"Ibu Pertiwi telah memanggil kita untuk menyelamatkan anak-anak nya..."
﴾ Kapten Muhammad Alvar Rusydi ﴿
***
2 tahun kemudian...
Catatan Indonesia, 15 juni 2015
Di sebuah bangunan rumah bertingkat dua. Lantai satu nya terdapat ruang tamu, dapur, ruang makan, ruang keluarga, dua kamar tidur yang salah satunya untuk kamar tamu, 1 toilet dan sebuah taman kecil di belakang rumah, dan tempat cuci sekaligus tempat untuk menjemur pakaian. Sedangkan di lantai dua nya terdapat satu kamar tidur dan satu ruangan kecil mirip seperti gudang.
Di ruang makan tepatnya di meja makan, terlihat seorang wanita setengah baya sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi dengan menata rapih makanan di atas meja makan.
Dia adalah Bunda Rosmawati, setelah selesai menata makanan diatas meja dia menaiki anak tangga menuju ke sebuah kamar milik dari putra semata wayang nya yang ada di lantai dua, di daun pintu Bunda Rosmawati mengetuk-ngetuk pintu kamar putranya sembari memanggil-manggil namanya.
"Alvar, bangun sayang. Ini sudah pagi, kamu bisa telat loh ke markas nya...!", teriak sang ibu di luar kamarnya.
Di dalam kamar bernuansa putih dan hitam terkesan maskulin, di ranjang tidur tidurlah seorang laki-laki berparas tampan memiliki hidung mancung dan betuk rahangannya begitu tegas sedang berkemul selimut terlihat peluh keringat di keningnya, lelaki berparas tampan tersebut bergerak-gerak gelisah di atas ranjang tidurnya dengan racauan yang terdengar kepiluan, kesedihan dan kesakitan.
"Rania... Rania, jangan tinggalkan aku...!", racaunya.
Dari luar Bunda Rosmawati mendengar sayup-sayup putranya yang meracau memanggil-manggil nama seseorang, mengetahui hal itu Bunda Rosmawati yang panik dan khawatir dengan putranya langsung membuka pintu kamar putranya menggunakan kunci cadangan yang di simpan di bawah alas. Saat pintu terbuka benar saja Bunda Rosmawati mendapati putranya bergerak gelisah, keringat dingin mengucur dan bibirnya meracau menyebut nama 'Rania'.
Bergegaslah Bunda Rosmawati ke ranjang tidur putranya, dia duduk di tepian kasur sembari menepuk-nepuk pundak putranya yang bernama Muhammad Alvar Rusydi dengan nama panggilannya Alvar.
"Sayang, Alvar. Bangun nak! Ini bunda, ayo bangun sayang...!", ucap Bunda Rosmawati.
Seketika Alvar tersentak bangun dari tidurnya langsung terduduk dengan nafas tercekat, tangan kanannya mencengkram dada kirinya yang terasa begitu sesak, dia melihat seorang wanita paru baya memakai gamis berwarna hijau yang tidak lain adalah ibunda nya langsung memeluk erat dengan penuh ketakutan.
Bunda Rosmawati membentangkan kedua tangannya dan membawa Alvar ke pelukannya, "Kamu mimpi buruk lagi sayang...??", tanyanya sambil menitikan air mata merasa kasihan dengan penderitaan yang dialami putranya.
Alvar yang ketakutan dia memeluk dengan erat ibundanya, disana Bunda Rosmawati merasakan putranya gemetar hebat karena mimpi buruk yang dialaminya, "Sebentar saja, Bunda. Biar alvar seperti ini dulu...", lirihnya.
"Iya sayang...", jawab Bunda Rosmawati sambil mengelus-elus dan menepuk-nepuk punggung putranya, Alvar memejamkan matanya merasa kehangatan dan ketenangan dari belaian dan pelukan ibundanya.
# Flash Back On #
Di sebuah Rumah Sakit yang menangani Psikologi, tepatnya di ruangan yang bernuansa bercat putih terlihat seorang wanita berjas berwarna putih berprofesi sebagai Dokter Psikologi dengan nametag nya bernama Helena. Dokter Psikologi itu sedang menangani pasiennya yang bernama Muhammad Alvar Rusydi. Setelah selesai melakukan pengetesan dan pemeriksaaan, Dokter Helena keluar menuju ruangannya yang dimana terdapat wanita setengah baya sedang duduk di depan meja kerjanya, tidak lain adalah Bunda Rosmawati.
