"Iya, iya." Lan Qianyu tak hentinya mengangguk sambil menangis sekaligus tertawa.
Tiba-tiba Ye Yan meraih Lan Qianyu dalam pelukannya sambil berkata dengan penuh emosi, "Qianyi membutuhkan papa, juga membutuhkan mama…"
"Benar." Lan Qianyu berkata sambil terisak. Dia menjulurkan tangan hendak membalas pelukannya, tetapi saat tangannya baru saja terangkat, Lan Qianyu kembali menurunkannya lalu berkata dengan terisak, "Jadi, keputusanku untuk tinggal di Amerika itu benar. Nanti setiap akhir minggu kita bisa menemaninya bersama-sama."
Hati Ye Yan langsung dingin, dia pun melepaskan pelukannya dengan kecewa. Ternyata sampai sekarang pun Lan Qianyu masih tidak mau menerimanya…
Mereka berdua menatap Qianyi. Qianyi sebentar melihat papa, sebentar melihat mama. Sepasang bola matanya yang berwarna amber memancarkan kemilau yang elegan, sama persis seperti Ye Yan.