Chereads / ANTARA AKU DAN MALAKA / Chapter 20 - SAMPAI AKHIR HAYAT

Chapter 20 - SAMPAI AKHIR HAYAT

tepat pukul 00:00, fiqoh berbaring di tanah, ia menekuk lutut nya karena dingin. malam itu sangat gelap, tanpa bintang dan cahaya bulan. waktu yang tepat bagi mereka yang ingin menyelinap.

mereka berjalan berlahan mendekati permukiman, kapten memberikan isyarat kepada Rizaf untuk memulai misi penyelamatan.

kapten menyiapkan anak panah nya sembari manatap rizaf, dan seketika mereka berlari dengan cepat ke arah kurungan fiqoh dan ahmed.

fiqoh tersadar karena merasakan kedatangan mereka, dengan cepat Rizaf muncul dari dalam kegelapan dan langsung menebas kayu kuruangan hinga terbelah.

fiqoh kaget bukan kepalang, ia tidak menduga jika ada orang yang menabas kurungan itu tepat di depan mata nya. ahmed mendengar keributan itu pun ikut tersadar dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"cepat keluar"kata rizaf dengan nafas yang memburu'

fiqoh terdiam sejenak, "cepat"bentak Rizaf'

seorang prajurit suku dalam yang menyadari hal itu berlari ke arah mereka, namun sebuah anak panah melesat dan melumpuhkan prajurit itu. ternyata kapten melindungi mereka dari dalam kegelapan.

rizaf menarik tangan Fiqoh Dan membawa nya berlari menuju kegelapan, ahmed pun tidak mau ketinggalan ia pun ikut larut dalam kegelapan.

orang-orang suku dalam yang menyadari hal tersebut kemudian mengejar mereka. sebuah pasukan yang cukup besar mereka kerahkan, mereka membawa obor agar dapat melihat di dalam kegelapan.

kapten bersama yang lain berlari menerobos hutan, tujuan mereka adalah sungai, mereka akan masuk kedalam sungai, disana aisyah dan yang lain telah menyiapkan rakit agar dapat kabur dari kejaran orang-orang suku dalam. arus sungai ini sangat deras, untuk itu mereka mengikat rakit dengan akar, nanti nya ketika kapten datang akar itu akan di potong dan mereka bisa kabur dengan mudah memanfaatkan arus sungai.

orang-orang suku dalam menghujani mereka dengan panah, kapten berlari cepat menerobos semak belukar di ikuti Rizaf, Ahmed dan Fiqoh "sebentar lagi, tambah kecepatan kalian"ucap kapten'

akhirnya setelah beberapa menit aisyah melihat kapten bersama Fiqo dan Ahmed dari kejauhan. kapten meloncat kedalam sungai di ikuti dengan yang lain.  

"biarkan tubuh kalian di bawa arus sungai" teriak kapten'

rombongan suku dalam yang melihat kegilaan mereka yang meloncat ke arus sungai deras itu hanya bisa diam. mereka tidak berani untuk terjun kedalam arus.

"kapten, cepat...."teriak maria'

mereka masih harus berenang sembari menahan arus sungai untuk tiba di rakit beberapa puluh meter kedepan.

namun pasukan suku dalam belum menyerah, mereka berlari di pinggir sungai mengikuti kapten, rizaf, aisyah dan ahmed yang menghanyutkan diri dalam arus sungai.

mereka kemudian di hujani dengan panah berapi, namun beruntung panah-panah itu meleset. mereka mempercepat gerakan menuju rakit. 

dari rakit, aisyah, vano, maria, dan ke empat prajurit mengambil posisi dengan busur panah di tarik penuh. 

anak panah di lepaskan, melesat ke arah pasukan suku dalam dan berhasil menumbangkan sekaligus menghentikan gerakan mereka.

