereka bereaksi seperti yang Orobo harapkan.

Setelah menunggu dan menunggu. sebuah gema yang merambat terdengar disaat Orobo hendak mengulanginya.

Gema itu terus merambat di lorong paling pojok sebelah kanan.

hatinya sedikit senang ketika ia berhasil menemukan jalan menuju Altar Reruntuhan Relief yang menjadi tempat peletakan Prasasti Kuno.

Dengan tak sabar, Orobo menyeret lengan kakak adik itu. sementara itu, tatapan mereka saling pandang dengan pipi merah merona.

Akhirnya, Orobo menyeret mereka masuk ke lorong kanan pojok.

semakin dalam. mereka semakin masuk lebih dalam. tentu saja semakin gelap. Orobo tetap waspada mengawasi sekeliling dengan berbagai hal yang bisa saja terjadi.

Tapi, matanya melebar ketika sesuatu yang besar nan hangat menjepit lenganya dalam gelap. Itu adalah sesuatu yang lembut yang pernah dirasakanya dulu.

Tentu itu adalah dua pasang Payudara Olivia dan Abysal.

mengetahui ini. Ide brilian segera muncul di otaknya yang 'Berwawasan'. Dengan seringai jahat. Orobo meluncurkan kejahilanya.

Dengan perlahan. Orobo menggesek gesekan Sikutnya ke Puncak Kembar yang menjepit kedua lenganya.

Dengan sedikit usaha. Aksinya berjalan semakin lancar.

Tak kuasa menahan godaan ini, bibir Chery Olivia mengeluarkan desahan lembut,'Ahhn', yang bisa meracuni pikiran Iblis sekalipun.

Adapun dengan Abysla, dia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan agar eranganya tidak bocor. tapi apa ada daya seorang gadis yang sedang intimidasi Pria. bahkan Orobo semakin menjadi dengan menambahkan banyak kekuatan pada Abysal. sehingga Abysal berjalan sambil menjepitkan pahanya sendiri agar sesuatu tidak mengalir merembes dibarengi dengan,"Mmh".

setelah itu. Abysal mengentikan langkahnya. Orobo juga ikut berhenti bersama dengan Olivia.

menengok kesamping. menatap mata indah semerah darah Abysal, Orobo penasaran,"Ada apa, apakah ada sesuatu?", Kata Orobo sambil menghentikan 'Kejahilan'nya.

Ekspresi rumit terukir di wajah seputih porselen Abysal. Menggertakan giginya, Abysal mengambil napas sebelum berbicara.'Kau Sialannn!!"

PAHH

Tangan putih Abysal dengan keras menampar satu sisi pipinya. Tapi semua itu terasa seperti tiupan angin berkat tubuh barunya. tetapi hatinya menjadi kacau.

Tanpa menunggu reaksi Orobo. Abysal langsung berkata terus terang. matanya kini telah berlinang air mata yang mengalir deras, memandang mata berlian hitam Orobo, dengan terisak,"Kau bajingan.. Walau pun aku menjajikan apapun sebagai imbalan atas bantuanmu, walau dengan tubuhku, aku baik-baik saja. tapi kau telah mepermainkan perasaanku. ingatlah, aku bukan sesuatu yang bisa kau remehkan.!!. Ayo Olivia, kita menjauh!!."

Abysal menyeret Olivia yang tampaknya enggan menjauh. sedangkan Orobo masih terpaku oleh kata kata yang diucapkan Abysal.

"Apa maksudnya itu.. mempermainkan perasaan! Hei, aku cuman menggodamu saja. kenapa itu dianggap 'mempermainkan hati'. Yaa ampun. apa semua Naga betina seperti ini!!"

Orobo, mengumpat sambil berusaha mengejar mereka yang semakin menjauh darinya ke dalam lorong yang bahkan lebih gelap dari sebelumnya.

dengan usaha, Orobo akhirnya bisa melihat mereka.

ketika dia hendak mendekat lebih jauh bahu. kilatan biru kelam mencegah pergerakannya, lalu sebuah Lapisan berwarna abu abu gelap muncul menyekat ruang geraknya.

Merasakan ada sesuatu dibelakangnya. Abysal bergerak menoleh kebelakang. beberapa saat yang lalu, dia sengaja begitu agar Orobo bisa memahami perasaanya.

jadi saat dia tahu bahwa Orobo menyusulnya, Suka cita segera melanda hati kecilnya. Namun, ketika melihat Orobo yang sedang mengamati Lapisan itu. wajahnha menunjukan ketidakpercayaan.

berusaha mendekatinya.

