Xia Wanan berpikir serius sejenak, lalu berujar, "Jadi begitu ceritanya. Lin Chen, kau tampak sangat menyedihkan."
Lin Chen mengangguk mengiakan dan menangis tanpa air mata. "Bos muda, akhirnya Anda menyadari hal itu."
"Jadi, aku memutuskan sedikit bersimpati padamu!" Xia Wanan bicara lagi sebelum Lin Chen selesai bicara.
Lin Chen seketika merasa patah hati karena ucapan Xia Wanan.
"Tapi, aku bisa bersimpati padamu lebih banyak dengan satu syarat."
Lin Chen tidak hanya merasa patah hati, hatinya bahkan telah hancur menjadi berkeping-keping begitu mendengar ini. "Bos muda, saya rasa saya tidak perlu simpati lebih dari Anda..."
"Tidak, kau perlu!" sela Xia Wanan tanpa memberi Lin Chen kesempatan untuk menolak. "Setelah kau memainkan peran pria berpakaian hitam, pria besar, reporter, dan biro jodoh, kau harus memainkan peran lain. Peran itu adalah preman yang kejam!"
"Menjadi pre … pre ... preman? Ke ... ke ... kejam?" balas Lin Chen syok.