Chereads / Kaisar Dewa Naga Kuno ( Hiatus) / Chapter 2 - 10.000 Mage

Chapter 2 - 10.000 Mage

Dalam sekejap, dua bilah pedang Penjagal datang dengan cepat, menebas tepat ditenggorokan Wildan.

*DENTANG*

Namun, apa yang terjadi selanjutnya benar-benar tak terduga. Ketika kedua bilah pedang yang mengenainya, pedang yang ditempa menggunakan Besi Permata patah menjadi dua bagian.

Adapun kedua Ksatria itu, mereka terjatuh kebelakang karena efek tolakan. Lengan mereka seolah mati rasa dan pergelangan tangannya membiru.

Komandan mereka sedikit tercengan dengan kejadian barusan. Bahkan para Ksatria dibelakangnya juga ikut terpana. Dengan linglung, Komandan itu menatap Wildan dengan keraguan.

"B-Bagaimana mungkin.. Mengapa dia tak mundur selangkah pun tanpa pertahanan ketika menahan serangan itu. Jangan-jangan, Aura ini, adalah Naga..."

Ketika Wildan menahan tebasan pedang. Bukanya dia memang tak memasang pertahanan sedikitpun. Justru Wildan memanfaatkan ketahanan yang dimiliki oleh sisik Naga ke wujud Transformasi bentuknya.

Namun, sepertinya Komandan itu mengenali ciri-ciri yang hanya dimiliki oleh para Naga. Ditambah lagi Aura Naga yang berasal dari Wildan. Tentu saja ia bisa merasakannya. Jadi dia semakin yakin dengan apa yang dirasakannya.

Menanggapi situasi, Seorang wanita berbaju Militer yang mungkin adalah Ajudannya, segera berbalik kearah para Ksatria, sebagai Kepala Kavaleri, ia memberi himbauan kepada mereka.

"Situasi gawat.. Musuh didepan bukanlah lawan yang mudah, sebagai gantinya, bawa para Mage ke barisan terdepan. Sisanya pergi kebelakang untuk membuat Pertahanan...!"

Suaranya membuat kegaduhan diantara Ksatria dibagian paling belakang. Lalu para Mage segera masuk ke barisan terdepan Pasukan.

Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jubah yang mereka kenakan justru lebih mirip dengan Pendeta daripada Mage sama sekali. Jumlah mereka sendiri adalah setengah dari seluruh Pasukan. Sambil mengacungkan jarinya, Para Mage mulai melafalkan Mantra sihir sesuai dengan Atribut Elemennya. Lalu, lingkaran sihir yang menyilaukan mata muncul didepan mereka.

"Hmph! Sungguh menarik. Ini pertama kalinya aku melihat lingkaran sihir. Mungkin seperti Novel yang pernah kubaca sewaktu masih di Bumi...!"

Wildan menatap ketegangan yang muncul di raut wajah mereka. Sedangkan ia memiliki ekspresi yang tenang dan tak terpengaruh oleh situasi.

Bahkan Wildan mencoba melangkah maju kedepan. Belum sempat Wildan merampungkan langkah keduanya.

Komandan Kavaleri segera memaksakan pita suaranya sampai benar-benar serak untuk meluncurkan serangan besar kearah Wildan.

"Snow Song Wind"

"Godly Space"

"Scorching Hell Flame."

Berbagai jenis Atribut sihir mulai menyerang Wildan dengan ganas. Bahkan tidak ada celah dan interval waktu diantara serangan yang diluncurkan para Mage.

Para Mage dari Kaisaran Levianas terkenal sangat ditakuti oleh beberapa Kekaisaran di Benua Azure Cloud. Untuk bisa memasuki Divisi Mage. Mereka harus berasal dari Jenius Klan.

Juga bakat yang menantang langit. Serta banyak lagi syarat khusus yang membuat para Jenius biasa kehilangan nyali. Karena salah satu syarat mutlaknya adalah, Meditasi mereka harus berada di atas Divine Lord tingkat 10, dan tidak kurang.

