Kinan duduk termenung, di keramaian ia merasa hampa. Semua karena rasa bersalah pada fazli, ia terlalu kejam mematahkan hati anak itu. Kemana ia pergi fikiran nya selalu terkait dengan fazli, kemana dia dan sedang apa dia sekarang se akan akan ia merindukan kehadiran fazli.
Bahkan luis yang ada di hadapan nya pun tidak ia hiraukan karena ia sibuk dengan fiikiran nya sendiri. "Ada apa..??"tanya luis heran'
Kinan tersadar dari lamunan "kopi nya sudah mau dingin lebih baik kamu cepat-cepat minum "lanjut luis'
"Maaf aku lupa sesuatu, aku pulang duluan yah"
Luis tidak bisa mencegah, ia tahu kinan punya sesuatu yang sembunyikan "Maaf ada apa dengan mu kinan"
Kinan bediri, ia menyandang tas nya dan bersiap pergi "tidak ada, aku lagi kurang sehat, aku butuh istrahat maad luis aku duluan"
Kinam pergi meninggalkan luis sendiri, tinggal luis duduk sendiri berhadapan dengan gelas kopi yang belum di sentuh dan kursi yang kosong. Ia menghela nafas dan bertanya-tanya, ada apa dengan calon istrinya akhir-akhir ini.
Keluar dari cafe itu kinan berjalan do trotoal menuju halte bus untuk sekarang ia lebih nyaman sendiri. Ingin rasa nya ia bertemu dengan fazli namun ia malu sungguh malu menjilat ludah nya sendiri, ia telah berkata tidak ingin melihat nya lagi dan ini menahan nya untuk menghubungi fazli.
Kinan duduk di halte bus, ia tampak galau sembari memandang mobil yang berlalu lalang dihadapanya. Beberapa saat ia seperti itu. Sampai ia melihat sesuatu yang membuat nya tidak habis fikir.
Sepintas ia melihat fazli di dalam mobil mewah berwarna biru. Ia mengenali wajah itu, fazli ia tampak bahagia dengan seorang gadis. Kinan berharap ia salah namun hati nya mengelitik untuk mencari tahu akan kebenaran nya.
Ia mendekati badan jalan dan menyetop taksi yang kebetulan lewat. Ia masuk kedalam taksi dan menyuruh supir itu untuk mengikuti mobil biru untuk memastikan apa yang ia lihat adalah benar.
Si supir mengikuti perintah kinan namun ia pun tidak mengerti kenapa harus mengikuti mobil biru di depan nya. "Maaf ada apa dengan mobil itu ??"tanya pak supir heran'
"Ikuti saja nanti aku akan bayar lebih jika berhasil mengikuti nya"
pak sopir benci mengakui nya tapi dia suka cara berfikir kinan. Pak supir membuntuti mobil itu layak nya ekor, kemana arah mobil biru itu pergi kesana juga taksi itu ikut hingga mobil itu berhenti masuk kepekarangan sebuah rumah hingga pak supir tidak bisa mengikuti nya lagi.
Kinan yang menyadari hal itu keluar dari taksi dan mencari celah untuk melihat apakah benar fazli yang ada di dalam mobil itu. Kinan berhasil mengintip dari celah pagar dan benar….itu fazli.
Fazli bersama gadis cantik keluar dari mobil itu penuh canda dan masuk kedalam rumah. Kinan hanya diam, perasaan nya campur baur antara legah dan sakit hati.
ia berjalan lemas, "laki-laki itu dapat berubah dengan cepat jika di lepas"fikir nya dalam hati'
"Mau kemana lagi kita bu??"tanya pak sopir'
"Pulang"
"Alamat nya dimana?"
"Pokok nya mau pulang pak, jalan.."teriak kinan'
Pak sopir tidak mengerti "iya bu pulang tapi ke..
"jalan aja nanti aku kasih tau"
Kinan tidak tahu tentang apa yang ia rasa, ia serasa ingin marah dan menangis. Dada nya serasa sesak melihat fazli.
"Pak supir"
"Iya ada apa bu, sekarang sudah boleh diksaih alamat aku bingung mau bawak ibu kemana"
"Boleh aku nangis??"
"Kok nggak nyambung"omel pak supir'
"Boleh nggak.."bentak kinan'
Pak supir terpelanjat "iy iya boleh nangis aja"
Kinan nagis sejadi jadi nya, ia meluapkan kekesalan hati nya kepada pak supir taksi walaupun pak supir taksi amat tidak nyaman namun ia cukup mengerti jika penumpang nya sedang bersedih hati.
Beberapa menit kemudian taksi itu tiba di rumah kinan.
kinan mengambil semua uang di dompet nya dan memberikan semua uang itu kepada pak sopir.
"Bu banyak sekali uang nya…
"Ambil lah aku masih punya banyak itu bayaran karena kamu sabar mendengar aku menangis"
Kinan keluar dari taksi, ia masuk kedalam rumah "Liza kamu dimana??" Tidak ada jawaban'
"Liza…" tetap tidak ada jawaban'
"Bik emma…"
Bik emma datang dari dapur "iya ada apa bu.."
"Kemana Liza"
"Di kamar bu"
Kinan berjalan kemar, membuka pintu dan melihat Liza menangis tersedu di atas ranjang. "Liz, ada apa kenapa kamu nangis?"
"Aku ingat om fazli umi...kenapa umi usir om"
Kinan serasa di sambar petir, kenapa nama fazli selalu memghantui dirinya "om fazli sudah bahagia sama orang lain, dia tidak akan kembali sudah lupakan orang itu"
"Laki-laki melupakan cinta dengan cepat, apalagi hati nya sudah patah ia akan cepat mendapat pengganti. semua sesak ini salah siapa??, entah lah aku memang orang yang terlalu cepat mengambil keputusan. Aku terjebak antara suka dan rasa kasihan."
"Kamu sebentar lagi punya ayah baru jadi kamu haru senang jangan kenang orang yang tekah pergi"
"Aku kan setuju nya umi nikah sama oom fazli bukan om luis"
Kinan tidak menjawab "om fazli sudah melupakan umi liza, dia sudah dapat pengganti, seharus nya umi senang tapi ternyata tidak umi cemburu liza umi cemburu"balas kinan dalam hati'
Kinan kemudian pergi kedapur, ia melihat bik emma tampak repot dengab pekerjaan nya "kalo ada fazli pasti cepat selesai"omel bi emma sendiri'
Kinan diam, "semua merindukan fazli di rumah ini"
***
HAPPY READING, 😇 JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT NYA