"Bagaimana keadaan putra saya, dok...??", tanya Bunda Rosmawati terlihat guratan kekhawatiran.
Dokter tersebut menghela nafas setelah mendapatkan hasil tes, "Maaf saya harus jujur mengenai hal ini, melihat hasil tes menunjukan bahwa Kapten Alvar atau putra ibu mengalami PTSD..."
"PTSD, apa itu Dok...??"
"PTSD adalah (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat traumatis atau sangat tidak menyenangkan..."
"PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis. Beberapa peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD adalah perang, kecelakaan, bencana alam...", jelas Dokter Helena.
Bunda Rosmawati jelas terkejut dan tubuhnya seakan terhenyang mendengar hasil psikologi putranya, begitu menyayat hati saat mendengarnya, "Apa trauma itu bisa di sembuhkan, dok...?", tanyanya.
"Tenang saja, dia bisa sembuh hanya saja membutuhkan waktu sedikit lama. Alvar harus menjalani psikoterapi dan perlu diingat semua tergantung Alvar, saya tidak bisa menjanjikan itu akan terhapus semua hanya saja saya akan berusaha untuk menyembuhkannya...", jelas Dokter Helena.
Bunda Rosmawati merasa lega mendengarkan hal tersebut, "Dokter Helena, bagaimana dengan profesinya sebagai tentara? Apa karir dia sebagai tentara harus dihentikan...??", tanyanya.
"Untuk itu, tenang saja. Kami juga akan memeriksa kegiatannya selama di markas tentara. Jika keadaannya baik-baik saja selama menjalani tugas di markas, itu menjadi kabar gembira karena kapten alvar masih bisa untuk menjalani kegiatannya sebagai tentara...", jelas Dokter Helena selaku dokter psikologi.
# Flash Back Off #
Setelah merasa lebih tenang Alvar melepaskan pelukan ibundanya, Bunda Rosmawati yang melihat peluh keringat begitu deras keluar dari pori-pori kulit putranya langsung mengelap menggunakan ujung lengan baju gamisnya, Alvar tersenyum tipis kearah ibundanya dan disana Bunda Rosmawati mengusap-usap puncak kepala putranya sambil tersenyum.
Drrrtttt....!!!
Di atas nakas terdengar getaran yang berasal dari sebuah benda pipih berwarna hitam, Alvar dan Bunda Rosmawati bersamaan melihat benda pipih itu bergetar. Alvar langsung mengambilnya benda pipih yang merupakan ponsel miliknya, di layar ponselnya dirinya mendapatkan sebuah panggilan masuk dan disana tertera code name yang memanggilnya yaitu 'Serigala'. Pemilik code name tersebut adalah Kapten Ervin Putra Hartono tidak lain adalah sahabatnya.
Alvar langsung mengangkat panggilan tersebut, "Hallo...!"
"Var! Lo, ada dimana? Cepat ke Markas Kopassus, sekarang...!!", perintah dari Kapter Ervin yang berada diseberang sana.
Panggilan langsung terputus, Alvar menatap kearah bundanya yang masih didepannya, "Bunda, Alvar harus segera ke markas sekarang...", ucapnya.
Ibu Rosmawati membalas dengan anggukan kepala, "Ya sudah, segera kamu siap-siap. Bunda kebawah yah...", pamitnya.
Alvar menganggukan kepala sambil tersenyum kearah ibundanya, dia menyibak selimutnya dan langsung beranjak dari ranjang tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan peluh keringatnya.
Di ruang keluarga, Bunda Rosmawati terlihat termenung menatap bingkai poto yang terpampang manis di atas nakas. Foto itu menggambarkan sebuah keluarga yang terdiri dari seorang laki-laki gagah memakai seragam tentara bersama seorang wanita memakai baju persit berwarna hijau begitu mesra, dan anak laki-laki berseragam tentara yang berada di pangkuan ayahnya.