Setelah 50 tarikan nafas, serangan mereka melambat sebelum akhirnya benar-benar berhenti.

Asap serangan benar-benar memenuhi udara. Juga api hitam yang bercecer dimana-mana jelas masih mengobar walau dibawahnya adalah Es.

Pemandangan rerumputan hijau disekeliling Danau Kaca telah sepenuhnya hilang, tergantikan oleh tanah yang telah porak-poranda.

Namun dibalik asap tebal yang mengepul. Seseorang berjalan keluar dari kabut pekat. Penampilannya masih sama seperti yang dulu. Di tangan kanannya dia memegang jubah bulu hitam, tubuh atasnya atletisnya yang bisa membuat wanita manapun terpana olehnya.

Serta sisik Hitam dengan pinggiran berwarna Emas yang seperti tatto tubuh di lengan kirinya sedikit mulai bercaya redup.

Sudah jelas itu Wildan. Matanya menatap menatap jijik kearah orang-orang Kekaisaran Levianas. Jejak kesombongan sengit muncul diwajahnya.

"Kekaisaran Levianas memang menakjubkan. Bahkan melampaui rumor yang beredar. Terlebih lagi, para Mage yang mereka miliki masih mampu memanggil Divine Beast setingkat dengan SSS-Rank walaupun mereka sudah mengeluarkan Sihir Ilahi tingkat 7. Mengagumkan.. Sungguh Mengagumkan....!" Wildan meraung, ada sedikit jejak kekaguman diucapanya.

Untuk memanggil Divine Beast SSS-Rank. Diperlukan Mana dalam jumlah yang sangat besar, serta tidak semua Mage memiliki Kapasitas Mana yang sama. Ini memang sudah menjadi bukti betapa kuatnya para Mage dan juga Prajurit Kekaisaran Levianas. Dalam hal kekuatan, Para Dewa sekalipun akan menghindari untuk berhadapan langsung dengan SSS Divine Beast.

Beberapa saat yang lalu, Komandan Itu menghubungi Jendral Besar untuk meminta Mage tambahan, serta meminjam Kekuatan Inhertie Calamity Dragon, yang merupakan Naga Kelas Atas Berdarah Murni Mulia, yang pernah memojokkan Blazze Meteor Dragon King 5.000 Tahun Silam.

Dalam waktu yang singkat itu. Sebanyak 10.000 Personel Mage diluncurkan bersamaan dengan Inhertie Calamity Dragon akhirnya tiba di Medan Pertempuran.

Melihat 2.000 Kavaleri ditambah 10.000 Mage beserta 100 Divine Beast SSS-Rank dan Inhertie Calamity Dragon. Wildan tak tahu harus bagaimana lagi, jadi Ia hanya menghela.

Membuang jubah ditangannya, lalu merentangkan lengannya lebar-lebar. Kepalanya mengadah keatas, mulutnya begerak seperti mengatakan sesuatu.

3 lapis Dinding penghalang dengan cepat menyebar, mencakup beberapa ratus juta kilometer jauhnya.

Para Elite Levianas awalnya ingin mengutuk Wildan. Melihat 3 lapisan Sihir Penghalang yang diciptakannya, ketakutan mulai muncul di hati ciut mereka.

Sebagai bentuk perlawanan mereka. Para Divine Beast SSS mengaum dengan suara yang dapat memecahkan gendang telinga. Inhertie Calamity Dragon yang tadinya diam tak bergerak di belangkang kini membuka mulutnya dengan suara lantang.

"Tenanglah kalian Manusia? Tidak perlu takut, dia hanya membuat penghalang saja. Lagipula, Bangsawan ini pernah menyudutkan Blazze Meteor Dragon King, bahkan sebelum Perjanjian 'Ancient Triangle' Dimulai. Juga tepat sekali aku belum berolahraga selama beberapa ribu tahun..!"

Mendengar kata-kata bijak Inhertie Calamity Dragon. Para Prajurit Manusia semakin memantapkan diri serta menyingkirkan ketakutan yang melanda mereka.

