Xiao Han sudah mengira kalau Lan Qianyu masih tetap keras kepala seperti dulu dan akan mencari berbagai alasan untuk menolaknya. Namun Xiao Han tidak mengira kalau Lan Qianyu akan berkata seperti itu.
Perkataan Lan Qianyu itu bagaikan petir dari langit yang menyambar dengan sangat tiba-tiba, dia tidak siap untuk mendengarnya. Xiao Han tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Bahkan dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Lan Qianyu.
Lan Qianyu menatap matanya. Tangannya masih tetap berada di dada Xiao Han dan dia dapat merasakan jantungnya yang berdebar kencang. Cahaya di matanya perlahan-lahan hilang bagaikan bintang yang jatuh dari langit, bibirnya membentuk senyuman yang cantik namun sedih, "Kamu tidak mau!"
Xiao Han ingin mengatakan sesuatu. Bibirnya bergerak-gerak, namun sampai akhir sepatah kata pun tidak dapat diucapkannya.
"Cinta yang kau katakan itu, selamanya tidak akan dapat mengalahkan harga dirimu." Tangan Lan Qianyu perlahan-lahan jatuh, dia pun menundukkan kepalanya dengan kecewa, "Kalau bahkan kamu saja tidak bersedia, maka di seluruh dunia ini tidak akan ada laki-laki yang bersedia menerima anak ini."
"Qianyu…" Xiao Han bergegas menjelaskan, "Aku bukannya tidak cukup mencintaimu, aku hanya…"
"Cukup!" Lan Qianyu memotong perkataannya, "Xiao Han, waktu itu aku sudah meminta kepadamu untuk tidak mencampuri kehidupanku."
Lan Qianyu mendorongnya lemah lalu berbalik dan berjalan masuk ke kamar kecil.
Xiao Han berdiri di tempatnya dan menatap Lan Qianyu dengan kebingungan. Mendengar suara air yang mengalir dari dalam kamar mandi, dia pun menundukkan kepalanya dengan frustasi. Saat itu hatinya merasa sangat kacau, ada rasa bersalah, ada kegelisahan, ada ketidak tenangan dan juga ada kepanikan…
Dia sangat berharap Lan Qianyu mau melakukan sesuai dengan rencananya, yaitu menggugurkan kandungan dan menikah dengannya. Dia pasti akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk mencintai Lan Qianyu. Tetapi dia tahu betapa keras kepalanya gadis itu, begitu dia telah mengambil sebuah keputusan, siapapun tidak ada yang bisa mengubahnya.
Xiao Han biasanya akan melakukan segala cara, cara baik maupun cara jahat untuk mencapai tujuannya, namun dia tidak bisa melakukannya kepada Lan Qianyu.
Lan Qianyu adalah satu-satunya orang yang tidak boleh disakitinya. Bagaimanapun dia tidak dapat memaksanya.
Meskipun saat ini hatinya merasa sangat gelisah, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.
…..
Setelah menunggu cukup lama, Lan Qianyu tidak juga keluar dari kamar kecil. Xiao Han tahu Lan Qianyu sedang menghindarinya. Dia juga tidak ingin semakin memperburuk suasana hati Lan Qianyu, maka dia pun diam-diam keluar dari sana dan langsung menuju ke kamar Ye Yan.
Saat dia berjalan sampai ke sebuah tikungan di lorong, Xiao Han melihat bayangan seseorang yang dikenalnya, yaitu Xiao Qi. Langkahnya sejenak terhenti, dia bersiap untuk maju dan menghentikan Xiao Qi, tetapi tiba-tiba sesuatu melintas dalam pikirannya. Dia pun ragu sejenak dan kemudian segera pergi dari sana.
…..
Lan Qianyu duduk melamun di atas toilet. Air dari keran terus mengalir keluar seakan-akan hendak menenggelamkan isi kepalanya yang berat.
Terdengar suara seseorang membuka pintu di luar. Lan Qianyu mengerutkan keningnya, bukankah Xiao Han tadi baru saja pergi, mengapa dia kembali lagi?
Lan Qianyu berdiri dan membuka pintu kamar kecil, "Xiao Han…"
Suaranya terputus begitu melihat orang di hadapannya. Orang itu bukanlah Xiao Han melainkan Xiao Qi. Setelah tidak bertemu dengannya selama lebih dari sebulan, Xiao Qi tampak seperti orang lain. Tubuhnya sangat kurus dan dagunya ditumbuhi jenggot tipis. Matanya memerah dipenuhi dengan urat-urat darah, wajahnya pucat dan rambutnya pun gondrong.
"Kau??" Lan Qianyu sangat terkejut. Xiao Qi telah melakukan perbuatan seperti itu kepadanya, dan hasilnya dia sendiri pun tidak mendapat apa-apa. Seharusnya Xiao Qi mencari tempat untuk mengubur dirinya dan seumur hidup tidak akan lagi muncul di hadapannya. Tetapi ternyata sekarang dia masih berani datang untuk mencarinya?
"Ikut aku!" Xiao Qi maju lalu menarik Lan Qianyu keluar.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Lan Qianyu memberontak dengan marah.
Xiao Qi menggunakan sebuah kain untuk menutup mulut Lan Qianyu. Begitu mencium bau pada kain itu, pandangan Lan Qianyu pun menjadi gelap, kemudian dia pun jatuh ke dalam pelukannya…