Entah kenapa Shia Tang malah tidak merasa senang sama sekali. Justru sebaliknya, ia merasa seperti terbebani batu seberat ribuan kilogram. Di dalam pergulatan batin dirinya tentang alasan dan kebencian, ponsel di dalam tasnya tiba-tiba berdering. Ia pun kembali menjadi tenang, kemudian mengangkat telepon.
"Shia, Shia, cepat datang. Aku bersenang-senang!" kata seseorang.
Suara gembira tersebut datang dari Brian. Shia Tang paling suka mendengar suara Brian, bahkan panggilan dari Brian ia juga menyukainya, sebab terdengar begitu penuh cinta. "Kamu sedang bermain apa?" tanyanya. Suasana hatinya yang murung, hilang sepenuhnya. Ia lalu berjalan keluar dari toilet sambil tersenyum.
"Aku di taman bermain milik Shia. Cepat datang! Aku dan paman tunggu Shia main bersama! Ada banyak permainan yang harus kita mainkan! Ah! Paman curang, aku akan lawan lagi..." kata Brian.
Suara pistol air datang dari sana. Tampaknya mereka benar-benar sedang bersenang-senang.