Air mata menetes begitu saja dari mata cokelatnya, membiarkan tetesan itu membasahi pipinya, Bunda Rosmawati mengusap kaca dari bingkai poto itu dan menatap lekat-lekat lelaki gagah berseragam tentara disana yang merupakan mendiang suaminya Wiranto Rusydi dengan berpangkat Letnan Kolonel, "Ayah, apa yang harus Bunda lakukan untuk bisa melepaskan traumatis dari Alvar. Sudah 2 tahun lebih belum ada perubahan sama sekali di dirinya, Bunda takut...", ucap Bunda Rosmawati yang khawatir dan sedih dengan kondisi dari putranya alvar.
Pandangan Bunda Rosmawati seketika teralihkan ke layar televisi yang menampilkan sebuah acara berita disana, dia langsung membesarkan volume dari TV nya.
" Breaking News "
Seorang Reporter berita melaporkan suasana yang terjadi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, didalam gedung tersebut bukan hanya para anggota Dewan melainkan para petinggi dari TNI atau Tentara Negara Indonesia beserta Perwira tertinggi Kepolisian Indonesia duduk bersama membahas tentang penangkapan warga Indonesia yang menjadi sandera di negara Tonga, suasana didalam ruangan tersebut begitu sangat tengang terlihat dari wajah para pejabat yang menanti kabar dari Presiden Republik Indonesia mengenai warga Indonesia yang di sandera.
"Pemirsa, berita kali ini saya sampaikan tepat di gedung Dewan Perwakilan Rakyat banyak para pejabat, petinggi TNI dan Kepolisian sedang menunggu kabar dari pak Presiden mengenai perizinan negara Tonga untuk negara Indonesia membebaskan WNI yang disandera. Seperti yang di ketahui bahwa jumat dini hari tadi sebuah kapal pesiar indonesia diduga menjadi korban aksi sebuah kelompok organisasi terorisme yang bernama Perserikatan Islamiyah bermarkas di perbatasan negara Tonga, menurut kabar terdapat 20 WNI dan 35 WNA yang berhasil mereka tangkap...", jelas reporter berita.
***
Di dalam kamar, setelah selesai membersihkan diri Alvar keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah lemari untuk mengambil mengambil seragam PDL loreng kopassus yang bernama "Darah Mengalir" yang merupakan perpaduan warna coklat, hijau, hitam, abu-abu dan merah bertanda pangkat Kapten. Alvar bergegas memakainya dan tak lupa baret berwarna merah yang dikenakan di kepalanya.
Tingg...!
Alvar mengambil ponselnya karena berdenting sebuah chat masuk, dia membukanya dan pesan itu berisi sebuah link video Youtube. Alvar langsung membuka link video tersebut dan mulai menontonnya.
"Pemirsa, berita kali ini saya sampaikan tepat di gedung Dewan Perwakilan Rakyat banyak para pejabat, petinggi TNI dan Kepolisian sedang menunggu kabar dari pak Presiden mengenai perizinan negara tonga untuk negara indonesia membebaskan WNI yang disandera. Seperti yang di ketahui bahwa jumat dini hari tadi sebuah kapal pesiar indonesia diduga menjadi korban aksi sebuah kelompok organisasi terorisme yang bernama perserikatan islamiyah bermarkas di perbatasan negara tonga, menurut kabar terdapat 20 WNI dan 35 WNA yang berhasil mereka tangkap..."
Alvar terbelalak mendengar berita mengenai 20 WNI (Warga Negara Indonesia) di tangkap dan dijadikan sandera oleh kelompok teroris, dia mematikan video itu dan memasukan ponselnya ke dalam saku celana PDL tentaranya dan bergegas keluar dari kamarnya kemudian menuruni anak tangga. Di ruang keluarga alvar melihat ayah juga ibundanya sedang mendengarkan berita yang sama dengannya.
"Sudah mau berangkat, sayang? Tidak mau sarapan dulu, sayang...?", tanya Bunda rosmawati dengan tersenyum kearah putranya.
Kapten Alvar menganggukkan kepala sebagai balasan, dia berjalan kearah ayah dan ibundanya, "Iya Bunda. alvar, sepertinya sarapan di markas saja. Maaf yah Bunda, Alvar pamit dulu ya. Assalamualaikum...", pamitnya tak lupa mencium punggung tangan juga mengucapkan salam kepada ibundanya.
