Chereads / Dokter Besar Ling Ran / Chapter 61 - Jarum

Chapter 61 - Jarum

Ling Ran tidak langsung mulai bekerja, dia mengamati terlebih dahulu tendon dari sayatan yang dia buat sebelumnya.

Walaupun dia telah melihat hasil X-ray berkali-kali, namun dia masih harus melihat langsung keadaannya dengan matanya sendiri karena dia masih sangat buruk dalam menganalisis gambar X-Ray.

Huo Congjun paham apa yang sedang dilakukan Ling Ran dan menunggu dengan tenang.

Dokter departemen bedah sangat menyukai melakukan pengamatan secara langsung.

Jika kamu mengamati perkembangan operasi, kamu akan bisa melihat bahwa semua perkembangan yang berdasarkan pengamatan langsung berkembang dengan pesat, misalnya transplantasi organ dan juga transplantasi jantung. Jika kamu melihat lagi dari sudut pandang abad ke-21, operasi dilakukan dalam kondisi yang paling menantang. Namun, ahli bedah masih muncul satu demi satu untuk mengambil tugas itu, atau bisa dikatakan mereka akan berburu pasien satu demi satu.

Singkatnya, pengamatan langsung saat operasi merupakan metode favorit bagi dokter bedah. Bagi mereka, operasi seperti abdominoscopy dan operasi yang dilakukan menggunakan sistem bedah Da Vinci merupakan sistem yang tidak seberapa sulit. Operasi bypass arteri koroner juga lebih baik dipelajari dengan melakukan pengamatan langsung dibandingkan menggunakan stent….

"Sayatan harus lebih besar." Ling Ran bergumam sendiri, lalu lanjut bekerja.

Lu Wenbin yang mendengar perkataan itu tertegun dan berpikir 'bisa juga seperti itu ya?'

Huo Congjun berusaha keras untuk tidak berbicara apapun.

Agak memalukan bagi seorang dokter bedah bahwa dia harus mengatakan akan menyayat pasien dua kali atau apapun itu.

Namun, Ling Ran tidak menyadari aturan seperti ini.

Sebelumnya, dia kebanyakan tinggal di ruang perawatan dan ruang resusitasi, dia tidak pernah tinggal di ruangan departemen lain, di ruang operasi di UGD pun baru beberapa kali saja.

Dia merasa keputusannya dalam penyayatan kurang tepat, dan dia pun ingin membuka sayatannya lebih lebar lagi, karena bidang bedahnya kurang besar.

Hanya dengan melakukannya, proses operasi selanjutnya dapat berjalan lebih mudah. Walaupun bekas luka nanti akan menjadi sedikit lebih banyak, namun dalam operasi tendon fleksor ini, bekas luka pun bukan suatu hal yang perlu diprioritaskan.

Dia akan memikirkan bekas luka pasien ketika melakukan debridemen dan penjahitan, namun dalam kasus seperti ini, dia tidak akan memikirkan bekas luka tersebut. Lagipula, bekas luka akan tetap ada. Hal itu tidak akan merubah hasilnya walaupun bekas lukanya panjang atau pendek.

Namun, jahitan tendon fleksor lah yang menentukan besar kecilnya tingkat keberhasilan operasi.

Dalam keadaan terbaik, gerakan aktif total pasca operasi (TAM) akan mencapai 100%, yang berarti rentang gerakan jari pasien tidak akan berbeda dibandingkan dengan orang biasa. TAM 100% dianggap sangat baik, sementara dengan hasil TAM yang lebih dari 75%, hal seperti kegiatan sehari-hari pasti akan dapat dilakukan oleh pasien.

Teknik M-Tang dapat mencapai TAM 85%, ini bisa diartikan bila menangani penjahitan 100 orang, maka 85 orang dapat pulih dengan baik dan kembali ke kehidupan normal sehari-hari. Stastistik ini sangatlah sulit untuk didapat, walau tendon berada di posisi lain yang tingkat kesulitan penjahitannya lebih rendah, apalagi dengan posisi luka tendon di 'tanah tak bertuan'.

Di tangan dokter hebat di sebagian besar rumah sakit biasa, dapat mencapai titik standar TAM 50-75% sudah merupakan pencapaian yang luar biasa dan membanggakan mereka. Dengan hasil persentase TAM ini, pasien masih bisa dapat menggunakan jari mereka, namun banyak kegiatan, misalnya seperti menyapu lantai, memegang mangkuk, mengupas telur, akan sangat susah dilakukan dan bisa dibilang hampir tidak mungkin.

