Chereads / Jiwa Yang Terlahir Kembali / Chapter 53 - Perlakuan Tertinggi

Chapter 53 - Perlakuan Tertinggi

Ibu Chunlai langsung menangis setelah mendengar ucapan putranya barusan. "Dasar anak durhaka! Ibu membesarkanmu, membangunkan rumah untukmu, menikahkanmu dengan istrimu, merawat anak-anakmu, tapi kamu tega ingin berpisah dengan Ibu."

Ayah Chunlai lalu masuk dan tampak mengerutkan keningnya. "Mengapa kamu menangis? Chenchen dan Xiao Xue sedang tidur. Jangan bangunkan mereka."

Jika Shen Yousheng takut pada istrinya, maka ibu Chunlai takut pada ayah Chunlai. Ayah Chunlai paling benci melihat wanita sedang menangis. Begitu ayah Chunlai membuka mulutnya, ibu Chunlai pun langsung menghentikan tangisnya.

Ayah Chunlai lalu berkata kepada putranya. "Jangan dengarkan Ibumu. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Jangan sampai kita kehilangan hati nurani kita, dan jangan menyebut-nyebut lagi soal perpisahan. Sudah, kembalilah."

Chunlai pun menghela nafas, ia kemudian membuka tirai ruangan lalu berjalan keluar. Ibunya sendiri yang mengatakan padanya bahwa ia tidak boleh melakukan apapun pada resep makanan kaleng tersebut.

Ketika ia memasuki ruangannya sendiri, istrinya sedang menatap uang hasil penjualan makanan kaleng dengan tatapan linglung.

"Ada apa?" Tanya Wang Chunlai.

"Ada apa dengan Ibu? Sekarang kita bisa menghasilkan uang dengan sangat mudah." Ujar Shen Hualian lalu berdiri dan mengambil setengah dari uang tersebut. "Berikan ini pada Ibumu. Bukankah kita masih berhutang? Gunakan uang ini untuk membayarnya, dan biarkan mereka menyimpan sisanya."

Wang Chunlai meraih uang tersebut dan berkata, "Istriku, kamu baik sekali."

Wajah Shen Hualian pun merona. "Kamu tunggu apa lagi? Cepat berikan uangnya selagi mereka belum tidur."

Wang Chunlai lalu memegang uang itu dengan erat. "Jangan khawatir. Ibuku memang memiliki sifat yang aneh, jadi jangan menganggapnya serius."

"Mana mungkin ku anggap serius? Kamu sebaiknya segera memberikannya kepada mereka sebelum terlambat."

"Aku tahu, Hualian. Besok bisnis makanan kaleng ini akan selesai. Apakah kamu bisa meminta Adik ipar menemukan cara lain untuk menghasilkan uang lagi?"

"Kenapa? Kita sudah mendapatkan uang dua ribu yuan, tetapi kenapa kamu masih gelisah?" Shen Hualian berkata sambil menatap mata suaminya.

Wang Chunlai lalu menghela nafas. "Bukan gelisah. Aku hanya ingin menabung lebih banyak uang agar kita bisa pindah dari sini. Tidak nyaman jika kita harus hidup bersama orangtua terus, apalagi sekarang Qiang Qiang juga sudah besar."

Hati Shen Hualian melompat kegirangan setelah mendengar ucapan suaminya barusan. "Kita akan tinggal terpisah dari orang tua mu?"

Wang Chunlai mengangguk. "Rencananya begitu, karena aku tidak tega melihatmu telah dipersulit ibu selama bertahun-tahun." Ibu Chunlai memiliki sifat yang aneh. Ia beberapa kali melihat bagaimana Ibunya memperlakukan istrinya, tetapi ia tidak bisa mengatakan hal yang kejam karena wanita itu adalah ibunya sendiri. Tinggal terpisah dari orang tuanya adalah hal yang penting, karena ia tidak mau terpengaruh dengan pikiran jahat ibunya. Sementara itu, ibunya sedang dalam suasana hati yang buruk, karena anak-anaknya sudah besar. 