Komandan mereka yang keberaniannya tersihir oleh motivasi Inhertie Calamity Dragon. Berseru dengan semangat yang membara,"Tidak perlu takut dengan dia.. Memang auranya mengancam, tapi kita disini bersama dengan Tuan Inhertie. Jadi, dengan dukungan 11.000 Mage Elit yang dimiliki Levianas dan bantuan Inhertie Calamity Dragon!! KAVALERI ARMOR MERAH JUGA DIVINE BEAST,MAAAJJJUUUU!!!!"

"MENGAAUM"

"MENGAAUM"

"MENGAAUM"

Dari 100 Divine Beast yang ada. 3 tercepat diantaranya dengan cepat berlalri kearah Wildan, yang seperti Mangsa semut dimata ketiga Divine Beast tersebut.

Naasnya, ketika mereka mendekati Wildan. Mereka terpental beberapa kilometer begitu saja. Tapi mereka masih belum menyerah. Kali ini mereka mengelilingi Wildan dan menjaga jarak darinya.

*PENGG*

Mereka berusaha menyerang dari berbagai arah. Tetapi serangan mereka berhasil ditahan oleh kedua tangan dan kaki Wildan.

"Kalau bukan karena tubuh ini. Jika itu tubuhku dulu, pasti aku bakalan hancur hanya dengan dengusan ketiga Divine Beast Ini...!!!"

Sambil menahan tiga serangan Divine Beast. Wildan masih saja sempat kagum ketika beradu tinju dengan Cakar Pembunuh Dewa milik Chimera. Sementara lengan memblokir Taring Hades Cerberus. Dan kakinya yang sebelah menahan Ekor Penebas Langit, Hydranus.

Semakin lama, mereka semakin kuat menekan Wildan. Wildan menyadari kalau dia berusaha ditahan oleh Divine Beast ini.

Pemikiran sepintas ini berlalu begitu saja karena merasakan hawa dingin yang menusuk punggungnya. Tepat ketika ia menoleh kebelakang. Para Mage yang sudah selesai dengan Mantranya, serangan sihir melaju dengan cepat kearah Wildan. Juga para Divine Beast yang menekannya mundur berusaha menjauh darinya sejauh mungkin.

"Sialan, aku beneran terpancing oleh siasat mereka-",belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

*PUCHI*

Sungguh tak terduga, Wildan terpetal jauh 10 kilometer kedepan. Terbang melintasi Danau Kaca. Lalu jatuh berguling-guling sebelum menabrak beberapa ratus pohon.

Di akhir pentalannya. Sebuah pohon Tua berusia 100 tahun memiliki lubang besar menganga dengan Wildan berada di tengahnya. Sekali lagi, Tubuhnya tidak mengalami luka dan kerusakan sedikitpun, hanya saja badannya yang baru saja dibersihkan menjadi kotor dan lusuh.

Wildan terjebak disitu. Dengan sedikit usaha, Wildan perlahan menarik diri dari pohon. Kini pandangannya tertuju pada objek hitam yang terbang mendekat.

Inhertie Calamity Dragon, yang tadinya hanya Pria paruh baya, kini dalam Wujud Sempurnanya sebagai Naga berkaki Empat.

Sosok besarnya mendarat dengan ditanah dengan kepakan sayap yang menghapus sebagian pohon disekitarnya. Suara serak dan berat ala Naga keluar dari mulutnya.

"Aku tidak tau Naga jenis apa kau. Walau kau sedikit memiliki ciri-ciri Naga, tapi aku masih tidak yakin dengan auramu sebagai Naga. Tapi sepertinya itu bukan masalah jika kau bersujud untuk memohon menjadi Pelayan Bangsawan ini. Bangsawan ini yakin bahwa Kekaisaran Levianas tidak akan berani menuntut apa apa darimu?.."

Tatapan sinis merendahkah. Ya, tatapan itu diarahkan sepenuhnya pada Wildan.

Menggertakan giginya, Wildan memelotoinya," Kualifikasi apa yang kau miliki untuk membuatku bersujud kepada Naga kerdil sepertimu!!"

"Kau!! Beraninya kau menolak tawaran Bangsawan ini...!!"

