Chereads / Handuk Tertukar / Chapter 2 - Pria Aneh

Chapter 2 - Pria Aneh

Aku masih bekerja dengan giat tetapi aku selalu waspada ketika diadakan kunjungan sumbangan.

Tetapi pria itu tidak pernah datang , namun anehnya sumbangan yang diberikan semakin banyak. Bahkan lebih banyak!!

Rani mendengus ia mengelap keringatnya dengan handuk kecil kesayangannya.

Rani berhenti mengelap dan memandang handuk itu. Dia teringat kemarin ia dipertemukan gara gara handuk ini.

Handuk ini sudah ada sejak Rani di panti asuhan. Bukan sebelum itu!!

Handuk ini katanya sudah bersama Rani bahkan sebelum Rani masuk ke panti asuhan.

Dia memandang handuk sekawaaiii ini masih mempunyai rahasia yang sama sekali tidak dia ketahui.

Hari itu panti asuhan tutup, karena hujan dan badai yang sangat deras. Setidaknya Rani bisa bersantai karena pasti penyumbang aneh itu tidak datang.

Byaarr~

Bunyi petir terus berulang dan membuat Rani membalikkan badannya dengan malas.

Bunyi itu membuat Rani tidak bisa tertidur. Ah menyebalkan!!

"Petir berhentilah~"

gerutu Rani ia menatap cuaca yang tidak henti-hentinya membuang semua air nya.

Memang langit sangat mendung bahkan terlihat jelas suasana mirip malam padahal baru pagi buta.

Rani merasa sangat mengantuk melihat perlahan titikan air hujan jatuh.

Rasanya dia sering melihat ini tapi dimana ya.....?

tes tes

Rani membuka mata ketika merasa ada sesuatu yang jatuh mengenai wajahnya.

Sekilas Rani mengelap dengan malas, apa ini tetesan air hujan. Dasar masa bocor sih...!!

Tetapi aneh ketika Rani mengelap air itu. Terasa begitu kental dan saat Rani mencium nya.

Aroma yang begitu pekat dan Amis... seperti bau darah...."

"Hah hah..haaaahh..."

desah Rani ia langsung terbangun dan memegang wajahnya.

"Da--darah??"

- ulangnya takut, tetapi ketika mengelus wajah nya sama sekali tidak ada cairan.

Dan hujan sudah berhenti..."

Rani berdiri dan bersiap untuk bekerja. Dia memakai jaket dan merapatkan kedua tangannya.

"Uuh mimpi yang mengerikan.."

guman ku, bagaimana bisa ia bermimpi dirinya dijatuhi darah. Ditambah lagi sosok pria aneh waktu itu.

Aah pusing deh!!

"Hai Rani"

sapa suara yang dikenal Rani. Rani menoleh dan tertegun melihat laki laki itu.

Ia tersenyum lalu tampak menyembul seorang gadis cilik dan wanita cantik di sebelahnya.

Aku semakin memicingkan mata, apa yang mau diperbuat laki laki ini.

"Halo aku nika, kakak dari suamimu"

seru nika ia tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Sekedar feeling entah kenapa tangan ku tidak mau bergerak dan menandakan tanda bahaya.

Padahal wanita itu tampak tidak berbahaya sama sekali. Tetapi badan serta jantungnya tidak henti bergetar.

"Hahah, ini anakku namanya Luci salam kenal ya"

seru pria itu menarik Luci yang sedari tadi hanya menatap kami.

Dia malu malu dan memegang tangan ku dengan tangan kecilnya.

Hangat tetapi menakutkan..."

"Uhm...Tante..Rani"

- sapanya tersenyum. Lalu berlari pergi lagi ke ayahnya.

Pria itu tersenyum lagi menatapku bersama ketiga orang baru ini. Senyum itu serasa menatapku mempermainkan dan menakutiku..."