"Baik aku maupun Eryan tidak mengetahui siapa orangtua kami. Sargon jarang ada yang mengetahui siapa orangtua mereka. Sedari kecil, sejak kami menyadari kami ada di mana, kami sudah bersama dengan Guru kami. Ia yang memberi kami nama. Ia adalah pengganti orangtua kami sekaligus penguasa kami. Kami berlatih keras di bawah bimbingan Guru kami. Hidup sangat keras, tapi Eryan dan aku bertahan. Kami hanya memiliki satu sama lain."
Yin Yuen melemparkan sepotong kayu bakar ke api unggun.
"Pada saat aku berumur 12 tahun, ujian maha mengerikan menghampiri kami. Guru kami dikhianati klan-klan yang mengincar rahasia dan pusaka klan kami. Beliau tewas disergap dalam sebuah misi. Kemudian, Sargon-sargon itu menyerang markas persembunyian kami. Kami hanya berlima belas, semuanya hanyalah Belati Muda, belum lagi Siswa, apalagi Sargon. Para penyerbu lebih banyak dari kami, semuanya Sargon."
Api unggun berderak gelisah, alunan suara Yin Yuen menghanyutkan Wander ke malam kelam dan berdarah itu.