"Iya sayang, tidak apa-apa. Hati-hati dijalannya, Waalaikumsalam...", jawab Bunda Rosmawati sambil melambaikan tangan melepas kepergian putranya dari rumah.
~~~
" Markas Komando, Cijantung-Jakarta Timur "
Tiga puluh menit Kapten Alvar akhirnya sampai di sebuah gapura besar, di samping gapura terdapat post penjagaan dan dua tentara yang piket menjaga. Kedua tentara itu berdiri dari duduknya sambil memberikan hormat dengan kedatangan Kapten Alvar. Dia bersama motor Honda CB650F nya terus melaju memasuki Markas Besar Koppasus, sampai di sebuah lapangan parkiran dia menghentikan motornya dan turun dari motor nya sambil melepaskan helmnya.
Di lapangan terlihat banyak pasukan yang sedang berolahraga dari berlari, push up, sit up dan masih banyak yang lain. Kapten Alvar mempercepat langkahnya dan berlari kecil untuk menuju ruang komandanya, dari kejauhan terlihat seorang laki-laki berlari kearahnya.
Kapten Alvar menghentikan berlarinya, "Lapor, Kapten...!", salam dari Letnan Satu Akhdan Rosyid sembari memberikan hormat.
"Lanjutkan...", balas kapten alvar.
"Lapor, Kapten. Komandan memanggil anda menuju keruangannya...", ucap Letnan Satu Akhdan.
Kapten Alvar menganggu mengerti sambil menepuk pundak Letnan Satu Akdhan, "Baik, laporan diterima. Terimakasih banyak...", balasnya.
"Siap...!", jawab Letnan Satu khdan.
Kapten Alvar melanjutkan jalannya beriringan dengan Lettu Akhdan, "Oh ya bagaimana dengan ervin? Apa dia sudah datang...??", tanyanya.
"Izin menjawab, sudah Kapten. Sekarang Kapten Ervin berada di ruang komandan...", balas Lettu Akhdan dengan tegas.
Kapten Alvar dan Lettu Akhdan bergegas berlari menuju ruangan komandan, sampailah di depan pintu Kapten Alvar mengetuk terlebih dahulu sampai sahutan orang didalamnya memberikan izin untuk masuk, Kapten Alvar membuka knop pintu dan masuk bersama Letnan Satu Akhdan kedalam ruangan komandannya disana sudah berdiri kapten ervin.
"Komando...!!"
Kapten Alvar dan Lettu Akhdan memberikan hormat kepada Komandan Koppassus yaitu Letjen Bagus Herlambang, mereka berdua langsung berdiri berjajar rapih bersama Kapten Ervin dengan sikap sempurna dan pandangan lurus kedepan.
"Kalian pasti sudah mendengar berita pagi ini? Untuk itu saya tidak harus menjelaskannya kepada kalian. Kapten Alvar, saya perintahkan kau sebagai komandan Tim Alpha segera membentuk tim untuk misi penyelamatan 20 WNI dan 35 WNA yang menjadi sandera di negara Tonga. Apa kalian keberatan...?!", tanya tegas Letjen Bagus.
"Siap, tidak komandan...!!", jawab Kapten Alvar, Kapten Ervin dan Letnan Satu Akhdan bersamaan.
"Bagus! Kalian bertiga ikut dengan saya ke Markas Besar TNI, segera...!!", perintah Letjen Bagus.
"Siap, Komandan...!"
~~~
" Markas Besar TNI, Cilangkap-Jakarta Timur "
Tepat jam sembilan pagi. Kapten alvar, Kapten Ervin, Lettu Akhdan bersama Letjen Bagus telah sampai di Markas Besar TNI(Tentara Negara Indonesia), kemudian mereka bertiga masuk kedalam ruang rapat. Setelah masuk ke dalam ruang rapat disana sudah berkumpul jajaran dari TNI, yang di antaranya TNI AD(Angkatan Darat), AL(Angkatan Laut dan AU(Angkatan Udara). Semua duduk di tempatnya masing-masing sembari menunggu pemimpin rapat yang sebentar lagi akan datang.