"bagus, ayo cepat"teriak kapten'

salah satu prajurit suku dalam membidik dan melesatkan panah dan na-as panah itu menembus bahu rizaf, seketika rizaf berhenti bergerak dan di bawa arus sungai. kapten yang menyadari hal itu berusaha meraih tubuh rizaf, beruntung kapten bisa meraih tubuh rizaf dan membawa nya.

dengan susah payah mereka berhasil mencapai rakit, vano memotong akar dan rakit mulai bergerak di bawa arus sungai. kapten memeriksa keadaan rizaf, ia tidak sadarkan diri, panah itu tertancap sangat dalam.

"jangan-jangan panah ini"ucap kapten khawatir'

"kenapa kapten??"sahut maria'

"panah ini beracun, kita harus cepat membawa rizaf kembali ke brunai"

fiqoh terbaring lemas, ia tidak percaya ia berhasil lolos dari kejaran orang-orang suku dalam, begitupun dengan ahmed.

anjani memukul kepala ahmed "aww... apa yang kau..."

"itu balasan karena merepotkan kami"

arus sungai terus membawa mereka, ke empat prajurit di bantu vano dan maria berusaha menjaga rakit agar tidak tenggelam.

beberapa jam berjuang melawan arus sungai, akhirnya mereka tiba di bagian hulu sungai yang ber arus tenang.

vano dan empat prajurit turun ke air dan menarik rakit ke bibir sungai. kapten menggendong rizaf yang tidak sadarkan diri ke punggung nya.

"cepat kita harus segera obati rizaf"ajak kapten khawatir'

kapten berlari-lari kecil membawa tubuh rizaf, ia tidak ingin rizaf kehilangan nyawa nya. masih sangat baru ingatan pembicaraan ia dengan rizaf saat mencari kayu untuk membuat rakit,

"sebanarnya aku sangat mencintai Fiqoh, saat mendangar kabar ia di culik, hati ku sakit dan ingin membawa nya kembali"kata rizaf berbinar'

kapten tidak akan membiarkan rizaf kehilangan nyawa degan mudah "jangan mati rizaf, kamu baru saja menyelamatkan cinta mu, tunggu"

aisyah melihat kapten berjuang keras, ia merasa kagum dan terkesima dengan kegigihan dan kebaikan hati kapten.

"ayo semangat semua"teriak aisyah tiba-tiba'

butuh waktu 1 jam, akhirnya saat fajar terbit mereka tiba di pusat kerajaan brunai.

disana pasukan brunai telah menunggu, rizaf di bawa segera untuk di obati, mereka berhasil dan sekarang sisanya ada di tangan tuhan yang maha esa.

"aku mohon selamatkan dia"ucap kaptan dalam hati'

sultan brunai memeluk fiqoh erat  "Alhamdulillah kamu selamat nak, ayah sungguh tak bisa makan dan tak bisa tidur memikirkan mu"

fiqoh membalas pelukan ayah nya "aku rindu ayah"

sultan berunai kemudian menatap kapten berbinar "terimaksih kapten" sultan tiba-tiba berlutut kepada kapten, spontan kapten kaget dan merasa tidak nyaman.

"apa yang anda lakukan sultan yang agung"ucap kapten merasa tak nyaman'

melihat sultan yang berlutut, semua prajurit yanga da di san ikut berlutut dan berkata "terimakasih kapten"

kapten terdiam, ia tidak menyangka jika orang-orang terhormat itu sangat berterimaksih kepada nya. aisyah dan yang lain tersenyum melihat pristiwa itu. aisyah mendekati kapten "kamu pantas menerima ini Ali, kamulah yang paling berjuang hingga semua berhasil"

"ini belum berhasil, aku harus memastikan Rizaf baik-baik saja"

***

kapten memasuki rungan tempat rizaf di rawat, disana ia melihat rizaf terbaring lesu. seorang tabib duduk di sampaing rizaf, tabib itu pun terlihat putus asa. berlahan rizaf menatap kapten.

kapten kemudian duduk disamping rizaf dan memegang tangan nya. "kamu harus sembuh, kita baru saja menyelamatkan fiqoh"

rizaf tersenyum manis "sykurlah, tapi seperti nya aku harus berbisah dari nya, kapten bantu aku untuk menulis sesuatu"

hati kapten merasa pilu, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat itu "kamu akan selamat"kapten mencoba memberi semangat'

"maaf, tapi kami tidak punya penawaw racun dari anak panah yang menembus bahu nya"potong tabib'

rizaf menatap kapten berbinar "sudah dengarkan, sekarang bantu aku menulis sesuatu kapten"

kapten meneteskan air mata nya "baiklah" 

kapten mengambil kertas di saku kiri nya dan siap menuliskan pesan terahir Rizaf untuk Fiqoh.

rizaf mulai bicara dan kapten menulis semua yang ia katakan.

