Ye Yan bergegas keluar dari elevator dan berlari ke kamar 1109 sambil memegangi lukanya. Darah segar terus mengucur keluar dari lukanya yang terbuka dan membasahi jaketnya yang berwarna putih. Dahinya penuh dengan keringat dan wajahnya terlihat pucat menakutkan. Tetapi dia sama sekali tidak menghentikan langkahnya.
Sesampainya di depan kamar, Ye Yan langsung dapat mendengar suara ratapan tangis Lan Qianyu dari dalam. Dia pun seketika berhenti melangkah, api amarah menyala di dadanya dan membuat darahnya terasa terbakar!!!
Ye Yan mengangkat kakinya ke arah pintu kamar, "BRAK!" Terdengar suara keras, pintu kamar pun terhempas ke dinding.
Ye Yan menerobos masuk ke dalam kamar dan melihat Xiao Qi yang berada di atas tubuh Lan Qianyu sedang menciuminya dengan beringas. Wajah Lan Qianyu dipenuhi air mata dan tampak sangat menderita, hampir seluruh pakaiannya telah robek.
"Xiao Qi, kubunuh kau…" Ye Yan menerjang bagaikan binatang buas ke arah Xiao Qi sambil mengarahkan tinjunya. Namun kali ini Xiao Qi cukup sigap, dia mengambil sebuah gunting dan menghujamkannya ke jantung Ye Yan secepat kilat sambil tertawa sinis, "Ye Yan, kau kalah!"
"Dalam kamusku, tidak pernah ada kata kalah!" Tinju Ye Yan terayun dengan kuat, pada saat yang bersamaan gunting di tangan Xiao Qi pun menusuk tubuhnya.
"Ah!" Lan Qianyu berteriak ketakutan.
Meskipun Ye Yan terluka, namun kekuatannya masih sangat besar. Pukulannya cukup telak mengenai Xiao Qi dan membuat kepalanya berputar dan dia pun mundur dua langkah lalu terjatuh ke lantai dengan mulut dan hidung berdarah-darah.
Gunting itu masih tertancap di dada Ye Yan, darah segar pun mengucur keluar dari sana. Ye Yan yang awalnya sudah terluka parah itu berdiri terhuyung-huyung, dia lalu menjulurkan tangan dan berpegangan ke dinding. Dia tidak jatuh, bahkan masih dapat menjulurkan lengan satunya lagi yang berdarah untuk melepaskan tali yang mengikat pergelangan tangan Lan Qianyu.
Lan Qianyu menatapnya dengan pandangan linglung. Dia teringat kembali pada peristiwa kecelakaan di saat Ye Yan menolongnya tanpa memedulikan dirinya sendiri. Lan Qianyu tidak mengerti, sungguh tidak mengerti. Ye Yan tidak mencintainya, jelas sekali dia tidak mencintainya, tapi kenapa dia menyelamatkannya dengan mempertaruhkan nyawa seperti ini? Mengapa dia melindunginya? Mengapa??
"Kamu tidak apa-apa, kan?" Ye Yan bertanya khawatir, "Apakah kamu terluka?"
Lan Qianyu tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya menggeleng. Hatinya benar-benar kacau.
"Ye Yan, kau telah membuatku hancur, kubunuh kau…" Xiao Qi mendadak berdiri dan menerjang dari belakang sambil membawa asbak.
"Awas!!!" Lan Qianyu berteriak kaget.
Ye Yan berbalik dan mengarahkan tinjunya ke wajah Xiao Qi, namun karena lukanya yang terlalu parah, kali ini pukulannya tidak cukup bertenaga. Meskipun asbak di tangan Xiao Qi terlepas dari pegangannya, tetapi pukulan itu tidak menjatuhkannya. Xiao Qi tiba-tiba mencengkeram gunting yang tertancap di dada Ye Yan lalu mendorongnya dengan kuat.
Darah menyembur keluar seperti air mancur. Lan Qianyu ketakutan. Namun Ye Yan sangat sulit untuk dikalahkan, dia menendang Xiao Qi dengan keras sehingga Xiao Qi pun tumbang ke lantai. Pada saat yang sama Ye Yan juga terjatuh ke atas tempat tidur.
"Ye Yan, bagaimana keadaanmu?" Lan Qianyu ingin memegangi Ye Yan, namun ikatan tangannya masih belum terlepas sehingga dia tidak bisa bergerak dengan bebas.
"Matilah…" Xiao Qi bangkit dan meraih sebuah kursi lalu membantingnya dengan keras.
Ye Yan bangun dan hendak menghindar, namun kursi itu telah diayunkan dengan kuat. Tepat pada saat itu, dia mendadak berbalik dan melemparkan dirinya ke atas tubuh Lan Qianyu…
"BRAK!" Terdengar suara dentuman keras, kursi itu pun pecah. Ye Yan muntah darah dan menciprati wajah Lan Qianyu. Lan Qianyu menatapnya dengan panik, jantungnya sepertinya telah berhenti berdetak…