Namun, banyak rumah sakit banyak yang tidak bisa mencapai TAM 85 %.

Ling Ran tidak peduli dengan metode dokter hebat di rumah sakit itu.

Dia tetap ingin mencapai tujuan yang lebih tinggi dari itu.

Namun, dia tidak yakin bagaimana hasilnya setelah penjahitan selesai. Jadi, sekarang ini dia hanya bisa meningkatkan kemungkinan keberhasilan penjahitannya.

"Buka kedua sisi kulitnya." Ling Ran membuka lapisan kortikal kulit dengan penjepit dan kemudian meminta kepada Lu Wenbin untuk mengambil alih.

"Oh, baik." Lu Wenbin agak sedikit tegang, dia pun menarik kedua sisi kulit dengan penjepit.

Setelah mengulang langkah yang sama berkali-kali, seluruh tendon sekarang berada dalam visual Ling Ran.

Berdasarkan penilaian dengan menggunakan teknik jahit oposisi level masternya, pembukaan sayatannya sebenarnya terlalu besar, namun dapat menurunkan adanya kemungkinan kesalahan yang terjadi selama operasi.

Tendon pasien telah putus selama hampir 20 jam. Kontusi dan trauma tendon yang dapat menurunkan tingkat keberhasilan tidak dapat dihindari. Itu sebabnya Ling Ran memilih membuat sayatan yang lebih lebar.

Penyebab lain tentu saja adalah karena level teknik insisi(penyayatan)nya terlalu rendah.

Ling Ran mengamati lagi tendonnya dan tidak melakukan apapun.

Tendon fleksor manusia adalah kunci utama yang digunakan untuk menekuk jari-jari mereka. Setiap orang memiliki lima tendon fleksor yang membentang dari pergelangan tangan hingga ujung jari mereka. Jika dilihat dari diagram anatomi, bentuknya akan seperti karet gelang yang terhubung ke kelima jari.

Meskipun tendon memiliki ketebalan yang tipis seperti kabel charger ponsel iPhone, namun elastisitas dan kekuatannya sangatlah bagus.

Mempertahankan elastisitas dan kekuatan tendon fleksor itulah yang menjadi titik kesulitan dalam penjahitan tendon fleksor.

Kekuatan dan elastisitas tendon harus dipertahankan untuk menjamin fungsi tendon tersebut.

Hilangnya kekuatan atau elastisitas tendon fleksor akan mengakibatkan gagalnya operasi.

Ling Ran memandangi tendon fleksor putih yang dilapisi darah saat berbagai metode muncul dalam otaknya.

Levelnya masih tidak cukup untuk melakukan persiapan metode sebelum operasi, dan dia juga tidak punya banyak waktu untuk berpikir.

Tak lama, Ling Ran lalu mengulurkan tangan.

"Peralatan jahit."

Wang Jia bernafas lega dan segera memberikan peralatan jahit kepadanya. Dia akan lebih cemas lagi jika Ling Ran sampai ingin menyayat lagi.

Ling Ran lalu memposisikan dirinya dan tanpa ragu memasukkan jarumnya. Pergerakannya jauh lebih mahir daripada saat dia memegang pisau bedah.

Jika kita mendeskripsikan dalam perumpamaan, membuat sayatan bagi Ling Ran seperti berternak sapi, dan penjahitan bagaikan makan daging sapi.

Saat melakukan penjahitan, dia pun merasa sangat senang dan puas.

jarumnya bersinar…..

Setiap gerakan sangat tepat…..

Ketika Ling Ran memegang jarum, akhirnya dia menunjukkan skill level Masternya yang telah memenangkan hati Huo Congjun.

Huo Congjun yang berdiri di sebelah Ling Ran menyaksikan dengan bangga dan senang.

Level seperti inilah yang akhirnya membuat Huo Congjun mau repot-repot untuk pergi ke kabupaten Lan Tai untuk mendapatkan pasien.

Lu Wenbin merasa merinding di sekujur tubuhnya.

Teknik M-Tang yang dia pertama kali dengar dan lihat adalah teknik M-Tang yang dilakukan pada kaki babi yang dilakukan Ling Ran di gudang lama. Hal yang dilihatnya waktu itu hanya penjahitan dasar pada hewan yang sudah mati saja, dan hanya merupakan penjahitan dasar, agar Lu Wenbin dapat mempelajarinya.

