"Sudah, tidak usah berbasa-basi lagi. Mari kita pergi. Biar kulihat seperti apa rumahmu."
Ye Yan mengalihkan topik pembicaraan dan berpura-pura santai. Hanya Lan Qianyu yang dapat melihat kesedihan di matanya. Di depan semua orang Ye Yan tampak kuat dan optimis, seakan-akan dia tidak keberatan dengan situasi saat ini.
Sesungguhnya dia sangat bersedih dalam hati. Tidak apa-apa kalau dia sendiri yang jatuh. Namun dia juga masih harus membawa kakeknya yang lanjut usia, istrinya yang sedang mengandung, anaknya yang masih kecil, juga ibu mertua yang baru saja kehilangan suaminya untuk ikut menderita bersamanya.
Dia merasa sangat bersalah, bahkan juga agak rendah diri. Dia tahu sama sekali tidak akan mudah baginya untuk bangkit kembali. Itu membutuhkan waktu yang panjang dan proses yang sulit.
Betapa pun sulitnya proses itu, dia dapat menanggungnya. Tapi dia tidak mau keluarganya juga ikut menderita…