Tak lama pintu terbuka dan masuklah komandan pemimpin rapat yaitu letjen bagus herlambang, "Panglima Operasi, memasuki ruangan. Berdiri...!", semua berdiri untuk memberikan penghormatan dan setelah itu diperintahkan untuk duduk kembali, selanjutan jalannya rapat dengan mendengar seksama penjelasan dari Letjen Bagus Herlambang selaku yang di tunjuk sebagai komando pasukan misi penyelamatan gabungan.
"Saudara-saudara sekalian, saya yakin kalian sudah mengetahui kabar bahwa negara Tonga mengizinkan TNI untuk melakukan misi penyelamatan dan bapak Presiden Republik Indonesia telah memerintahkan kita untuk melaksanakan operasi. Berdasarkan informasi yang didapat dari Badan Intelijen Negara Indonesia dan tim Sandi Yudha kita yang diterjukan disana. Kita akan membentuk rencana operasi jaguar 1 dan jaguar 2...", jelas Letjen Bagus.
"Dalam misi penyelamatan ini, tim akan dibentuk menjadi dua tim yaitu Tim Alpha dan Tim Bravo, untuk Tim Alpha akan di komandoi Kapten Alvar dari Koppassus dan untuk Tim kedua Bravo di komandoi oleh Kapten Gilang dari Kopasgat. Kalian akan melaksanakan operasi pembebasan sandera dengan melaksanakan penerjunan pada shubuh besok hari, misi operasi ini bersifat rahasia...!", tegas Letjen Bagus.
"siap...!", jawab perwakilan dari Tim Alpha Koppassus dan Tim Bravo Kopasgat.
Di layar monitor Letjen Bagus menunjuk sebuah peta menggunakan laser pointer, "Setelah sandera dibebaskan, segera menuju titik berkumpul yang akan dijemput oleh Helikopter EC-725 Cougar. Jika operasi jaguar 1 gagal segera kita laksanakan operasi jaguar 2, pada operasi ini mengatur tim alpha dan tim bravo membawa sandera melewati jalan darat menuju titik penjemputan yang berada di pesisir pantai sejauh 20 km...!", jelasnya.
"Pesawat Tempur Sukhoi, siap jika sewaktu-waktu membutuhkan tembakan udara...", perintah Letjen Bagus.
lalu dibalas oleh Pilot Pesawat Sukhoi, "Siap...!"
"KRI Diponegoro, standby di bibir pantai selatan dan Kopaska ambil alih pertempuran bila mana diperlukan..." Perintah Letjen Bagus.
"Siap...!!!", jawab Komandan KRI Diponegoro dan Komandan Kopaska bersamaan.
"Diingatkan kembali waktu yang diberikan kepada kita hanya 48 jam, selamat bertugas! Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita semua...!", ucap Letjen Bagus penuh semangat.
"Merah Putih...!!"
"Merah Putih...!!"
***
" Di Ruang Rapat "
Di siang harinya, Tim Alpha sedang menyusun strategi penyelamatan, di dalam ruang rapat berjejer pasukan berbaret merah terlihat begitu fokus mendengarkan penjelasan strategi yang di usung oleh komandan mereka yaitu Kapten Alvar, di tengah-tengah para pasukan terdapat miniatur peta tempat para komplotan teroris itu menyembunyikan sandera dan pandangan para pasukan Tim Alpha fokus menatap layar infocus berada dihadapan mereka.
Kapten Alvar mengambil sebuah laser pointer menuju ke layar infocus, "Misi pembebasan sandera ini akan dilakukan pada shubuh besok hari pada tanggal 16 Juni 2015, tepat di pulau Cook negara Tonga...", jelasnya.
Slide Power Point berganti dan menampakan poto seorang lelaki setengah baya berwajah arab, hidungnya mancung, kedua rahang yang tegas dengan jambang tebal berwarna merah, memakai sorban putih hitam polos dikepalanya dan gamis putih, "Menurut Tim Sandi Yudha kita, ini merupakan penampakan dari pemimpin mereka yang bernama Abu Yussha. Dia dikabarkan pemimpin dari kelompok terorisme bernama Perserikatan Islamiyah..."