Tanpa menunggu lebih lama lagi. Inhertie Calamity menarik napas panjang dan.

*WHOOOSSS*

Api merah gelap menyembur dari mulutnya. Membakar apapun didepanya, Termasuk Wildan.

Disaat Inhertie Calamity sedang sibuk. Wildan berlari kebawahnya, lalu meninju rahang Inhertie Calamity dengan keras.

Di pukul dengan keras. Inhertie Calamity terhuyung mundur 5 kilometer. Ia menatap Wildan dengan penuh kebencian mendalam.

Namun, perhatiannya segera tertuju pada sekelompok Naga yang dengan tiba-tiba datang dibelakangnya.

Sosok itu adalah Naga lain. Tapi anehnya mereka bisa berdiri dengan kaki belakang mereka. Warna sisik mereka masing-masing adalah Emas dan Perak, juga tinggi mereka lebih dari 1000 meter.

Inhertie Calamity tiba-tiba senang akan kedatangan sosok itu, jadi ia menyapanya.

"Ohoho. Jarang sekali aku melihat Puteri Dragon King Azure Karma, datang bersama secara akur seperti ini. Aku kira, kalian datang untuk membantuku, bukan???"

"Hmph! Jangan harap aku membantumu... Tapi kami datang kesini karena energi Alam di sini sangat kacau. Telebih lagi, Auramu tidak seperti biasanya?"

Golden Bow mendengus dingin, sebenarnya dia tidak suka dengan Inhertie Calamity. Dia tahu kalau Inhertie Calamity akan menanggap kedatangannya bersama Adik Perempuanya akan dianggap sebagai bentuk penerimaan terhadap Lamaranya.

Sedangkan Inhertie Calamity hanya tersenyum kecut.

Membuang muka kesamping Adiknya, Golden Bow memandangi Lightning Silver yang sedang menatap sesuatu dengan serius.

"Kakak, coba lihat dia. Dialah yang merusak tempat yang kita sukai ini.."

Disitu, Adiknya menunjuk Wildan yang sedang memandangi mereka. Wildan kini tidak hanya lusuh dan kotor, juga sedikit gosong.

"Hooh? Jadi kau keparat yang merusak tempat ini.. Tempat ini milik Kekaisaran Levianas Juga Kerajaan Naga Azure. Jadi aku juga punya tanggung jawab untuk memusnahkan hama sepertimu...!!!

Golden Bow merasa sengit dengan Wildan, begitupun Adiknya. Serta jejak permusuhan muncul di mata mereka.

Menghadapi 3 Naga Sejati yang memiliki permusuhan dengannya. Wildan tidak tahu harus menangis atau tertawa.

Jadi dia hanya meraung kesal sambil menutupi jidatnya,"Aku tidak tahu siapa kalian, tapi kalian bukanlah Naga sembarangan ketika berhasil menerobos prnghalangku. Yah, ini juga karena aku tidak membuatnya secara sempurna. Tapi didalam Penghalang ini, aku sendirian melawan tiga Naga Sejati, 100 Divine Beast SSS-Rank. 11.000 Mage. 1000 Prajurit Armor Merah..."

Mereka bertiga merasa kalau Wildan terlalu melebih-lebihkan dirinya. Masing-masing dari mereka pernah berhadapan dengan 10 Naga sejati, dan 1 juta pasukan. Dengan begitu, permusuhan yang mereka miliki tumbuh jauh lebih kejam dan lebih dingin.

Merasakan niat membunuh dingin yang mencekik. Wildan berkata dengan suara serak dan bahkan lebih berat dari sebelum-sebelumnya," Kalian berhasil membuatku seperti ini. Kalau aku tidak berubah ke wujud penuhku, sama saja aku tidak menghargai usaha kalian, bukan. Kalian akan menanggung kemarahan karena berhasil memicuku.....!!"

Untuk sesaat, wajahnya berubah menjadi gelap ketika melantunkan kalimat ini, suaranya semakin berat. Seolah Naga yang sangat ditakuti sedang bangkit meraung keras dari dari dasar jurang kehancuran.

