Brak!!!
Suara itu terdengar dari sebuah mangkuk dan sumpit yang disingkirkan dengan kemarahan. Jika bukan karena Shia Tang sudah tahu bahwa Billy Li yang sedang marah tidak akan memukul orang. Tapi masih membuat Shia Tang mengira jika Billy Li akan menggunakan kekerasan padanya.
"Telanlah!" kata Billy Li sambil memberikan secangkir air mineral di kepada Shia Tang dan membiarkannya menelan makanan di mulutnya.
Shia Tang yang mencoba menelan nasi di mulutnya dengan air, bahkan dengan tergesa-gesa, dan hampir membuat nasi itu tersangkut di tenggorokannya. Kemudian, ia meletakkan gelasnya yang kosong, mengangkat tangannya untuk menghapus air mata di pipinya, lalu mencoba menjelaskan ke Billy Li, "Ini hanya karena tersedak!" katanya dengan suara pelan.
"Apa aku bilang kalau kamu menangis?" tanya Billy Li, ia terlihat ingin tertawa, Menangis ya menangis saja, masih saja membuat alasan! Katanya dalam hati.
Shia Tang hanya terdiam, ia mengambil tasnya lalu beranjak pergi.
"Kakak keduamu menelpon, dia memperingatkanku supaya jangan terlalu baik padamu." Suara Billy Li yang dalam dan kuat terdengar di belakang tubuh Shia Tang.
Membuat Shia Tang menghentikan langkahnya, ia lalu menatap Billy Li dengan bingung. Apa yang ingin Billy Li jelaskan padaku dengan berbicara seperti itu? Apakah dia ingin menjelaskan sesuatu, lalu menyuruhku kemari karena Kakak kedua sempat bertemu denganku? Jadi, dia yang baru saja bertemu denganku hari ini, masih ingin menjelaskan, kalau dia ini sebenarnya benar-benar baik padaku, begitu? Batin Shia Tang,
"Menurutmu, apa yang salah jika aku bersikap baik kepada istriku sendiri?" Billy Li bertanya dengan alis terangkat.
Shia Tang sedikit terkejut, kemudian dengan acuh tak acuh menjawab pertanyaannya, "Manusia harus mengalami sesuatu dulu untuk belajar menjadi lebih pintar. Aku tidak akan tertipu lagi!"
Shia Tang jelas tidak bisa melupakan kejadian di kuburan malam itu. Lalu, mengingat mulut Billy Li yang mengeluarkan kata-kata mengejek kepadanya. Membuat Shia Tang ingat perkataan Billy Li waktu itu, ia mengatakan kalau dirinya tidak akan pernah bersikap baik kepadanya.
Shia Tang yang waktu itu sangat bodoh malah pernah berterima kasih dalam hati atas kebaikan Billy Li, bahkan berharap bahwa Billy Li akan bisa lebih baik padanya. Memikirkan diri sendiri yang pernah berpikiran seperti itu, membuat Shia Tang sangat ingin mati sekarang.
"Terserah padamu!" Billy Li berkata dengan dingin, seolah ia tidak peduli dengan apa yang Shia Tang pikirkan.
Shia Tang segera berbalik dan pergi, seolah-olah jika sedetik lagi berlama-lama di tempat ini ia bisa tertular penyakit yang mengerikan. Hubungan antara Shia Tang dan Billy Li hanyalah sebatas sebuah perampasan kekuatan, sebuah keterpaksaan untuk melayani. Lalu mereka berdua yang seperti air dan api selamanya tidak akan bisa untuk di satukan.
※
Setelah kembali ke kafe persahabatan, Sheryl Xia yang melihat wajah Shia Tang langsung berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang tidak beres, ia tidak pernah berhenti untuk memarahinya. Shia Tang percaya, jika ada sebuah pisau di depannya lalu diberikan kepada Sheryl Xia, dia pasti akan menggunakannya untuk melakukan sesuatu.
"Benar-benar ya, sudah kubilang jangan pergi kau malah pergi, mampus! Suamimu pasti sudah memakan mu tadi!" kata Sheryl Xia, melihat wajah Shia Tang yang muram seperti ini, ia berpikir bahwa pasti Shia Tang sudah diganggu lagi oleh suaminya itu.
Mereka adalah pasangan suami istri paling aneh yang pernah ditemui oleh Sheryl Xia. Dalam aturan hidupnya, ia berpikir jika hubungan suami-istri itu sudah serasi maka harus dilanjutkan. Jika hubungan suami-istri itu tidak serasi maka harus cerai saja.
"Shia, kamu tidak mungkin jatuh cinta padanya kan?" Sheryl Xia bertanya dengan terkejut. Baginya sangat menyenangkan bisa membuka kafe persahabatan ini sendiri. Karena kapanpun jika ia ingin mengobrol dengan Shia Tang, ia bisa mencari suasana yang terbaik.
"Bukankah normal jatuh cinta dengan suami sendiri?" jawab Shia Tang sambil tersenyum tipis.
"Itu artinya, kamu benar-benar jatuh cinta pada pria bermata juling* itu!" tanya Sheryl Xia menaikkan suaranya.
Mata juling? Jika Billy Li mendengar Sheryl Xia mengatakan itu, dia pasti akan sangat marah. Kata Shia Tang dalam hati.
"Jadi, aku tidak terlalu normal ya?" Tanya Shia Tang lagi. Billy Li bahkan membuatnya tidak tahu lagi bagaimana caranya agar Shia Tang bisa jatuh cinta kepadanya.
Sheryl Xia menghela nafas lega. "Tidak juga, kamu kan juga cerdik. Jika tidak, ketika suamimu akhirnya setuju untuk menceraikanmu, tapi kamu kalau tiba-tiba merasa kehilangan bagaimana?" tanyanya memastikan.
Shia Tang tidak menyalahkan maksud perkataan Sheryl Xia, tapi setiap menit, ia begitu bersemangat untuk menyuruh Shia Tang bercerai dengan pria itu. Katanya, supaya Shia Tang bisa terbebas dari segala kesengsaraan. Meskipun Shia Tang belum pernah mengatakan kepadanya bagaimana pria itu menyakiti. Tapi membuatnya berpikir kalau pria itu sampai bisa membuat seorang perempuan berpura-pura menjadi 'orang gila', jika begitu kemana perginya kebaikan yang pria itu miliki untuk Shia Tang.
"Ada kamu yang begitu tegas di sisiku, sangat sulit bagiku untuk berpikir akan meninggalkanmu Sheryl!" kata Shia Tang bercanda.
"Baiklah, tak kusangka kalau kamu mengejekku! Untuk selanjutnya aku tidak akan peduli lagi padamu! Huh!" kata Sheryl Xia, berpura-pura marah dan tak memperdulikan Shia Tang...
Note: *Mata juling maksudnya disini adalah penilaian Sheryl Xia terhadap Billy Li yang bermasalah kepada Shia Tang, karena perempuan itu begitu baik hati dan lemah lembut. Namun Billy Li tidak memperlakukan Shia Tang dengan baik, bahkan tidak mencintai Shia Tang, dan hanya memanfaatkannya saja.