Rani kembali menjadi pendiam sejak kematian kak Nika yang tidak jelas.
Bahkan mayatnya tidak ketemu, bukankah itu aneh!! Setelah nenek itu sekarang kak Nika meninggalkan nya sendiri.."
Rani memgambil dan menatap foto serta surat yang menjadi salah satu misteri dan petunjuk nya.
Apakah selanjutnya dia adalah korbannya..??
Rani tidak mengerti bagaimana ia bisa menjadi seperti ini. Apa misteri masa lalunya, kenapa ia tidak bisa mengingat nya..?
Korban, apa apaan bahkan ia tidak pernah melihat darah.."
Rani perlahan berdiri setidaknya ia harus makan . Misteri ini membuatnya gila. Apa hubungannya dengan dirinya??
Kenapa ia harus mengalami semua ini, apa sebenarnya ingatan masa lalunya??
"..."
Rani menatap sekitaran rumah yang kosong, ayah pergi lagi entah kemana.
Dan Luci, mungkin lagi bermain kah.."
Rani meneguk air, dan sedikit merasa segar. Sudah sekitar seminggu ia sama sekali tidak makan dan minum.
Lama sekali , mungkin karena ia tidak percaya, dan merasa sedikit depresi karena korban korban yang semakin banyak.
Rani setelah minum, ia hendak berjalan jalan dan sedikit tersenyum ketika melihat area luar seperti biasa.
Tidak lama..,srek..."
Lewat seorang gadis kecil berambut pirang, Luci?
Rani berjalan mengikuti luci, ngapain ia berlari ke arah taman.
Sekilas ia mengingat peringatan kak nika, tentang Luci...""
Tetapi perasaan curiga itu sedikit menghilang ketika Luci hanya bermain main layaknya anak kecil biasa.
"Wah neko..kawaii"
seru Luci kencang ketika mendapat kan seekor mama kucing dari balik semak tempat ia bermain.
Waah, Rani juga menyukai kucing, apalagi anaknya masih kecil kecil. Gemas deh!!
Entah itu hanya bayangan Rani saja, tetapi Luci tampak tersenyum. Bukan senyum imut biasanya. Tetapi "mengerikan..."
Luci membawa mama kucing itu meninggalkan anak anaknya.
Anak anaknya tampak sedikit sendu ketika mamanya tiba tiba diambil.
Tetapi saat Rani ingin mengambil anak anak kucing itu dikejutkan oleh perbuatan Luci.
"Selamat jalan kucing kecil..."
seru Luci, ia tersenyum sangat puas ketika melemparkan kucing itu kejalanan.
Tubuhku seketika berhenti bergerak, rasanya aku pernah melihat seperti ini.
Darah.., senyuman itu..."
Luci menatap kucing yang dia lemparkan. Ia menunduk melihat kucing yang sudah dilindas.
Tampak isi perutnya berhamburan, dan suara manis itu membuat Rani merinding...,"Manis sekali darahmu..."
Meong...meong..."
Luci berdiri ketika mendengar suara anak anak kucing nya. Luci berdiri dan aku melihat jelas korban kucing itu.
Walau hanya hewan, apakah Luci tidak merasa kasihan..??
Luci kali ini mengambil semua anak kucing itu dan meletakan didekat mayat ibunya. Dan ...bress
Luci tanpa perasaan sama sekali menuangkan susu di atas mayat ibunya. Dan anak anaknya meminum susuk diatas darah mamanya.
A--apaan ini kenapa Luci..??
Rani sedikit terpaku, tindakan ini sama sekali bukan Luci. Tetapi ia merasa bahwa itu benar benar diri luci.."
Tidak tidak mungkin, ini adalah halusinasi mungkin karena terlalu banyak kejadian aneh akhir akhir ini.
Yah ini hanya halusinasi, .. walaupun tubuh Rani tanpa disadari bergetar dan menyadari pelaku sebenarnya..."