Namun saat ini, Ling Ran tidak mempedulikan Lu Wenbin lagi.

Dia membiarkan Lu Wenbin untuk bekerjasama dengannya untuk mengurangi beban jika butuh bantuan.

Hal yang tidak dapat dilakukan Lu Wenbin tidak dia berikan kepada Lu Wenbin, dan dia mengerjakan seluruh prosesnya sendiri.

Hanya dalam beberapa menit saja, Lu Wenbin merasa dalam suatu tekanan yang besar.

Dia sedari awal sudah tahu bahwa dia akan tersingkirkan. Tapi, di hadapan pasien, dokter, dan suster, Lu Wenbin tidak ingin tersingkirkan di meja operasi.

Lu Wenbin semakin tidak peduli tentang fakta bahwa dia harus menjadi asisten dokter magang, karena tidak ada hal yang lebih memalukan dari menjadi asisten dokter magang.

Selain itu, teknik adalah teknik, status tidak akan dapat membuat perubahan apapun.

Lu Wenbin mengamati tendon dengan sangat teliti, berharap dia dapat mempelajari sesuatu.

Ling Ran menyadari ada perubahan reaksi dari Lu Wenbin.

Setelah melakukan banyak debridemen di ruang perawatan, dia pun terbiasa mengamati pergerakan yang ada di sekitarnya.

Ling Ran lalu berkata: "Tidak jauh berbeda dengan menjahit tendon fleksor babi bukan?"

"Hah? Tidak sama... Ini sangatlah berbeda." Lu Wenbin tidak tahu harus mengatakan apa, dan hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Ling Ran hanya merespon 'oh,' lalu dia melanjutkan pekerjaannya tanpa melanjutkan percakapan dengan Lu Wenbin. Lu Wenbin pun merasa kecewa.

Ruang operasi menjadi sangat hening.

Dan kadang hanya terdengar suara Ling Ran:

"Gunting."

"Forceps."

"Tekan sedikit pada balutannya."

Dokter anestesi, Su Jiafu, tidak terbiasa dalam kesunyian, dia pun menggerak-gerakkan tubuhnya dan membuat suara kursi berderit

Pikiran Su Jiafu berkeliaran ke mana-mana, dia berpikir, 'Aku perlu diet tahun ini, aku harus turun setidaknya 30kg, dan kemudian menjadi lelaki yang tampan. Hmm.. tidak..tidak.. Jangan diet terlalu drastis, turun 25kg saja.'

Dia merasa bosan, dan kemudian menengadahkan kepalanya melihat ke arah meja oeprasi.

Hal yang pertama dilihat Su Jiafu adalah tatapan Huo Congjun.

'Apa maksud dari tatapan itu?'

Su Jiafu langsung berpikir dengan kemampuan logikanya yang tinggi, yang mencapai 600poin dalam tes perguruan tinggi. 'Saat direktur Huo menjadi kepala dokter operasi, dia suka melakukannya sambil ngobrol, namun sekarang, Ling Ran lah yang mengambil posisi kepala dokter operasi. Ling Ran tidak suka berbicara, dan Huo Congjun pun takut dia akan mengganggu Ling Ran jika mengajaknya berbicara, karena itu dia tetap diam. Jadi… bisa dibilang Direktur Huo juga merasa bosan… sial! Tatapannya begitu tajam, pasti dia ingin duduk di kursiku."

Su Jiafu lalu pelan-pelan beranjak dari kursinya, dan berpura-pura untuk meluruskan pinggangnya.

*srett*

Terdengar suara roda dari kursi kecil yang ditarik oleh seseorang.

Direktur Huo lalu duduk di bangku tersebut dan melontarkan senyum layaknya seorang direktur.

Su Jiafu menghela nafas dan meregangkan pinggangnya lagi, dalam hati berkata 'Kalau seperti ini terus, aku bisa-bisa turun 40 kg... Hmm tidak boleh, kalau terlalu kurus nanti mudah terserang penyakit. Huff.. berikutnya aku harus menyampaikan pada suster untuk menyediakan sebuah kursi.'

"Sudah selesai dijahit." Ling Ran mengatakan sambil memeriksanya sekali lagi.

Huo Congjun lalu berdiri, membuat kursi kecil tersebut bergeser ke ujung ruangan.

...

...