Chapter 87 - Rasa Yang Terlarang (9)

"Paman! Milena bersama kita!"

David memperingati, memberi kode lirikan mata pada Milena yang terpana mendengar perkataan sang dokter.

"Maafkan aku, Milena. Aku tak bermaksud begitu. Kau tahu, David, kan? Dia itu terlalu baik sehingga kadang ia buta dengan penilaian yang waras."

"Penilaian yang waras?" ulang Milena, ia tak paham maksudnya, namun sebagian perkataan itu masuk akal baginya. David terlalu baik, dan saking baiknya ia ditipu dengan teman seperti Max! Ingatan akan Max membuatnya marah sekaligus takut.

"Milena mengklaim dirinya peri, apa masuk akal peri mabuk-mabukan dengan obat-obatan terlarang sementara kehidupan peri itu menyenangkan daripada manusia?" David terdengar begitu berusaha meyakinkan pamannya.

"Eh... ralat! Tidak begitu menyenangkan sebenarnya. Sama seperti manusia, hanya kami tak punya teknologi canggih dan kami bersayap." celutuk Milena.

"Apa kau bisa diam?" tegur David kesal.

Milena mengerutkan kening, kepalanya tersentak ke belakang. David sedang kesal padanya?

"Hentikan pertengkaran mesra kalian. Aku jadi merinding dibuatnya." Komentar dokter Chris sarkastik. "Begini saja kalau begitu, aku akan melakukan beberapa tes obat-obatan terlarang padanya. Kebanyakan obat-obatan terlarang akan hilang dari sistem tubuh setelah satu sampai empat hari, tapi ada yang sampai bertahan berminggu-minggu. Jadi!" serunya riang dengan jeda sesaat. "Ini kesempatan terakhirmu untuk mengatakan yang sejujurnya! Apa yang kau pakai? Amphetamine, Barbiturates, Cannabis, Cocaine¸ DXM, GHB, Ibogaine, Ketamine, LSA, LSD, MDMA (Ecstasy), Mescaline, Methamphetamine, Psilocybin Mushrooms, Opiates, PCP, Salvia divinorum, 2C-B, 5-MeO-DMT—"

"Dokter Chris!" Tegur David geram, "kau ini penjual obat-obatan terlarang atau dokter, sih? Kenapa kau hapal semua nama obat-obatan itu sementara kau hanya dokter umum?" sindirnya tajam.

"Apa? Kenapa? Memangnya salah? Aku dokter, kan? Itu juga salah satu tugasku!" katanya tak mau kalah.

Milena yang menyaksikan perdebatan itu hanya bisa mengerutkan kening, bertanya-tanya dalam hati apa yang dikatakan dokter Chris dengan istilah-istilah anehnya. Semuanya terdengar asing baginya. Di dunia peri, ia juga memiliki obat-obatan, tapi tak ada satupun yang disebutkan oleh sang dokter dalam daftar ingatannya.

"Kau tak kasihan padanya? Ia kebingungan!" David mencengkeram kedua bahu Milena dari belakang, mendorong tubuh Milena maju ke depan. "Kau tak lihat kebingungan yang sangat jelas di matanya yang polos ini?"

Dokter Chris mengerucutkan bibir, "kau benar juga. Dia seperti orang idiot."

"Kalau pun ia mengkonsumsinya, apa kau bisa memeriksa semua jenis obat yang dipakainya? Masuk akal sedikit, paman! Biayanya juga mahal. Kau mau tanggung semua itu? Jangan menjadi dokter Ames kedua." David terdengar mengancam.

"Oh! Kau benar juga!" akunya santai.

"Apa... yang kalian bicarakan? Apa aku tembus pandang di sini?" dengus Milena, sebal.

"Jadi, katakan padaku. Apakah Alprazolam? atau Vicodin? Apa kau mencampurkan sesuatu pada obat-obatan itu?" dokter Chris mulai lagi, nada suaranya terdengar cepat dan runtun.