Chereads / Sebuah Ciuman Untuk Suami Iblisku / Chapter 55 - Tetaplah Kuat, Jangan Menjadi Pengecut 2

Chapter 55 - Tetaplah Kuat, Jangan Menjadi Pengecut 2

Lan Qianyu terbang naik pesawat selama tiga jam menuju ke Chiang Mai, Thailand. Dia mencari sebuah hotel yang tenang untuk ditinggali dan sama sekali tidak ingin menemui siapapun.

Xiao Han tidak mencarinya. Dia terlalu memahami Lan Qianyu, setiap kali Lan Qianyu merasa tertekan, dia ingin sendirian dan menenangkan dirinya, serta tidak mau diganggu oleh siapapun. Oleh karena itu Xiao Han akan menunggunya dengan sabar sampai hari dimana dia akan pulang nanti.

…..

Waktu berjalan sangat cepat, tidak terasa dua puluh lima hari telah berlalu. Lusa adalah hari pernikahan Ye Yan dan Shen Ningruo, tetapi Ye Yan tidak juga muncul. Shen Ningruo telah mengerahkan berbagai upaya untuk mencarinya, namun tidak juga berhasil menemukannya. Dia amat sangat cemas karenanya.

Di senja hari, Shen Ningruo datang lagi ke kantor mencari Leng Ruobing. Matanya merah dan dia berkata dengan tersedu-sedu, "Mami, belum ada kabar dari Yan, sepertinya pernikahan ini akan batal. Bagaimana ini?"

"Pernikahannya baru akan diadakan lusa, apa yang kamu cemaskan?" Leng Ruobing sibuk mengurus dokumen dan sama sekali tidak menganggap serius perkataan Shen Ningruo.

"Mana mungkin aku tidak cemas, bagaimana kalau dia tidak kembali?" Shen Ningruo merebut dokumen di tangan Leng Ruobing, "Mami, bisakah Mami tidak sibuk terus dengan pekerjaan? Pernikahan ini adalah peristiwa penting dalam hidupku!"

Leng Ruobing mendongak menatapnya, "Ye Yan akan kembali, hari ini keluarga besar Ye sudah datang naik pesawat ke Hong Kong untuk bersiap-siap menghadiri pernikahan kalian. Mana mungkin dia tidak datang?"

"Benarkah? Keluarga besar Ye sudah datang?" Shen Ningruo mendapat sedikit harapan, "Bagus sekali, bagus sekali. Jam berapa mereka tiba? Aku akan menjemput mereka."

"Aku yang akan mengatur semuanya. Nanti kita sekeluarga harus pergi menyambut mereka." Leng Ruobing mengambil kembali dokumennya dan melanjutkan pekerjaannya, "Pulanglah, jangan menggangguku di sini."

"Iya, kalau begitu aku pergi dulu. Terima kasih, Mami." Shen Ningruo memeluk dan mencium Leng Ruobing sebentar lalu pergi dengan gembira.

Leng Ruobing mendongak dan memandang punggung putrinya yang sedang berjalan pergi dengan pikiran berkecamuk. Mereka berdua sama-sama putrinya. Yang satu sangat dimanja, semua hal telah disediakan untuknya. Yang satu lagi bahkan untuk biaya sekolahnya saja harus mengandalkan dirinya sendiri, dan juga saat ini dia telah mengalami musibah seperti itu. Hatinya sangat sedih memikirkannya…

Seandainya saja Qianyu tidak keras kepala seperti papanya, seandainya saja dia bisa menerima Leng Ruobing sebagai ibunya, mungkin hidupnya tidak akan menjadi seperti ini…

-------------------------------------------------

Qiao Qing pulang sambil menenteng dua kantong berisi makanan beku untuk disimpan di dalam lemari es. Tiba-tiba dia mendengar suara air mengalir dari salah satu kamar, dia pun bertanya, "Shen Xin, bukankah hari ini kamu mau pergi latihan piano? Kenapa cepat sekali sudah pulang?"

"Tidak suka aku pulang lebih cepat? Kalau begitu aku harus pulang lebih malam sampai jam berapa?"

Terdengar suara seseorang yang menjawabnya dengan nada bergurau. Qiao Qing terkejut dan menoleh, dilihatnya Lan Qianyu berdiri di depan pintu dengan mengenakan baju tidur bermotif bunga yang sedang menyeka rambutnya dengan wajah yang tersenyum cerah. Dia masih Lan Qianyu yang sama. Setelah lukanya sembuh dia pun akan pulih dan bersemangat kembali. Seakan-akan semua luka yang disembunyikannya itu akan perlahan-lahan mengendap dan hilang. Yang harus dilupakan harus segera dilupakan, yang harus dikembalikan pasti akan dikembalikan.

"Qianyu!" Qiao Qing langsung tampak emosional dan berkaca-kaca, dia lalu berlari dan memeluknya, "Akhirnya kamu pulang, akhirnya pulang! Aku hampir mati karena mencemaskanmu…"

"Bodoh, aku tidak apa-apa." Lan Qianyu menepuk-nepuk bahunya dan tertawa lembut, "Kamu kan tahu, aku ini bagaikan kecoak yang tidak mati walaupun dipukul. Tidak ada yang bisa menumbangkanku."

"Baguslah kalau begitu, baguslah kalau begitu." Qiao Qing menganggukkan kepalanya sambil tersedu-sedu, "Qianyu, tidak peduli apapun yang terjadi, kamu harus ingat, masih ada aku. Selamanya aku adalah sahabat terbaikmu."

"Masa sahabat terbaikku memberi aku makan pangsit beku?" Qianyu dengan sengaja mengomel, "Benar-benar tidak punya hati."

"Haha, ayo cepat ganti baju, aku akan membawamu makan steak!" Qiao Qing mendorongnya masuk ke dalam kamar, "Panggil Lei Lie dan Shen Xin juga, kita empat pendekar makan bersama barulah menyenangkan."

"Baik."