Chereads / Ami Maya / Chapter 52 - Pertemuan kedua

Chapter 52 - Pertemuan kedua

Lando menikmati makan malamnya dengan Sony di salah satu rumah makan yang terkenal di kota kecil itu.

Ia terus makan tanpa ada bicara sepatah katapun. Ia tahu, sepupunya itu pasti penasaran dengan kejadian yang terjadi siang hari tadi. Lando hanya tersenyum tipis sambil melirik sepupunya tanpa terlihat.

Dihadapannya, Sony yang sedari tadi menunggu Lando untuk angkat bicara, tapi tak kunjung tiba, akhirnya membuka pembicaraan.

Ia mengatur posisi duduknya, lebih maju agar mendekat dengan Lando. Karena mereka berdua duduk berhadapan yanh dipisahkan oleh sebuah meja.

"Kok bisa kamu kenal dengan Aya tadi?" Tanyanya kaku, tubuhnya menjorok maju semakin mendekati Lando. Ada rasa canggung yang menggelitik di antara mereka berdua.

Biasanya Sony dan Lando sangat luwes dan akrab. Tidak ada pembatas di antara mereka. Tapi entah kenapa, kali ini Lando tidak bersikap seperti biasanya.

Lando menatap Sony sambil tersenyum. Ia menimbang-nimbang untuk menjawab pertanyaan Sony.

Sony yang menunggu jawaban Lando, tampak ikut berpikir dan tanpa sadar, kedua alisnya seakan menyatu.

Lando pun sengaja mengulur-ulur waktu untuk menjawab pertanyaan Sony. Ia senang melihat sepupunya ini cemas dan penasaran.

Biasanya Sony selalu ceria, terkesan tidak peduli dengan urusan orang lain. Namun kali ini, berbeda.

Lando tahu, penyebab berbeda itu adalah Aya merupakan istri dari sahabat Sony. Sehingga Sony mau tidak mau, harus mau untuk mengetahui apa yang terjadi yang menyangkut dengan pasangan sahabatnya itu.

"Hemm, itu pertemuan yang nggak disengaja." Jawab Lando diplomatis. Kedua tangannya saling dikaitkan dan menumpu dagunya yang sedikit lancip. Ia memnadang kepada Sony dengan intens. Dan tersenyum.

Dahi Sony mengkerut. Ia jauh dari terkesan puas dengan jawaban Lando.

"Bagaimana maksudnya?" Sony semakin mendesak. Ia penasaran dengan jawaban Lando. Ia bahkan menggeser kursinya agar bisa berada tepat di sebelah Lando.

Lando hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia semakin menikmati untuk memainkan rasa penasaran Sony.

"Ahh, kamu nggak asyik ah!" Seru Sony.

Lando hanya tertawa. Ia membayangkan kembali pertemuannya dengan Aya di hotel itu.

"Cerita dong. Kenapa kamu nggak bilang kalau memang sudah kenal? Itu ya yang akhirnya buat kamu untuk mau kesini?" Cecar Sony.

Lando terhenti saat hendak menyuap makanannya. Ia mengambil minumannya dan menyeruputnya.

Ia pun memikirkan, bagaimana bisa ia bertemu kembali dengan perempuan itu yang telah memikat hatinya selama ini.

Hanya dengan pertemuan singkat, Lando sudah jatuh hati kepadanya.

▪︎▪︎▪︎

Jam meja di samping tempat tidur Ara menunjukkan pukul 2.19 dini hari. Ia lalu menatap istrinya yang tertidur nyenyak disampingnya.

Aya hanya mengenakan selimut tipis untuk menutupi seluruh tubuhnya. Itupun selimutnya, dililit erat oleh Aya ke seluruh tubuhnya agar Ara tidak bisa menyentuhnya lagi.

Ara menyandarkan tubuhnya di ranjang dan membelai lembut rambut panjang Aya. Ia merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Aya.

Wajahnya tampak tenang dan lembut. Seakan tidak ada beban maupun masalah yang dihadapinya.

Dibelainya pundak Aya yang terbuka.

"Sialan" Gumamnya.

Dengan membelai sesedikit itu, Ara kembali merasakan keinginan untuk menjamah Aya.

Ia kembali membayangkan yang telah dilakukannya bersama Aya diawal malam tadi. Ia tersenyum bahagia mengingatnya.

Bagaimana Aya yang dengan sekuat tenaga berusaha menolak, namun dengan sedikit paksaan darinya dan kesabaran untuk terus merengkuh Aya, Aya pun luluh mengikutinya.

Ia berharap, saat istrinya itu membuka matanya, rasa dan ingatannya akan yang terjadi pada mereka malam ini, tidak akan berubah.

Ia merosot menurunkan badannya hingga sejajar dengan Aya. Masih dipandanginya wajah Aya yang terlelap.

"Seandainya kamu milikku seutuhnya Ay..."Gumam Ara sambil tersenyum masam.

Ia mencium kening Aya.

Ara memejamkan matanya, berusaha untuk tidur walaupun sampai saat ini dirinya belum merasakan kantuk.

▪︎▪︎▪︎

Lando duduk bersandar di kursi santai yang berada di balkon kamarnya. Ia menggunakan selimut tebal untuk menahan rasa dingin hawa malam hari ini.

Saat ini, jam menunjukkan pukul 12.30 malam. Ia mengenggam teh panas yang dibuatkan oleh asisten rumah tangga di rumah itu.

Untuk sementara ini, ia akan tinggal bersama Sony di rumah Sony, yang terletak di daerah perumahan Jelarai Raya. Dikarenakan ini merupakan kota yang kecil, sehingga jam malam seperti saat ini, suasana sudah sangat sepi.

Lando masih belum bisa tidur. Ia memutuskan untuk ke luar kamar, melihat langit malam yang banyak bertaburan bintang.

Lando mengingat kembali pertemuannya siang ini dengan Aya maupun suaminya.

Ia sangat terkejut saat melihat dari pintu, seorang wanita yang dikenalnya beberapa waktu yang lalu.

Ia pun semakin terkejut lagi, saat tahu bahwa wanita itu adalah istri dari sahabat Sony yang selama ini sering dibicarakan Sony kepadanya.

Lando terkesima melihat Aya. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya pada saat itu. Hal ini tentu saja membuat Ara, suaminya berubah raut wajah. Yang semula santai menjadi garang.

Lando mengabaikan tatapan tajam Ara dan tatapan ingin tahu Sony dan tatapan terkejut Aya siang itu.

Ia tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Aya.

Aya yang ragu-ragu, akhirnya menyambut jabatan tangan tersebut.

Lama Lando menggenggam tangan Aya yang terasa dingin. Ia tahu, Aya merasa gugup dan sedikit panik. Lando bisa melihat dari raut wajah Aya.

Seperti saat pertemuan pertama mereka di hotel Hyatt Regency Yogyakarta, Ara merasakan ada kedekatan yang sudah terjalin lama di antara mereka berdua. Ia merasa, bahwa mereka seperti pasangan yang sudah lama saling mengenal.