Matahari fajar lalu terbit pula. Ia menyaksikan sinarnya yang lembayung keemasan menyemburat tanpa ampun. Ia sama sekali tidak tidur. Ia takut akan tidur. Ia takut akan Empat Musim. Akan waktu. Akan Anbelle. Akan Jiegil. Akan bayang-bayang perangkap nan gelap yang menantinya dan pasti akan menenggelamkannya. Ia terus menerus dicengkam ketakutan. Sepanjang malam ia terus menerus menggigil tegang.
Kepalanya terasa kebas. Seakan ada yang somplak atau hilang. Ia tidak bisa mengingatnya namun perasaan itu terus menggantung dan menghantuinya.
Ada yang hilang...
Ada yang ia lupakan...