"Hai, namaku He Che."
He Che berjalan mendekati Xia Wanan dan berhenti tidak jauh darinya. Nada bicaranya lembut dan sopan.
"Aku benar-benar minta maaf mengenai masalah yang terjadi kemarin malam. Maaf karena saat itu aku dalam keadaan mabuk dan hilang kendali."
He Che pun membungkuk sembilan puluh derajat sebagai permintaan maaf.
Melihatnya, Xia Wanan secara refleks mundur setengah langkah. "Tidak masalah, Tuan He. Aku menerima permintaan maaf darimu."
"Terima kasih," balas He Che serius.
Pria itu begitu sopan, tapi agak berlebihan.
"Tidak masalah."
Setelah terdiam beberapa detik, Xia Wanan teringat dengan apa yang ingin dia tanyakan. "Tuan He, bolehkah saya menanyakan satu hal padamu?"
"Silakan, saya akan mendengarkannya."
"Kemarin malam, apakah Tuan He memang salah orang?"
He Che sungguh tidak mengira Xia Wanan akan menanyakan hal itu. Dia terdiam sesaat, kemudian mengangguk. "Benar."