Setelah mengatakannya, Wilson Li pergi ditemani Steve dengan sedih. Mungkin, meninggalkan negara ini dan memulai kembali kehidupan di tempat asing merupakan sesuatu yang baik. Pikirnya dalam hati.
Billy Li kembali ke mejanya, mengeluarkan buku ceknya dan menulis sepuluh juta yuan, lalu melemparkannya ke Donny Li yang menahan amarah. "Ini uang untuk pernikahan anakmu, Pa… man!"
"Kenapa kau yang memberikan ceknya?" Donny Li mengambil cek tersebut, kemudian menyerang Billy Li dengan membabi buta, "Brengsek! Ternyata kau mempermainkanku! Orang terkaya di Afrika apanya? Dasar penipu! Katakan! Sebenarnya Wilson akan kau nikahkan dengan siapa!"
"Putramu sudah kau nikahkan. Maaf, aku tidak ingin berkomentar!" Billy Li dengan mudah mendorong Donny Li ke samping dan mengusap bajunya yang dicengkeram oleh pamannya itu.
"Billy Li, kau tidak akan bisa sombong selamanya!" Donny Li merutuk dengan keras dan pergi dengan marah.
Billy Li kembali ke mejanya dan membuka bingkai foto, "Sheryl, apa kamu kira aku tidak tahu kamu sudah diganggu? Apa kamu melihatnya? Aku sudah mewakili mu untuk memarahi mereka. Jika kamu ada disini, pasti kamu akan menghentikanku kan? Tapi, kali ini, aku tidak ingin mendengarkanmu lagi. Tidak mungkin manusia terus-terusan menjadi terlalu baik."
Delapan belas tahun yang lalu, karena Billy Li baru saja kehilangan orang tuanya, jadi meskipun membawa Sheryl Xia pulang, ia tidak terlalu memperhatikan gadis itu. Sampai suatu hari, Billy Li melihat bekas luka di lengan gadis itu tanpa sengaja.
Gadis kecil itu berkata "Kak Billy, aku baik-baik saja, hanya tidak sengaja jatuh." Ia pun berkata lagi, "Kak Billy, kamu masih memiliki sepupu laki-laki dan paman mu. Sedangkan aku hanya punya kamu..."
Itu adalah kenangan lama, tetapi Billy Li merasa kejadian itu seperti baru kemarin dan terlihat sangat jelas di depan matanya. Billy LI kemudian berbicara sendiri, "Sheryl, kamu tidak pernah tahu, aku juga hanya punya kamu, yang tersisa hanyalah kamu. Jika kamu tidak serakah, kamu tidak akan bertemu denganku. Jika tidak bertemu denganku, hidupmu akan baik-baik saja. Pasti hidupmu akan bahagia di sudut dunia manapun… sangat bahagia…"
Sheryl Xia kecil mengikuti Billy Li karena menginginkan tiga kue es krim yang dipegangnya. Sehingga, gadis kecil itu secara tidak sengaja ikut menyaksikan kematian orang tuanya bersama dengan dirinya sendiri. Setelah kejadian itu, mereka berdua terus bersama.
"Bos.." Steve mengetuk pintu.
Billy Li meletakkan pigura di tempatnya, menyimpan semua kesedihan. Lalu, ia kembali bersikap dingin.
"Bos, saya sudah mengantarnya pergi." Steve masuk ke kantor untuk melapor, karena ia tahu Bosnya pasti memiliki sesuatu yang lebih penting untuk diinstruksikan kepadanya.
"Periksa seluruh industri milik Fendi Lu. Aku ingin dia tidak memiliki sisa uang sepeserpun! Hubungi presiden Grup KY Eropa dan katakan padanya jika mereka tidak takut bermusuhan dengan 'Keluarga Rockefeller', tidak masalah jika tetap menggunakan Fendi Lu." Billy LI memandangi pemandangan di luar jendela. Dari pantulan kaca, hanya terlihat sisi wajahnya saja, namun melihat itu saja, sudah bisa membuat orang bergidik.
Steve terkejut dalam diam dan membatin, Ternyata Bos kali ini menggunakan nama 'Keluarga Rockefeller' secara langsung. Tampaknya, pengaruh istrinya tidak bisa dipandang sebelah mata.
"Baik, Bos! Saya akan segera melakukannya!" Dengan anggukan hormat, tiba-tiba Steve teringat pelaku yang menyebabkan kejadian itu. "Bagaimana cara membereskan nona Karin Lu, Bos?"
"Umumkan! Bersama dengan kejahatan pencemaran nama baik waktu itu!" kata Billy Li tanpa ragu dan tanpa belas kasihan. Perintah Billy Li, bagaikan perintah seorang raja.
Steve bersimpati dengan Karin Lu karena kesalahannya sudah menyinggung Bos besar. Menurutnya, delapan generasi pun tak akan cukup untuk menebus semua ini. Bos sangat pendendam. Lihatlah nasib paman dan ketiga anaknya… Steve mengingat kejadian yang menimpa Donny Li dan anak-anaknya.
Putra tertua dilemparkan ke negara asing untuk dinikahkan. Putra ketiga masih di penjara karena menerima hukuman. Putra kedua nasibnya masih lebih baik, setiap hari berada di jalan seperti tikus jalanan. Singkatnya, Bos besar tidak mudah diprovokasi...