Kapten Alvar mengganti slide berikutnya dan di layar infocus muncullah poto seorang laki-laki berwajah blasteran Arab-Indonesia, hidung mancung, rahang yang kotak, memakai gamis hitam dengan sorban kotak-kotak merah dikalungkan di lehernya, "Selanjutnya, laki-laki ini merupakan tangan kanannya bernama Jamrud keahliannya memanah dan fighter jarak dekat. Mereka banyak melakukan kejahatan diantarannya, penculikan, pedagangan ilegal baik persenjataan, narkoba maupun manusia terutama wanita dan sekarang mereka menyandera 20 WNI dan 35 WNA(Warga Negara Asing). Mereka beranggotakan berjumlah 50 orang yang dikabarkan 10 diantara mereka adalah warga negara kita...", jelasnya.
Setelah menjelaskan profil dari ketua dan wakil ketua dari teroris, kapten alvar beralih ke miniatur peta, "Dan di meja kalian bisa lihat, ini merupakan denah tempat mereka menyembunyikan seluruh sanderanya. Terdapat tiga pos persembunyian mereka, dan menurut sandi yudha kita masing-masing pos tersebut terdapat para sandera yang mereka sekap..."
"Untuk itu, saya akan membagi menjadi tiga tim, tim pertama sersan mayor rangin, prattu indra, kopral dua galuh, sandi kalian Petir sebagai Perintis...", perintah Kapten Alvar.
"Siap...!", jawab serempak dari Sersan Mayor rangin, Prattu indra dan Kopral Dua galuh.
"Tim kedua berisi Sersan Satu Simon, Letdu Sartono, dan Lettu Akhdan. Sandi kalian angin sebagai Sniper, dan terakhir Tim Komando saya, Kapten Ervin, Kopral Dua Patimura dan Sersan Kepala Radit. Kau ikut dengan saya sebagai Radioman, sandi Banyu...!", perintah kapten alvar.
"Siap...!!", jawab kedua anggota timnya.
"Setelah kita berhasil menyelamatkan para sandera, kita akan menuju titik penjemputan...", lanjut Kapten Alvar.
"Izin komandan, untuk sandi yang kita gunakan...?", tanya Sersan Mayor Rangin.
"Tanya merah jawab putih...!", balas Kapten Alvar, "persiapkan semua peralatan kalian dan perlu kalian ingat bahwa misi ini adalah misi rahasia dan khusus yang tidak ada satupun yang boleh tau termasuk keluarga kalian! Tanggalkan semua produk yang berbau TNI, tidak ada indentitas sama sekali...!"
"Semuanya jelas...!!", tanya Kapten Alvar dengan tegas dan lugas.
"Jelas...!!"
"Komando...!!", berteriak penuh semangat dengan tangan kanan mereka dikepal dan saling beradu bersama.
~~~
" Rapat Gabungan "
Akhirnya rapat bersama anggota timnya telah selesai, tapi berbeda dengan Kapten Alvar yang harus melakukan rapat kedua yang merupakan rapat gabungan bersama Tim Bravo ditemani Kapten Ervin dan Lettu Akhdan, mereka berjalan menyusuri lorong Markas Koppassus untuk menuju ruang rapat selanjutnya.
"tok...tok...tok...!"
Kapten Alvar bersama kedua perwakilan timnya memasuki ruangan rapat yang dimana terdapat Tim Bravo dari Kopasgat yang di komandoi oleh Kapten Gilang, mereka saling memberikan hormat dan duduk di meja bundar panjang. Kedua nya baik tim alpha dan tim bravo saling memberitahu strategi operasi mereka, kemudian kedua tim saling bertukar pikiran dan pendapatan untuk menyatukan strategi penyerangan dan penyelamatan dengan waktu yang sama.
Saat pembahasan strategi tiba-tiba ponsel yang ada di sakunya bergetar tanda ada panggilan masuk, dia mengeluarkan ponselnya dan terkejut melihat nama sang ibu di layar ponselnya. Kapten alvar terpaksa memutuskan pembicaraannya dan meminta izin untuk keluar sebentar untuk menjawab panggilan di ponselnya.
Sekarang kapten alvar sudah berada di luar ruangan, dia langsung menjawab panggilan dari ibundanya. "assalamualaikum Bunda, maaf alvar lama untuk mengangkatnya karena tadi sedang rapat...", tuturnya penuh kelembutan.