"....Orobo!....!", Teriak Abysal diikuti Olivia.

Disaat beberapa langkah mendekat. Mereka berdua tiba-tiba dikejutkan

Oleh pergerakan kilatan merah dengan asap merah tebal.

"Uhkk, apa ini..."

"Entah kenapa....ini.."

mereka berdua pingsan begitu menghirup asal merah ini.

lalu, di belakang mereka, Seorang Pria paruh baya entah darimana muncul sambil membawa sebuah Tombak Maut ditanganya.

suaranya sedikit parau, tertawa menatap Olivia dan Abysal yang teegletak,"Ahaha! Bahkan Naga sekalipun tak akan bisa menahan efek Asap ini"

kilatan di mata merahnya yang lebih merah dibandingkan milik Abysal berflutuasi aneh.

lalu matanya itu menatap Orobo yang juga menatapnya dengan dingin.

"Apakah mereka Gadismu.." Kata Pria paruh baya itu penasaran.

"Berani kau sentuh mereka sejengkal pun, akan ku!!" Jawab Orobo tanpa keraguan sedikitpun

Pria paruh baya itu segera menyangkal omongan Orobo dengan angkuh."Kau pasti akan menghajarku, bukan... Bermimpilah, selama Ancient Triangel masih ada. Kalian para Naga tak akan bisa berkutik. Dan gadis ini!!!"

Di perkataan terakhirnya. Pria paruh baya itu menatap Abysal dan Olivia yang tergeletak di tanah, yang secara mengejutkan bangkit berdiri.

Mata mereka tak menunjukan sedikitpun cahaya. Hanya ada tatapan dingin. Ekspresinya lebih mirip sebuah boneka daripada mayat hidup.

Olivia dan Abysal langsung maju melesat kedepan seperti kilat. Menyerang Orobo yang terjebak di Pembatasan dengan sekuat tenaga.

.DIINGG.

Pembatas yang mengekang Orobo bergetar sangat keras begitu dihantam pukulan sekuat tenaga Kakak beradik.

Orobo linglung menatap mereka berdua, lalu pandanganya beralih ke pria paruh baya itu.

Merasakan tatapan kesal Orobo, pria paruh baya itu tertawa terbahak-bahak sambil menutupi wajahnya dengan tangan keriputnya,"Hahaha!! Awalnya aku berencana menggunakanmu sebagai Bidak. Dan seharusnya terkurung disana adalah Gadismu, tapi kenapa malah sebaliknya. Sebelumnya aku tak pernah mendapatkan Gadis secantik ini untuk dijadikan sebagai persembahan untuk Naga Langit, karena beruntung sekali aku bisa menemukan Gadis dari Klan Naga Iblis.."

Tawa busuk pria paruh baya itu membuat Orobo jengkel setengah mati. Membuat amarahnya melonjak drastis.

Namun, ekspresi yang dimiliki Pria paruh baya itu sebaliknya. Ia menunjukan kegirangan karena merasakan kemarahan Orobo yang meningkat.

Lalu, dengan kendali mentalnya. Dia memerintahkan Olivia dan Abysal yang berada dibawah pengaruhnya untuk menyerang Orobo lagi.

Mereka berdua merespon perintahnya, langsung masuk kedalam pembatas seketika.

Sedengkan Orobo menyaksikan adegan ini dengan hati yang teriris pedih. Dia tak menyangka mereka akan mudah dikendalikan seperti ini. Juga, Sihir apa yang bisa membuat makhluk sekelas Naga Iblis yang terkenal akan Energi Gelapnya bisa terkena sihir jenis ini.

Melihat Kakak beradik yang dipenuhi keinginan membunuh, Orobo menggertakan giginya, mengingat ingat saat dimana terakhir kali mereka tersenyum kepadanya. Sementara mereka sudah melesat loncat sambil menghunuskan Pedang dari Napas Api. Dibalik itu, air mata Olivia dan Abysal mengucur deras terbang kemana mana, tetapi ekspresi mereka berdua jelas tetap sama, tak menunjukan sedikitpun emosi.

Orobo juga tak tinggal duduk saja. Diam diam dia menghentakan kakinya ke tanah. Saat itulah tanah saling melonjak seperti ombak laut, menyapu mereka di depannya.

