Chereads / kembalinya sang naga hitam / Chapter 4 - Ruang Cakra

Chapter 4 - Ruang Cakra

Mata gibert terbuka, dilihatnya langit-langit rumah yang asing baginya. lalu, di tengoknya kanan juga kirinya dan tampaknya ia sedang ada dalam sebuah kamar yang juga asing baginya.

tak ada seorang pun di dalamnya kecuali dirinya yang sedang berbaring dengan nyeri di dada juga kepalanya.

tubuh ragawinya belum kuat untuk membuka gerbang ranah dewa seperti yang biasa dia lakukan untuk mengolah unsur god power seperti yang biasa ia lakukan di kehidupan sebelumnya.

ingin rasa hati untuk menggerakkan tubuhnya dan bangkit dari tidurnya.

tapi tubuh ragawinya hanyalah tubuh manusia biasa yang sedang terluka dalam dan pada akhirnya matanya pun terpejam dalam kondisi tidak sadarkan diri.

sementara itu radit sedang pergi mencari dokter yang bisa datang kerumahnya untuk mengobati temannya.

dengan susah payah ia menggendong temannya dari bukit belakang sekolah menuju ke rumahnya. dari segi fisik saat ini radit memang lebih kuat dari gibert.

dokter pun akhirnya datang dan memeriksa keadaan gibert.

Dokter pun bilang tak ada sakit yang serius dalam diri gibert meski sebelumnya radit menceritakan bawa gibert sempat muntah darah dan sudah menuliskan resep obat untuk gibert.

malam pun berlalu....

kembali gibert membuka mata dan terasa nyeri itu sedikit berkurang, tampaknya karena obat yang diberikan lewat suntikan.

gibert pun bangun dari tidurnya dan sampai saat ini ia tak tau sedang berada di kamar siapa. dan segeralah ia memulai meditasi untuk penyembuhan dirinya.

"tampaknya aku harus pelan-pelan dan memulai dari awal", ucapnya dalam hati.

tampaknya tak ada seorang pun ada di rumah dan suasan tenang ini mendukung untuk gibert bermeditasi.

dan mulailah gibert membuka wadah untuk tiap-tiap unsur " ruang cakra "itulah sebutan dari wadah unsur alam dalam dirinya. Dalam tubuh normal wadah dari tiap-tiap unsur ini masih tertutup.

pengetahuan di kehidupannya yang lalu

mempermudahkannya untuknya membuka ruang cakra dalam dirinya.

beberapa jam telah berlalu karna kondisi sekitar yang kurang memungkin kan untuk menyerap unsur alam ke dalam dirinya dia hanya menyerap sedikit untuk penyembuhan dirinya.

"hoeeexs", suara gibert muntah.

dan akhirnya gibert pun berhasil mengeluarkan gumpalan darah kecil yang dingin dan memadat seperti es.

" aku harus segera mencari tempat dengan banyak energy unsur positif, dan aku tak akan menyianyiakan waktu di kehidupanku kali ini", tekadnya dalam hati.

tubuh gibert pun kembali normal tanpa meminum obat dari dokter. dan sesaat kemudian seseorang masuk kedalam kamar.

"lho!!?? sudah sembuh??", kata seseorang itu.

ternyata seseorang itu adalah radit yang baru saja pulang sekolah.

"ya, aku tak apa...jadi ini kamarmu dit".jawab gibert.

"ya ...ini kamarku, haaah klo tau begini kemaren aku g usah repot-repot pergi cari dokter", ucap radit sambil merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

" ya...aku juga tak pernah menyuruhmu untuk mencarinya..hehehe", jawab ribert dengan nada meledek.

" dasar kau tak tau terima kasih...!!!,..badanku masih capek karna telah menggendongmu turun bukit". kata radit sambil melempar tas sekolah ke arah gibert.

" hahahaha sini aku obatin baweell.....!!!!", jawab gibert sambil membangunkan radit.

radit pun bangun dari tidurnya dan gibert menyuruhnya duduk bersila..., sementara gibert menempelkan kedua telapak tangannya pada dada radit dan.

"hupp...!", gibert pun mulai mengalirkan aliran usur alam ke dalam diri radit.

"gib,, kenapa badanku serasa seperti di balsem...panas njir...!!!", keluh radit.

"diem!!!", jawab gibert dengan tegas.

selang beberapa menit kemudian gibert pun menyelesaikan pengobatannya.

"gimana??" tanya gibert.

"gimana apanya???" jawab radit.

"gimana rasanya badanmu sekarang radiiiit....!!!!, sudah enakan???", kata gibert dengan nada kesal.

"lumayan gib...azaiiib bingit...punya ilmu apa sih kamu kok kayak yang di film-film, pake tenaga dalam kah?" jawab radit menggoda gibert.

"baguslah kalo lumayan, itu namanya ilmu harry potter". jawab gobert membalas candaan radit.

akhirnya gibert pun berterima kasih kepada keluarga radit karena di izinkan menginap di rumahnya. dan gibert pun pulang kerumahnya di antar radit.