"Besok, aku akan menanyakan apakah ada solusi jangka panjang atau tidak."

Pasangan itu mendapatkan banyak uang hari ini. Mereka senang dan hubungan mereka menjadi semakin hangat. Sekarang, mari kita beralih pada Shen Dongyuan.

Zhu Haimei sedang mencuci kakinya, dan Shen Dongyuan sedang mengemasi tasnya. Ia akan menaiki kereta besok malam, jadi ia akan memanfaatkan malam ini untuk mengemasi barang-barangnya dengan cepat, karena besok siang ia pasti sangat sibuk dan tidak sempat mengemasi barangnya.

"Kamu benar-benar tidak ingin pergi bersamaku?" Tanya Shen Dongyuan lagi.

"Aku akan kembali kesana setelah kaki ibumu sembuh."

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menjemputmu kalau ada libur."

"Tidak perlu menjemputku, aku bisa kembali sendiri."

Shen Dongyuan pun tidak mendebat ucapan Zhu Haimei barusan. Ia sudah memutuskan bahwa ketika ia mendapat giliran libur, ia akan kembali ke sini untuk menjemput istrinya. Dan jika saat itu Zhu Haimei masih menolak untuk kembali ke wilayah militer bersamanya, maka ia akan mengangkat istrinya di pundak dan membawanya pergi dengan paksa.

"Jaga dirimu baik-baik di rumah, makan dan minum yang teratur. Lagipula, kita sudah tidak membuat makanan kaleng lagi, jadi beristirahatlah dengan baik."

Nasihat Shen Dongyuan terdengar begitu tulus, hingga membuat perasaan hangat menyeruak di dalam hati Zhu Haimei. Ia tiba-tiba tertegun. Apakah ini perasaannya sendiri, dan bukan milik sang pemilik tubuh asli? Bagaimana bisa begini?

Zhu Haimei lalu menggosok-gosokkan kakinya dalam diam. Shen Dongyuan kemudian keluar untuk membuang air dalam baskom yang digunakan untuk mencuci kaki Zhu Haimei. Ketika ia kembali, Zhu Haimei masih berdiri di samping tempat tidur dengan linglung.

"Ada apa?" Shen Dongyuan bertanya dengan lembut.

Mata Zhu Haimei menatap wajah Shen Dongyuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa wajah pria itu sangat menarik, bahkan matanya begitu dalam dan sangat memikat. Ketika ia secara tidak sengaja bertatapan mata dengannya, Zhu Haimei buru-buru mengalihkan pandangannya.

Shen Dongyuan hanya tersenyum kecil lalu maju dua langkah untuk memeluk istrinya.

Zhu Haimei langsung merasakan aura maskulin di seluruh tubuhnya, hingga membuatnya sulit bernafas.

Shen Dongyuan sangat tinggi, jadi kepala Zhu Haimei bisa bersandar di dada bidangnya. Hal itu membuat Zhu Haimei merasa aman, lalu tanpa sadar menutup matanya.

Tiba-tiba Shen Dongyuan menundukkan kepalanya mencium kening Zhu Haimei dengan lembut. Tindakan tersebut membuat Zhu Haimei terkejut, dan jantungnya mulai berdetak dengan cepat. Ia ingin mendorong Shen Dongyuan, tetapi tiba-tiba terdengar suara sang pemilik tubuh asli di dalam hatinya. 'Aku ingin melakukan malam pertama.'

'Ya Tuhan, Sejak kapan kamu keluar lagi?' Tanya Zhu Haimei dalam hati.

Sebelum ia bisa menjawab, Shen Dongyuan tiba-tiba mencium bibirnya tanpa ragu. Saat Zhu Haimei merasakan hawa dingin di bibirnya, ia lalu mendorongnya secara refleks. Namun tenaganya tak mampu menggoyahkan tubuh Shen Dongyuan yang merupakan seorang prajurit militer.

