"Baguslah kalau begitu." Sudut bibir Qin Xiang agak terangkat, "Kalian juga pasti lelah setelah sibuk seharian. Makanlah sedikit lalu cepat beristirahat."
"Baiklah, daddy juga cepatlah beristirahat."
"Ya."
…..
Qin Xiang berbalik dan naik ke atas. Saat melihat kamar yang berada di tengah, dia pun teringat dengan putri keduanya Qin Xiya.
Sejak kecil hingga dewasa, dia lebih menyayangi Xiya daripada Wei'er. Dia selalu menganggap Xiya baik hati dan polos, serta penurut, karena itu dia lebih banyak memberinya kasih sayang.
Tapi ternyata sekarang setelah terjadi masalah sebesar ini, putri yang begitu disayanginya itu malah membuatnya sangat kecewa. Putrinya itu tidak peduli dengan kematian ibunya, bahkan lari dan pergi mencari musuhnya.
Sungguh mengecewakan…
…..