BANG,

Namun sayangnya, ombak tanah itu terbelah seketika dengan sekali tebas. Serangan yang dibuat Orobo menjadi sia sia. Juga membuat debu berterbangan dalam kegelapan.

WOOOSS.

Sebuah bayangan secara cepat muncul dari kepulan debu, melancarkan pukulan terhadap bilah Pedang mereka, menimbulkan percikan api.

DENTANG.

Suara pedang yang saling berbenturan begitu Keras. Membuat tangan indah Mereka bergetar.

Dalam posisi siaga, Olivia melancarkan tendangan kaki tepat ke pinggang Orobo. Sementara Abysal juga melancarkan tendangan ke satu sisi wajahnya, namun itu semua bisa diatasi Orobo dengan kedua tanganya.

Orobo berusaha menarik mereka dan membantingnya. Tapi anehnya mereka bisa lolos dari cengkraman Orobo yang begitu kuat.

Orobo hampir saja berhasil jika bukan karena kecepatan reflek mereka yang bagus. Setelah berhasil meloloskan diri, mereka segera berbalik dengan cepat. Menggunakan kakinya yang lain untuk menyepaknya lagi.

Dalam selisih waktu yang cepat itu. Bibir Cheri mereka merapalkan suatu mantra yang membuat kaki indah merekabmemunculkan lingkaran sihir, dan.

DHOOAM.

serangan mereka berhasil mengenai Orobo tepat dibagian dadanya, lalu terpental jauh menabrak Pembatas.

.GUOHH.

Orobo, Darah berwarna Emas gelap segera mengalir dari sudut mulutnya. Lalu dibagian dadanya terdapat jejak kaki yang menghitam.

Abysal dan Olivia benar-benar menggunakan kekuatan penuhnya dalam wujud manusianya. Membuat Orobo berpikir sekilas tentang Kekuatan penuhnya dalam wujud saat ini bisa melampaui mereka jika dia mau.

Tapi sayangnya Orobo menolak gagasan yang muncul di kepalnya. Karena dia benar-benar tidak ingin menggunakan kekuatan penuhnya terhadap mereka.

Saat ini dia berusaha bangkit sambil menatap kedepan. Namun yang ia lihat pertama kali bukan bayangan mereka yang berada jauhnya.

Tetapi, dua bayangan putih yang sudah menyambutnya tepat di depan mata, dengan segera meninju perut.

.DEBUG.

Orobo memuntahkan seteguk darah akibat pukulan yang diterimannya. Tapi dia tak terpental seperti sebelumnya berkat kuda-kuda yang disiapkannya tadi.

Otaknya dipaksa memperoses refleksi yang begitu cepat, sehingga dia berhasil meraih kepalan tangan Olivia dan Abysal yang masih meninju perutnya.

Dengan mulut yang berlumuran darah, Orobo berkata dengan serak,"Gravity Break Down".

Sebuah lingkaran Sihir ungu gelap muncul tepat dibawah kaki Olivia dan Abysal dan membuat mereka menempel erat di tanah seperti terkena Lem yang sangat kuat yang disebabkan oleh Sihir Gravitasi.

Begitu mereka sudah dikekang Orobo. Ekspresinya sangat sangat marah, pupilnya yang bagaikan predator menatap pria paruh baya itu dengan jengekel.

Wajahnya menjadi begitu menyeramkan, serta tanduk kecil yang hampir tak terlihat di bagian belakang kepalanya sedikit mencuat keatas.

Tubuhnya sekarang dipenuhi oleh Aura gelap tiada habisnya. Orobo menggertakan giginya begitu kuat sampai sampai berbunyi, KREK KREK.

Mengulurkan lenganya, jari telunjuknya menuding kearah pria paruh baya itu dengan suara serak,"Kau memang pengecut. Menggunakan mereka untuk membunuhku. Dasar Manusia keparat.."

Mendengar provokasi Orobo, pria tua itu sebaliknya malah tertawa, lalu dia berkata dengan sombong,"Kuhaha, Aku memang Manusia, tapi itu dulu. Setelah menjalin Kontrak dengan Naga Langit, dan meminum darahnya, Aku. Karl, saat ini adalah pelayan Naga Langit yang Agung. Tuanku pasti sangat senang jika aku membawa Gadis Naga Iblis Sebagai hadiah!!!"

Berhenti sejenak. Raut wajah Karl berubah drasti 360 derajat, dipenuhi oleh ambisi membunuh yang meluap luap.

"Tapi sebelum itu.. Aku akan menghabisimu terlebih dahulu!"