"Kamu sedang lihat apa?" Ye Yan berpura-pura tidak menyadarinya.
Lan Qianyu mengalihkan pandangannya dengan panik, dia tidak berani menatap mata Ye Yan, "Aku mau ke kamar kecil."
Dia pun berjalan dengan terburu-buru ke kamar kecil, setiap langkahnya mengandung kecemasan.
Ye Yan menatap punggung Lan Qianyu dengan wajah muram. Setelah Lan Qianyu tidak terlihat lagi, dia pun menggerakkan tangannya untuk memberi kode, Zhao Jun segera datang, "Tuan ada perintah apa…"
Sebelum Zhao Jun selesai berbicara, namun Ye Yan tiba-tiba memukulnya.
Dia pun jatuh terhuyung-huyung ke lantai dengan mulut berdarah.
"Tahu tidak kenapa aku memukulmu?" Ye Yan menatapnya dengan pandangan mengancam.
Zhao Jun bahkan tidak berani bersuara.
"Xiao Han berada di sekitar sini, masa kau tidak menyadarinya? Bagaimana kerjamu?" Tangan Ye Yan yang mengepal mengeluarkan suara kertakan.
"Maaf, Tuan…" Zhao Jun menundukkan kepalanya dengan ketakutan, dia tidak berani berbicara terlalu banyak. Saat Ye Yan marah, dia tidak suka mendengar penjelasan yang tidak perlu, meskipun Zhao Jun tidak bersalah, dia hanya bisa menerima kemarahannya.
Sebenarnya, dalam hati Ye Yan sangat mengerti, dia tidak bisa menyalahkan Zhao Jun dalam hal ini. Meskipun kekayaan Xiao Han sedikit di bawah Ye Yan, tetapi dalam hal strategi, kemampuan mereka setara. Kalau Xiao Han memang sedang merencanakan sesuatu secara diam-diam, maka Zhao Jun pun tidak akan bisa mengetahuinya.
Ye Yan menggoyangkan gelas minumannya dengan anggun dan memicingkan mata menatap pemandangan romantis di pantai tadi. Dia terdiam selama beberapa saat, kemudian mendadak dia memberi perintah, "Pergilah ke restoran di seberang dan undang Xiao Han untuk datang kemari. Katakan kalau aku dan istriku mengundangnya untuk makan!"
Ye Yan memberi penekanan pada kata 'istriku', dia sedang mengumumkan dengan jelas status Lan Qianyu.
"Baik, saya mengerti." Zhao Jun segera melaksanakan perintahnya. Dia telah bertahun-tahun ikut Ye Yan sehingga dia sangat mengerti dengan tabiat tuannya itu. Zhao Jun tentu saja mengerti apa maksud perkataan Ye Yan.
**
Lan Qianyu membilas wajahnya dengan air dingin lalu berdiri di depan wastafel sambil melihat dirinya sendiri di cermin. Wajah Xiao Han yang tampan serta sorot matanya yang penuh cinta itu muncul di kepalanya tanpa bisa ditepiskan. Jantungnya pun melompat-lompat tanpa henti.
Meskipun bertahun-tahun telah berlalu, tetapi kemunculan Xiao Han tetap saja dapat membuat jantung Lan Qianyu berdebar kencang.
Sama seperti ketika dia melakukan pemotretan pernikahan dengan Xiao Qi dulu dimana Xiao Han tiba-tiba saja muncul di cermin meja riasnya, Lan Qianyu sangat terkejut dibuatnya.
Tetapi yang tidak sama adalah, saat itu dalam hatinya ada sedikit penantian dan kekagetan. Tetapi kali ini, dia lebih merasakan kepanikan, seakan-akan kedatangan Xiao Han itu bukanlah memberikan sebuah harapan baru kepadanya, melainkan malah membawa beban!!!
Perasaan itu membuat Lan Qianyu kebingungan, dia bertanya kepada dirinya sendiri dalam hati, bagaimana bisa begini? Saat ini dia berada dalam kondisi tidak berdaya. Ketika akhirnya ada seseorang yang bisa dia andalkan, bukankah seharusnya dia merasa gembira? Mengapa dia tidak merasa gembira? Mengapa???
"Kriit…" Tiba-tiba pintu kamar kecil terbuka. Lan Qianyu gemetar ketakutan, dia pun menoleh dan melihat Ye Yan yang sedang berjalan masuk.
"Ini, ini adalah kamar kecil untuk perempuan." Lan Qianyu menatapnya dengan terkejut.
"Aku tahu." Ye Yan memandangnya dengan sorot mata dalam. Bola matanya yang berwarna amber itu memancarkan sinar yang rumit.
"Kalau tahu kenapa masih masuk?" Lan Qianyu menatapnya sambil mengerutkan kening.
"Tiba-tiba aku menemukan sebuah rahasia, aku tidak sabar ingin memberitahukannya kepadamu." Ye Yan perlahan-lahan menghampirinya.
"Rahasia??" Lan Qianyu merasa kebingungan yang juga diikuti oleh rasa bersalah. Apakah Ye Yan juga telah menyadari kalau Xiao Han sedang berada di dekat sini??
"Kenapa kau tidak bertanya kepadaku apa rahasianya?"
Ye Yan telah sampai ke hadapan Lan Qianyu, dadanya yang kekar itu semakin dekat dengan tubuhnya. Lan Qianyu pun kaget dan mundur dengan panik, namun Ye Yan malah memeluknya dengan erat…