"Kak?"
"Xia Chenan?"
Xia Wanan terus memanggil kakaknya sampai beberapa kali. Setelah beberapa saat, Xia Chenan tersadar dari lamunannya.
"Kau memikirkan apa?"
"Bukan apa-apa." Xia Chenan tersenyum pada adiknya dan menunjukkan sifat genit seperti yang biasanya dia lakukan. "Aku sedang berpikir tentang sayangku yang ternyata mendapatkan teman baru. Kalau ada waktu ajaklah temanmu itu ke rumah untuk dikenalkan pada kakakmu ini."
"Baiklah."
…
Setelah selesai makan, Xia Chenan masih memiliki urusan pekerjaan yang harus dikerjakannya. Sehingga dia meninggalkan Xia Wanan sendiri di sana.
Xia Wanan merasa sekarang masih sore, sehingga dia memutuskan kembali ke kantor untuk bekerja lembur.
Xia Wanan berjalan di pinggir jalan dengan langkah santai sampai ke seberang gedung kantor. Ketika dia bersiap untuk menyeberang, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya. "Xia Wanan."