"Syafiqoh Rosli, ini aku Rizaf Hakim teman mu waktu kecil, apakah kamu masih ingat saat kita bermain dahulu, disana aku mulai sadar jika aku mencintai mu dan sampai saat ini hati ku tetap mencintai mu. aku tahu tidak pantas bagiku mencintai putri mulia seperti mu, tapi ini lah aku. jika aku dapat memilih maka aku akan memilih untuk tidak jatuh hati kepada mu. namun hati tetap lah hati, aku tetap mencintai mu. fiqoh, boleh kan aku memanggil mu dengan nama itu, ini terkahir kali aku memanggil nama mu seperti kita waktu kecil. aku bersyukur kamu selamat, fiqoh aku...................."

suara rizaf kemudian hilang sebelum ia menyelesaikan apa yang ia ingin ucapkan kepada Fiqoh. tangan kapten bergetar, air matanya jatuh membasahi kertas, ia tahu jika Rizaf telah pergi untuk selama-lama nya.

"innalillhi wa innailaihi rooji'un"kata Tabib sembari menutup mata Rizaf'

kapten melanjutkan surat yang belum sempat Rizaf selesaikan "Syafiqoh Rosli, ini aku Rizaf Hakim teman mu waktu kecil, apakah kamu masih ingat saat kita bermain dahulu, disana aku mulai sadar jika aku mencintai mu dan sampai saat ini hati ku tetap mencintai mu. aku tahu tidak pantas bagiku mencintai putri mulia seperti mu, tapi ini lah aku. jika aku dapat memilih maka aku akan memilih untuk tidak jatuh hati kepada mu. namun hati tetap lah hati, aku tetap mencintai mu. fiqoh, boleh kan aku memanggil mu dengan nama itu, ini terkahir kali aku memanggil nama mu seperti kita waktu kecil. aku bersyukur kamu selamat, fiqoh, aku................MENCINTAI MU"

kapten keluar dari ruangan itu dengan membawa kertas di tangan nya. aisyah dan yang lain menemui kapten dan mendapti kapten sedang duduk di bawah pohon sendiri.

"Ali, apa yang terjadi"tanya Aisyah'

kapten tidak menjawab, ia hanya tertuntuduk menyembunyika air mata nya. 

maria menepuk pundak Aisyah, aisyah menetap maria seperti mengatakan 'jangan ganggu, biarkan dia sendiri'

aisyah tahu jika Rizaf telah tiada, itulah yang membuat kapten bersedih. memang itu adalah pertemuan singkat, namun kapten sangat akrab dengan rizaf, rizaf banyak bercerita kepada kapten. kapten telah menganggap rizaf sahabat nya, walaupun itu waktu yang singkat, tetaplah itu adalah perpisahan yang pilu.

***

berselang beberapa hari setelah kematian rizaf, kapten menemui Putri Syafiqoh, ia memberikan kertas isi hati Rizaf.

Syafiqoh membaca surat itu, ia kemudian tumbang dan tak mampu membendung kesedihan. "kapten, aku juga mencintai Rizaf, namun aku, aku tidak mempu mewujudkan nya hanya karena aku seorang putri, aku lebih memilih diam, sampai akhir hayat nya pun aku tetap berprilaku jahat kepada nya"

kapten tidak menjawab ia lebih memilih pergi menjauh "jika kamu ingin bercerita lebih banyak dan melihat dunia, ikutlah bersama kami, rizaf berkata jika kamu sangat ingin berpergian ke beberapa tempat indah di dunia"ucap kapten sembari berlalu'