Vino masuk ke kelas XII.A mencari-cari sosok yang berhasil mencuri perhatiannya. Setengah isi kelas sudah keluar karena memang ini jam istirahat.
Ssst ada Vino...
Ya ampun... Gantengnya..
Semoga dia nyariin gw...
Begitulah bisik-bisik cewe dikelas.
"Klayra mana?" Tanya Vino. Entah nanya sama siapa aja yang penting ada yang jawab.
"Ga masuk"
Vino menoleh kearah suara yang menjawabnya, Alvia.
"Kemana?"
"Kakaknya meninggal.."
"Hah? Boleh minta contactnya? No hp alamat rumah?"
Alvia menatap Vino. Alvia tau Klayra tidak mau berurusan dengan Vino. Itu sebabnya dia ragu untuk memberikan no Hpnya ke Vino. Tapi Alvia juga bingung memberikan alasan apa.
"Kenapa bengong?" Vino menunggu jawaban.
"Eee... Sorry Vin, gw ga bisa kasih."
"Kenapa?"
"Emmmm... Klayra pasti marah klo gw kasih no dia ke elo."
Vino mengernyitkan keningnya. Segitu ga sukanya tuh cewe sama gw?
Tapi bukan Vino namanya kalau ga bisa dapetin nomornya Klayra.
"It's oke... Gw bisa dapetin no dia dari yang lain kok."
Duhh... Alvia udah ga bisa berbuat apa-apa deh kalau Vino minta nomornya ke anak lain.
***
Matahari udah semakin panas, membuat kepala Klayra sedikit pusing. Airmatanya seakan hampir habis, dan meninggalkan sembab dimatanya.
Klayra masih enggan pergi. Dia masih ingin menemani Kak Adrian disini.
"Gw turut berduka cita ya..."
Klayra menoleh kearah sumber suara. Vino berdiri disampingnya, kemudian berjongkok mensejajari Klayra yang duduk ditanah sebelah makam.
"Kenapa lo kesini?" Tanya Klayra dengan suara pelan menahan isakan.
"Gw denger kabar kakak lo..."
Vino melting melihat cewe didepannya. Ya ampun... Ni cewe malah manis banget lagi nangis begini.
Klayra menunduk, mengusap pelan makam Kakak tercintanya.
Vino menyentuh tangan Klayra. Ingin rasanya Vino ngasih kekuatan ke cewe ini. Cewe yang ga tau kenapa bisa bikin Vino ga berhenti memikirkannya. Padahal sebelumnya Vino ga pernah sedikitpun mikirin cewe. Pacarnya aja ga pernah dia pikirin. Ya Tuhan... Ga tahan pengen meluk...
Klayra menarik tangannya.
"Makasih udah datang... Lo bisa pulang!"
Suara dingin itu balik lagi. Lama-lama beku nih gw deket cewe ini. Tapi bukan Vino namanya kalau gampang nyerah.
"Gw mau temenin lo... Klo lo risih anggap aja gw ga ada."
Klayra malas berdebat, rasanya dia udah ga punya tenaga bahkan hanya untuk sekedar membantah Vino.
* * * * *
Klayra membuka matanya. Pemandangan langit-langit kamar yang dikenalnya. Tunggu... Kenapa tiba-tiba udah di Kamar?
"Diminum obatnya dulu Non..."
"Kok aku bisa disini Bi?"
"Tadi Non pingsan, trus diantar teman Non pulang..."
Klayra meraih gelas yang disodorkan Bi Inah dan meminum obatnya.
Drrtt drrtt
+62 812-1440-****
Maaf ga temenin kamu sampai kamu bangun. Istirahat ya dan jangan nangis lagi ❤ Vino
* * * * *
Klayra berjalan sambil menunduk. Meskipun rasanya masih enggan ke Sekolah tapi Klayra pun ga mau terus dirumah meratapi kepergian Kakaknya. Mama udah keluar dari Rumah Sakit dan hanya mengurung dirinya di Kamar.
"Morning cantik..."
Senyum merekah diwajah Vino, menghampiri gadis yang ditunggunya.
Klayra tidak menjawab sapaan Vino. Dia ingin Vino menjauh darinya.
"Hei.." Vino meraih lengan Klayra, "Kenapa diem aja?"
Klayra menghentikan langkahnya, "Boleh ga ga usah ganggu gw?"
"Kenapa?"
"Gw ga mau berurusan sama lo"
"Emang kenapa?" Vino menuntut jawaban. Klayra berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Vino. Tapi Vino sama sekali tidak berniat melepaskan.
Klayra jengah. Tuhan... Jangan persulit hidupku dengan berurusan sama orang ini.
"Gw ga tertarik sama lo."
Jleb
Dalem banget... Baru kali ini ada cewe nolak gw. Segitu ga menarik kah gw dimata dia?
"Boleh lepasin tangan lo?" Tanya Klayra dengan tatapan matanya yang tajam.
Vino melepaskan tangannya dan Klayra pun segera pergi menjauh dari Vino.
* * * * *
Halloo.. Makasih yah udah mau baca tulisan aku, ehehehe...
please please please like,comment, dan votenya supaya makin semangat nulisnya 😊