Juna Nina Febris menatap peta besar di hadapannya dengan gelisah. Terang benderang lampu-lampu minyak yang menerangi seluruh tenda tidak bisa mengusir kegalauan hatinya.
Bagaimanapun juga, pergerakan tentara Allen yang tersisa sedang menuruti siasatnya.
Pasukan cadangan di markas berikut pengerahannya adalah tanggung jawabnya.
Ia masih mengamati jajaran balok-balok yang tersebar di atas peta.
"Satu unit dua ribu pasukan… Diberangkatkan saling berselang waktu sepuluh menit dari yang lain. Saling berkomunikasi dengan panah api. Menyebar bagaikan kipas di padang gurun. Bisakah menandingi taktik sergapan musuh?" Bisiknya dengan cemas. Ia hanya mengkhawatirkan keselamatan satu orang.
Berapa ribu orangpun mati ia tidak peduli, tapi kemenangan pasukannya berarti lebih besarnya peluang keselamatan orang itu.
Pasukan Cadangan Pangeran Ketiga terdiri dari tiga puluh unit.