Orang itu adalah Yami, ia yang selalu menatap wajah Shia Tang dengan pandangan menghina, dan juga nada bicaranya penuh dengan cemoohan. Akhirnya, apakah ini saatnya untuk bertikai? Batin Shia Tang sambil sudut bibir sedikit tertarik, lalu ia membuka pintu dan duduk di dalam mobil.
"Heh! Kalau bukan karena Kak Billy, aku tidak akan datang menjemputmu! Seorang wanita sepertimu tidak tidak pantas untuk dikhawatirkan!" kata Yami sambil melototi Shia Tang, lalu melajukan mobil.
Shia Tang yang duduk di kursi belakang bersikap acuh tak acuh, matanya kelam, seolah-olah ia sedang kehilangan jiwanya. Yami yang tidak mau diabaikan, meliriknya dari kaca spion. Lalu, ia melihat pemandangan yang membuatnya terkejut. Karena wanita yang duduk di kursi belakang itu, sedang menangis diam-diam, tetapi ia tampak seperti patung tanpa jiwa, mungkin ia bahkan tidak sadar jika kalau dirinya sedang menangis.