"Waalaikumsalam, oohh... begitu yah sayang, maafkan Bunda yah sudah menganggu rapatmu. Bagaimana kamu sudah makan sayang?", tanya sang bunda di panggilan tersebut.
Kapten Alvar tersenyum karena ibundanya begitu sangat mengkhawatirkan dirinya, "tidak kok Bunda, Alvar tadi sudah izin sebentar untuk mengangkat panggilan Bunda. Alhamdulillah Alvar sudah makan Bunda, Bunda ada yang ingin Alvar bicarakan..."
Seketika suasana menjadi serius, "syukur alhamdulillah kalo begitu, ada apa sayang? Mau bicara apa sama Bunda...??", tanyanya.
"maafkan Alvar karena hari ini sampai besok, alvar tidak bisa pulang kerumah. Alvar tiba-tiba ada tugas mendadak. Maaf Alvar tidak pamit langsung dengan Bunda...", jelas Kapten Alvar yang sendu.
"iya sayang, tidak apa-apa Bunda mengerti kok. Pesen Bunda hanya satu jaga diri baik-baik disana dan pulanglah dengan selamat yah...", balas ibundanya
"siap komandan!! Alvar tidak bisa lama-lama menjawab panggilan Bunda, Alvar harus segera kembali keruangan untuk melanjutkan rapat...", tutur Kapten Alvar.
"iya sayang, oh ya jangan lupa minum obatnya dan usahakan untuk tidur walaupun hanya satu atau dua jam...", ucap Bunda Rosmawati memberikan pesan kepada anaknya.
"siap, tenang aja Bunda. Alvar akan selalu ingat pesan Bunda..."
***
" Hanggar Skadron Udara Halim Perdanakusuma "
Pukul 03.00 WIB
1 jam sebelum pemberangkatan...
Tak terasa haripun sudah mulai malam para komando tim sedang melaksanakan rapat bersama pilot Paskhas yang bernama Kolonel Budi Sihombing, yang nanti akan mengangkut para pasukan Tim Alpha dan Tim Bravo menuju negara Tonga pada saat shubuh nanti. Setelah rapat selesai kapten alvar dan kapten gilang keluar dari ruangan menuju hangar dimana para pasukan mereka sudah berbaris rapih menunggu kedatangan mereka.
Di dalam hangar para pasukan sedang sibuk memasukan amunisi dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk operasi, dari kejauhan kedua komandan mereka sudah datang bergegas untuk berbaris rapih dan para pasukan tim alpha dan tim bravo sudah berganti seragam PDL loreng dengan warna bumi yaitu coklat, hijau, hitam dan abu-abu.
Kapten Alvar berjalan di tengah para pasukan dan melihat jam tangannya, "sekarang kita punya waktu satu jam untuk istirahat, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya...!!", perintahnya.
"siap...!!", balas seluruh pasukan.
Kapten Alvar menuju ransel nya dan menyandarkan tubuhnya sembari menekuk satu kakinya dan satu laginya diluruskan, dia langsung mengambil obat di saku celana PDL nya dan meminumnya kemudian memejamkan matanya untuk tidur mencharger tubuhnya.
"komandan...", panggil salah satu anggota pasukan Tim Alpha bernama Prattu Indra.
Lettu Akhdan yang mendapati Prattu Indra sedang memanggil Kapten Alvar, akhirnya mengisyaratkan untuk tidak berisik dan menganggu istirahat komandanya, "sttt, jangan berisik! Biarkan komandan kita untuk istirahat barang sesaat, ada apa kau memanggilnya...??", tanyanya.
Prattu Indra mengeluarkan sebuah benda di saku celana PDL nya, benda itu berupa bros kerudung kristal biru dan terdapat juntaian kupu-kupu, "sepertinya komandan menjatuhkan ini dijalan tadi, saya mengambilnya barangkali itu benda yang penting..."
Lettu Akhdan terkejut melihat bros kerundung tersebut, "milik Rania?, bahkan 2 tahun berlalu anda masih belum melupakan rania. Komandan...?", ucapnya dalam hati, "baiklah kau boleh kembali ke tempat! Biar saya yang memberikannya..." perintahnya langsung mengambil bros kerudung tersebut dan Prattu Indra pun melangkah pergi.