Shen Dongyuan terus menghisap bibirnya, dan bibirnya yang semanis madu itu membuatnya ingin 'memakan' nya. 'Ternyata, perasaan saat berciuman itu seindah ini,' pikir Shen Dongyuan. Ia kemudian memeluk Zhu Haimei dengan erat, sembari terus mencumbunya.

Zhu Haimei merasa ia akan mati karena kehabisan nafas.

Raungan sang pemilik tubuh asli dan serangan Shen Dongyuan membuat Zhu Haimei tidak tahan, ia lalu mendorong tubuh Shen Dongyuan dengan keras.

Shen Dongyuan pun berhenti. "Ada apa?"

"Aku tidak bisa bernafas." Jawab Zhu Haimei yang nafasnya sudah terengah-engah.

Shen Dongyuan tersenyum kecil, lalu mengulurkan tangannya dan menggendong Zhu Haimei ke tempat tidur.

"Berhenti, berhenti, berhenti." Zhu Haimei mengucapkan tiga kata itu berturut-turut. Ia lalu berkata dengan serius, "Aku belum siap."

Melihatnya serius seperti itu, Shen Dongyuan pun tidak bisa marah. "Aku akan menunggumu."

Tatapan penuh kasih sayang itu, membuat Zhu Haimei ketakutan. Ia kemudian merangkak ke dalam selimutnya.

Shen Dongyuan tersenyum saat melihat kepala Zhu Haimei yang tidak tertutup selimut. Ia lalu meletakkan tangannya di tempat tidur, dan membungkuk di atas telinga Zhu Haimei lalu berbisik, "Sangat bulat dan penuh."

Wajah Zhu Haimei langsung memerah seperti pantat monyet. Gemuk seperti ini justru aneh kalau tidak bulat dan penuh.

Hmm, apa yang sedang ia pikirkan?

Saat bangun keesokan harinya, ia tidak tahu Shen Dongyuan pergi ke mana, dan selimutnya sudah terlipat dengan rapi. Ketika ia mengingat kejadian tadi malam, wajahnya pun memerah lagi. Ya Tuhan, sejak kapan ia menjadi pemalu seperti ini?

Setelah ia bangun dan pergi keluar, Wang Chunlai dan kakak iparnya telah tiba. Wang Chunlai dan Shen Dongyuan sedang berbicara di halaman rumah, sedangkan Shen Hualian sedang sibuk bekerja di dapur.

"Kakak ipar, kenapa kamu datang sepagi ini?" Zhu Haimei menyapanya dulu.

Sebelum Wang Chunlai dapat menjawabnya, Shen Hualian sudah berteriak dari dapur. "Haimei, kemarilah!"

Zhu Haimei lalu bergegas ke dapur. "Kak."

Shen Hualian mengangkat tutup panci, dan mengeluarkan semangkuk puding telur rebus sambil melihat keluar. "Cepat, makan, Ibu sudah keluar."

Zhu Haimei terkejut. "Kakak membuatnya untukku?"

Shen Hualian tertawa lalu menjawab, "Adik laki-lakiku itu benar-benar mencintaimu. Ia memintaku membuatkannya untukmu. Cepat makan selagi Ibu tidak ada."

Zhu Haimei tertegun sejenak. Ternyata Shen Dongyuan meminta kakaknya untuk memasakkan puding telur rebus untuknya.

"Kenapa diam?" Tanya Shen Hualian sambil menyerahkan sendok padanya. "Aku akan menuangkan sedikit minyak wijen."

Hei, itu benar.

Zhu Haimei merasa terharu karena bisa memakan puding rebus telur yang lezat. Jika seseorang diberi puding telur rebus, maka orang tersebut sangat dihargai. Mungkinkah perasaan Shen Dongyuan pada Zhu Haimei berubah setelah ciuman mereka kemarin?