"Bagaimana ini...?"
Disuatu ruangan, terlihat seorang pria yang kira-kira berumur 25 tahun keatas yang sedang sangat gelisah, dia tidak berhenti-henti berjalan bolak-balik di depan sebuah pintu. Dibalik pintu itu, terdengar suara rintihan kesakitan. Pria itu tambah gelisah mendengar rintihan itu, ia ingin sekali masuk tapi apa dayanya ia tidak bisa masuk untuk sekarang.
"Sekali lagi, Tarik nafas... buang..!" Dibalik pintu itu adalah ruangan persalinan, terlihat seorang perempuan memakai baju putih yang sedang membantu seorang perempuan yang akan segera melahirkan anaknya. Sepertinya perempuan yang memakai baju putih itu adalah dokter
"Huuuhhuuu... Haa... Huu... Hnnnnn" wajah perempuan itu sangat pucat, keringat bercucuran dimana-mana, ia berusaha menahan rasa sakit yang dirasakannya sekarang karena persalinan.
"Uweeee... uwee..." beberapa menit kemudian terdengar suara tangisan bayi, sang pria pun langsung masuk ke dalam ruangan persalinan setelah mendengar tangisan bayi. Sang pria mematung ditempat melihat bayi kecil mungil yang kulitnya masih merah mudah dan berlumuran darah, tanpa sadar disela-sela matanya muncul air mata.
"Ha-Handy kau su-sudah datang..!" Pria itu melihat kearah perempuan yang sedang berbaring lemas di kasur, lalu dengan gerakan yang cepat Handy langsung menuju ke perempuan yang sedang berbaring itu.
"Li-Lina.... M-maafkan aku, aku tidak ada di sampingnmu pada saat-saat seperti ini... hiks.." Tak kuasa menahan air matanya, akhirnya pria yang dipanggil Handy itu menangis dihadapan perempuan yang dipanggil Lina.
"Tidak apa-apa.. lihatlah anak kita Handy, dia sangat lucu sekali..." Mereka melihat bayi yang sedang digendong dokter, bayi itu sudah dimandikan dan diselimuti oleh kain. Bayi itu sekarang sudah tidak menangis lagi, dia tertidur lelap dengan wajah kecilnya yang tenang.
"Selamat ya Lina, Handy. Kalian memiliki anak laki-laki yang sehat.." Ucap Dokter itu sambil menyerahkan bayi itu ke gendongan Lina.
"Terimakasih Maya, aku sangat terbantu olehmu.." Ucap Lina kepada dokter itu yang diketahui bernama Maya.
"Apa yang kau katakan Lina, aku tidak akan membiarkan Anak dari teman baikku terlahir di tempat lain" Lina tersnyum mendengar perkataan Maya, kemudian dia pun melihat anaknya yang sedang tertidur di kendongannya. Matanya sudah tidak kuasa lagi membendung air, Lina menangis tapi bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan melihat sang buah hatinya terlahir dan bertemu dengannya.
"Lihat Handy, Anak kita... Hiks... dia tampan sekali kan.. Hiks.." Handy tersenyum, raut wajahnya tidak kalah bahagianya dari Lina, air matanya terus mengalir dari sela-sela matanya. Lalu Handy pun mengelus kepala anak pertamanya itu.
"Yak au benar Hiks... dia tampan da lucu sekali... Hiks.." Kebahagiaan sungguh terasa diruangan itu, bahkan Maya pun ikut menangis melihat Lina dan Handy bersama dengan Anaknya yang baru lahir. Bayi itu menggerak-gerakan tubuhnya sampai kedua tangannya keluar dari kain dan menampakan Simbol Shuriken 4 sisi dan lingkaran berwarna hijau.
"Dua simbol..! ini aneh sekali.." Ucap Handy yang melihat dua simbol ditangan bayi itu, Lina pun ikut terkejut saat melihatnya.
"Baru pertama kalinya aku melihat ada yang memiliki dua simbol seperti ini, ini sungguh tidak wajar...!" Bahkan Maya pun ikut terkejut.
"Handy apa maksudnya ini, ke-kenapa anak kita memiliki dua simbol berbeda..?" Lina merasa khawatir sekali, tak henti-hentinya dia melihat anaknya yang baru lahir itu seakan akan terjadi sesuatu yang berbahaya yang sedang mengintai anaknya.
Handy terus berpikir, dia sepertinya mengingat sesuatu tentang khasus yang menimpa anaknya itu
"Sang pemilik dua simbol akan membawa sang kehancuran dan penyelamat di dalam hidupnya....."
Handy terkejut setelah mengingat kata-kata itu, itu adalah perkataan Nenek moyang Assassin atau sang pemimpin Ras Assassin pertamaa sekaligus orang yang mengajarkan teknik Assassin sehingga Ras Assassin terlahir.
"Jangan-jangan Anak kita adalah orang yang dimaksud Shidou-Assassin pertama.." Ucap Handy tiba-tiba. Lina terkejut mendengarnya, siapa yang tidak tau tentang hal itu. Bagi Ras Assassin itu adalah pertanda dari Shidou-Assassin pertama (pemimpin Assassin pertama).
"Ti-tidak mungkin, Anakku adalah orang dimaksudkan itu... tidak, itu tidak mungkin...!" Lina memeluk erat Anaknya, Handy tau Lina sangat takut tentang apa yang akan menimpa Anaknya itu dimasa depan nanti. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk itu.
Lalu dari kedua tangan Bayi itu keluar seberkas cahaya, Lina, Handy dan Maya menutup mata mereka karena Cahaya itu. Beberapa detik kemudian cahaya itu sudah hilang bersamaan dengan kedua simbol tersebut.
"Cahaya apa itu tadi...?" Ucap Handy, ia sedikit terkejut melihat Simbol di kedua tangan Anaknya itu sudah tidak ada, begitu pula dengan Lina. Keadaan diruangan itu sedikit tegang dan bingung.
"Ke-kenapa jadi tegang begini, oh ya Lina, kau ingin memberi Nama Anakmu siapa...?" Lina dan Handy menatap satu sama lain lalu tersenyum.
"Dan Handoyo" Ucap Lina dan Handy bersama, sambil melihat Anaknya, Dan Handoyo.
.
.
.
.
.
~Bersambung~