Setelah cukup istirahat para pasukan memakai perlengkapannya dari rompi peluruh, ransel, amunisi baik peluruh ataupun granat sudah terpasang di tubuh dan terakhir menggunakan cat samaran TNI berwarna loreng hitam dan hijau, mereka saling bahu-membahu menggunakan ke rekan anggota nya.
"tanggalkan semua yang berbau TNI, tidak boleh ada yang tertinggal satu pun...!", perintah Kapten Alvar tegas, semua pasukan membungkus kemasan yang berlogo TNI kedalam kantong sampah.
Setelah selesai Kapten Alvar mengumpulkan para pasukan membentuk sebuah lingkarang sambil mengeluarkan baret mereka dan saling beradu satu sama lain, "sebelum keberangkatan, kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar kita selalu dilindungi-Nya! Berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa di mulai...!", semua pasukan menundukkan kepala dan mulai berdoa
"berdoa selesai...!", ucap Kapten Alvar, semua pasukan mengangkat kembali kepalanya.
"sebagai Tentara Negara Republik Indonesia, perlu kalian mengingatnya bahwa kita hanya miliki satu tiket yaitu "lebih baik pulang nama dari pada gagal di medan tugas", kalian harus mengingat dan tanamkan itu baik-baik didalam diri dan hati kalian. Kalian mengerti...!!", tegas Kapten Alvar.
"mengerti...!!", jawab seluruh pasukan.
Pintu hangar pun terbuka, helikopter EC 725 Caracal sudah keluar dari hangar menuju landasan baling-baling nya sudah berputar semakin kencang. Kapten Alvar beserta Kapten Gilang mengintruksikan para pasukan untuk segera masuk kedalam helikopter, dan tak menunggu lama helikopter lepas landas menuju medan perang misi penyelamatan sandera.
###
Letnan jenderal (sering disingkat Letjen) adalah pangkat tinggi satu tingkat di bawah dan satu tingkat di atas . Istilah letnan jenderal berasal dari Abad pertengahan di mana pangkat Letnan Jenderal merupakan orang kedua yang memegang komando di lapangan tempur.
Sersan Mayor adalah pangkat peringkat ketiga dalam di Indonesia. Satu tingkat dibawah pembantu letnan dua, satu tingkat di atas sersan kepala.
Sersan Satu adalah pangkat bintara peringkat kelima dalam kemiliteran di Indonesia. Satu tingkat dibawah sersan kepala, satu tingkat di atas sersan dua.
Kopral Dua atau Kopda adalah salah satu pangkat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pangkat Kopda ada pada Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).
Prajurit Satu (disingkat Prattu) adalah pangkat kedua terendah dalam jenjang di kemiliteran di Indonesia.
Sersan Kepala adalah pangkat Bintara. Satu tingkat dibawah Sersan Mayor dan satu tingkat di atas Sersan Satu. Tanda kepangkatan yang dipakai adalah tiga buah segitiga bersusun dan berwarna kuning.
Kolonel adalah pangkat menengah tertinggi, satu tingkatan di atas dan satu tingkat di bawah Letnan Kolonel. Di kepolisian Indonesia pangkat yang setara dengan tingkat ini disebut (Kombes Pol). Kepangkatan ini dilambangkan dengan melati tiga pada tingkat perwira menengah. Jabatan struktural dengan pangkat ini misalnya danrem (komandan resort militer).
Kopassus atau Komando Pasukan Khusus adalah bagian dari satuan pasukan yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Kopassus memiliki kemampuan untuk bergerak cepat di medan pertempuran, menembak dengan tepat, pengintaian, dan juga anti teror.
Kopaska atau Komando Pasukan Katak adalah satuan pasukan khusus di bawah TNI Angkatan Laut. Kopaska memiliki tugas operasi rahasia, seperti Operasi Amfibi, Operasi Khusus dan dukungan-dukungan lain dalam memperlancar operasi TNI AL.
Kopasgat atau Komando Pasukan Gerak Cepat adalah pasukan khusus yang dimiliki TNI Angkatan Udara (AU) dengan korps baret jingga. Meskipun menjadi bagian dari TNI Angkatan Udara, Kopasgat memiliki kualifikasi satuan tempur darat dengan keahlian tiga matra, darat, udara, dan laut.