Chereads / Terjebak Asmara Wali Kelasku / Chapter 48 - Malu Bertemu Orang

Chapter 48 - Malu Bertemu Orang

"Xiaoqiao, aku malu bertemu orang!"

"Lin Xi, maafkan aku. Aku tidak tahu bahwa kakak akan masuk ke kamarku untuk berpamitan. Dan dia tidak sengaja melakukannya."

"Aku tahu kalau kakak tidak sengaja. Seharusnya aku tidak membuka pintu. Semua ini salahku. Tapi aku tidak bisa menerimanya!" Sejak awal, Lin Xi tidak pernah dekat atau menjalin hubungan dengan laki-laki.

Dan juga, dalam satu hari ini dia sudah dicium, dilihat tanpa busana, selanjutnya adalah….

Akhir dari dunia ini!

"Lin Xi, kamu tidak perlu berpikiran seperti itu. Sebenarnya kakakku juga tidak begitu buruk, kalau kau mau lebih baik kau pertimbangkan dulu untuk bersama dengan kakakku."

"Aku tidak mau!" Jawab Lin Xi sambil menggelengkan kepalanya.

"Lin Xi, kamu sebenarnya menyukai kakakku, kan?" Jian Xiaoqiao bertanya dengan sedikit ragu. Apakah pesona kakaknya telah berkurang sehingga Lin Xi tidak tertarik sama sekali dengannya?

Lin Xi membersihkan lendir yang ada dalam hidungnya, "Kakakmu sama seperti gunung es. Aku tidak suka tipe pria seperti itu. Dan dia juga jauh lebih tua dariku!"

Kesimpulannya adalah Jian Mingrui terlalu tua!

Tenggorokan Jian Xiaoqiao terasa kering, dia lalu terbatuk ringan, "Lin Xi, bukankah sekarang sedang populer menjalin cinta dengan orang yang lebih tua? Usia seperti kakakku itu, kamu juga bisa memanggilnya Om. Kamu bisa menjadi tokoh utama di dalam sebuah novel, bukankah itu ide yang bagus?"

"Gadis tokoh utama dalam cerita novel selalu bertemu dengan seorang om yang penyayang. Kakakmu adalah sebuah lemari es!"

Jian Xiaoqiao tidak sanggup menahan tawa saat mendengarnya, "Lin Xi, ternyata kamu sangat takut dengan kakakku!"

"Kalau bukan karena dirimu, aku tidak mungkin berinteraksi dengan kakakmu!"

"Tapi, apa kamu tidak merasa bahwa ini adalah takdir?" Jian Xiaoqiao menatap Lin Xi dengan serius, "Awalnya kau dan kakakku tidak memiliki hubungan apa-apa, tapi sekarang kalian berdua sudah saling terhubung. Tidak peduli apapun alasannya, aku rasa kau dan kakakku memang telah ditakdirkan. Bagaimana kalau kau mencobanya?"

Lin Xi menghapus air matanya dan berkata kepada Xiaoqiao, "Jian Xiaoqiao, aku masih berusia 17 tahun. Jangan ajarkan aku hal-hal yang buruk!"

Jian Xiaoqiao menarik tangan Lin Xi lalu tertawa, "Jangan begitu. Lihatlah aku! Aku juga masih belasan tahun dan aku sudah bertunangan. Kalau dipikir-pikir, beberapa bulan lagi umurmu akan menginjak 18 tahun."

"Itu adalah dirimu. Jangan samakan denganku!"

"Cobalah. Lagi pula cintamu dan kakakku tidak akan seperti api yang membara!" Dan lagi, mereka juga tidak akan menikah sekarang juga, bukankah mereka berdua masih memiliki banyak pilihan?

"Tidurlah! Aku tidak akan bicara lagi denganmu!"

Lin Xi ingin menarik selimutnya, tetapi tertahan oleh tangan Jian Xiaoqiao.

"Aku benar-benar ingin tidur!" Kata Lin Xi kepada Jian Xiaoqiao.

Jian Xiaoqiao akhirnya menyerah dan mengangguk mengerti, "Baiklah, kamu tidur saja dulu. Aku akan keluar untuk mengambil air minum."

Jian Xiaoqiao menggunakan sandal rumah dan melangkah keluar. Lampu kamar Gu Yishen masih menyala. Dia ingin memastikan apakah kakaknya sudah pulang.

"Kakak, apa kamu ada di dalam?"

"Kakakmu sudah pulang."

Gu Yishen membuka pintu kamarnya dan menatap mata Jian Xiaoqiao dalam-dalam.

Jian Xiaoqiao terbatuk ketika melihat sepasang mata Gu Yishen, "Kalau kakakku tidak ada, aku kembali saja!"

Saat Jian Xiaoqiao akan pergi, Gu Yishen tiba-tiba menahannya dan menggenggam tangannya, "Apakah Lin Xi tidak apa-apa?" Tanya Gu Yishen dengan suaranya yang berat.

"Tentu saja tidak apa-apa!" Jawab Jian Xiaoqiao sambil mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Gu Yishen, "Aku akan kembali ke kamarku, lepaskan tanganku!"

Gu Yishen sejenak menatap Jian Xiaoqiao yang berdiri di ambang pintu, dia lalu menundukkan kepalanya dan tiba-tiba mencium bibir Jian Xiaoqiao.

"Gu mesum, Uh…" Jian Xiaoqiao yang sedang dicium itu ingin sekali mengumpat, tapi bibirnya sudah lebih dulu dilahap Gu Yishen, dia hanya bisa merasakan bibir Gu Yishen yang sedang menggigit bibirnya dengan lembut.