Arka hanya bisa memandangi pintu yang tertutup dari dalam. Perasaan bersalah menjalar di hatinya. Tapi mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi dan tidak ada yang bisa menolak kuasa Illahi.
Keadaan Arka sudah mulai membaik. Rasa mual perlahan sudah mulai menghilang bersamaan dengan kabar kehamilan Yumna tadi. Dia membiarkan Yumna sendiri di kamar. Mungkin Yumna butuh waktu untuk sendiri.
Di Dalam Kamar.
Yumna duduk di pinggiran tempat tidurnya, sambil memeluk guling kesayangan dia menangis sesenggukan. Dia masih bingung menghadapi kehamilannya. Dia takut tidak bisa menjaga kehamilannya dengan baik.
Besok pagi dia harus berangkat ke Yogyakarta. Apa semua akan baik-baik saja ketika dia jauh dari suaminya?
ceklek...
"Arkaa"
Arka yang sedang menonton televisi, terperanjat saat mendengar Yumna memanggilnya.
"Iya, kenapa.Na?"