Adik Tie menunggu di depan gedung departemen gawat darurat, dia dengan cemas melihat ke arah jam tangannya berkali-kali
Kira-kira dua jam setelah itu, sebuah ambulan dengan tulisan 'Rusa Emas' berhenti di tempat parkir khusus ambulans.
Adik Tie mengernyitkan alisnya saat melihat nama ambulansnya, dia lalu menghela nafas panjang dan kembali tegang seketika. Kemudian, dia pun segera bergegas ke depan.
Dokter junior dan suster yang menjemput mobil pasien bingung melihat adik Tie, mereka merasa tidak kenal dengannya namun juga merasa tidak asing, tetapi mereka tidak ada yang membuka mulut.
Adik Tie bertindak low profile di depan direktur Pan, dia juga masih seorang pria berumur 35 tahun. Di rumah sakit juga tidak ada ambang batas untuk dokter residen dan dokter tetap, yang berbeda hanyalah waktunya saja. Tidak peduli seberapa terlambat, dia tetap menjadi dokter tetap walau sudah mencapai usia itu.