"...Cakar harus dibalas dengan Cakar.... Taring harus dibalas dengan Taring..... . Sedangkan..... Naga harus dilawan dengan Naga...."

Tidak ada seorangpun yang merapal Mantra sihir disini.

Hanya saja, langit disekitar Medan Pertempuran tiba-tiba dipenuhi dengan Awan hitam pekat. Tidak ada petir yang muncul di awan itu. Hanya angin yang bertiup dengan kencang sampai menerbangkan banyak pohon.

Mendadak, perubahan terjadi kepada Wildan Secara signifikan. Perlahan, sosonya membesar dan terus membesar. Serta memanjang, lalu sisik Hitam keemasan disertai dengan aura hitam emas secara cepat menyebar keseluruh permukaan tubuhnya. Rahangnya condong kedepan dengan banyaknya Gigi taring yang seperti gerjaji perlahan keluar. Diikuti dengan tanduk besar bercabang yang tumbuh menjulang keatas di kepalanya.

Wajahnya saat ini bukanlah wajah seorang manusia pria maskulin. Melainkan wajah ganas sangar Naga dengan Kumis api yang menjuntai bergerak-gerak melayang.

Mendekati akhir. Tubuh Naga sepanjang Lima ratus juta kilometer itu melayang dengan bebas di udara. Sedangkang Cakar diselimuti dengan Api ungu hitam yang berkobar tanpa hentinya.

Alis api biru wildan menyipit saat memandang Tiga Naga dibawahnya yang melihat Transformasinya secara detail dengan tatapan dingin.

Tawanya yang menggetarkan bumi dan langit menggema sampai bisa di dengar oleh mereka yang berada didalam Penghalang." Kalian... Para cecenguk rendahan. Berbahagialah kalian... mungkin kalian adalah mahkluk pertama dan yang terakhir yang melihat wujud asliku..."

Wildan melepas Domain Auranya. Suaranya seperti guntur yang menyambar bumi.

Tentu saja mahkluk sekelas Manusia dan Divine Beast mundur beberapa langkah ketakutan.

Termasuk Inhertie Calamity, Golden Bow, Lightning Silver. Diam membatu menatap Ular Naga diatas mereka. Mata kedua Saudari tidak bisa percaya dengan apa yang mereka alami. Bahkan tubuh mereka berdua bergetar dengan hebat.

"Kakak... Aura ini. J-Jangan-jangan...."

"Y-Ya. Kau benar. Menurut Legenda, dan yang pernah aku alami ketika Ancient Triangel. Ini sama persis.."

Lighning Silver Dragon terbata-bata. Berusaha menelan kata yang diucapnya.

Menurut legenda, dikatakan bahwa pemilik Aura ini yang telah membinasakan Kaisar Iblis Ke 20, Medez. Serta sebagian besar Anggota Dewa-Dewi dalam Mitologi Yulios, Dua Setengaj Juta tahun Yang lalu.

Semua orang di dunia ini tahu bahwa Naga adalah Mahkluk yang tidak bisa disinggung.

Hanya masalah sepele. Pemicu kemarahan Kaisar Dewa Naga Kuno adalah pertempuran Dewa dan Iblis yang terjadi di Lautan Neraka dimana ia tertidur.

Setelah insiden itu. Sang Kaisar sekali lagi menghilang selama Dua setengah Juta tahun, bak ditelan Dunia.

Terakhir kali Dominasi Auranya menyebar itu ketika 'Ancient Triangel' dihadiri, walau sedikit lemah karena jauh. Hanya segelintir yang bisa merasakan.

Saat ini di tengah-tengah ketakutan sepasang saudari Naga.

Inhertie Calamity meraung dengan ganas menggila dan Aura yang melonjak-lonjak keluar dari tubuhnya. Berusaha untuk melawan Dominasi Aura milik Wildan.

Walaupun Inhertie Calamity merasakan tekanan yang dilepaskan oleh Domain Aura. Masih saja dengan keras kepala berusaha menyerang Wildan posisinya menurut strategis sangat cocok untuk Diserang.

Dia begitu marah. Sampai ingin meludahkan segalon darah. Walaupun Inhertie tahu kalau Naga didepannya melampaui ukuran tubuhnya. Jejak tekad kuat mengebu dilubuk hatinya.

Memang Ras Naga memiliki keberanian dan harga diri yang tinggi sebagai bentuk keperkasaan mereka.

Aura dan niat membunuh membumbung tinggi. Bahkan dia tak sempat melihat Naga bersaudari yang linglung.

Dentang!!!

Melesat terbang keatas dengan cepat. Tubuhnya diselimuti Aura merah gelap. Dengan cakar besarnya. Inhertie Calamity menyerang dengan ganas berusaha melukai Wildan.

Jelas dia putus asa. Tiba-tiba saja. Peng, Wildan mengibaskan ekornya tanpa disadari Inhertie Calamity lalu menerbangkannya kebawah tepat dimana sepuluh ribu Mage berada.

Kejadian ini begitu cepat. Sehingga sepuluh ribu Mage tidak sempat melarikan diri dengan Sihir Teleportasi.

Sementara itu Wildan melihat Inhertie Calamity yang begitu sombong tergeletak ditanah bersama Mage Kekaisaran Levianas. Wildan masih belum cukup dengan itu. Cakar berapinya dengan cepat mencengkram Inhertie Calamity yang seperti semut dan meremasnya lalu melepaskannya.

Sebuah gundukan tanah berbatu yang terbakar didalamnya terdapat Inhertie Calamity dan sepuluh ribu Mage mulai terbakar dengan Api ungu hitam dan langsung berubah menjadi abu.

Bahkan mereka tak sempat menjerit.

Sedangkan sepasang Naga bersaudari ini memiliki mata terbuka lebar dan sisik sepucat mayat menatap abu yang masih terbakar.

Kewarasan mereka kembali. Tubuh mereka memancarkan cahaya terang. Lalu berubah ke bentuk seorang Gadis dengan keringat dingin mengucur deras di wajah mereka. Jelas mereka berusaha lari sejauh mungkin lalu berencana menggunakan Array Naga untuk pergi.

Selangkah demi selangkah. Kaki mereka semakin menjadi cepat. BANG, sesuatu yang besar menutup jalan kabur mereka. Ekor sebesar gunung itu nampaknya telah mencegah langkah mereka.

Sepasang saudari itu terlalu takut, sehigga mereka tersandung dan jatuh.

Wildan menatap sepasang saudari itu seperti melihat debu. "Kalian juga berasal dari Ras Naga. Juga dari Auramu, apakah kalian Bangsawan Naga. Apa nama Keluarga kalian", suara serak Wildan membuat mereka smakin pucat.

"Demonic Dragon. Karma adalah Nama Klan kami. Nama Naga saya adalah Golden Bowie, sedangkan adik saya Lihhtning Silver Snowy.?"jawab seorang gadis berambut pirang bernama Bowie.

Adiknya sangat pemalu dan manja. Tentu saja ia meringkung dibelakang Bowie yang sama takutnya dengan dia. Namun Bowie berusaha memberanikan diri menjawab pertanyaan Wildan, tapi tidak berani menatap Wajah sangarnya.

Wildan turun ketanah. Ia kembali ke wujud Humanoidnya. Tubuh atasnya masih memiliki api hitam keunguan tapi itu kemudian berubah menjadi jubah bulu hitam lagi.

Berjalan menghampiri mereka dan menatapnya dalam dalam. Bowie dan Snowy segera berlutut dengan hormat.

Awalnya mereka mengabaikan Wildan yang mereka kira adalah Naga biasa. Namun setelah melihat langsung apa yang terjadi dengan keenam indera mereka sendiri. Mereka sedikit memiliki kelegaan dihatinya."Naga ini menyapa Kaisar Dewa Naga Purba..."

Sedikit. Seringai tajam buas Mulai terukir di wajah maskulinya. mata predatornya menatap dua gadis yang tadinya misterius ini lekat lekat.