Seluruh pelanggan di dalam warnet tercengang melihat apa yang baru saja terjadi.
Mereka yang mencoba atau ingin membuat masalah langsung mundur.
Nalan Ying bahkan tak tahu bagaimana ia bisa keluar dari tempat Fang Qi.
...
Nalan Mingxue duduk di atas ranjang besarnya yang empuk sambil mendengarkan Lan Yan melaporkan kejadian yang sedang terjadi di kota Jiuhua, dan ia tercengang dengan apa yang barusan ia dengar.
'Apa yang akan terjadi padaku kalau sampai aku bersikeras ingin memiliki warnet itu dulu?' Batin Nalan Mingxue.
Ia merasa bersyukur karena ia adalah seseorang yang membuat rencana terlebih dulu sebelum bertindak. Ia bukanlah orang yang terburu-buru untuk mencapai hasil, jika tidak, hidupnya akan berakhir seperti Xiao Yulu, Xu Fuwei, Nalan Ying dan kultivator lain yang dibawa oleh mereka.
Ia kemudian menutup kedua matanya, membuat bulu mata panjangnya bergetar perlahan. "Katakan pada mereka semua untuk menghentikan investigasi toko itu." Perintah Nalan Mingxue.
.....
Setelah para pemain lama menyelesaikan game Resident Evil Satu, orang-orang seperti Song Qingfeng, Xu Zixin dan lainnya mulai mencoba memainkan game baru bernama Diablo II.
Mereka beranggapan kalau game ini sangat menyenangkan, dan bagus untuk berkultivasi.
Namun begitu mereka perlahan-lahan berubah dari pemain pemula menjadi gamer yang sudah berpengalaman, ketertarikan mereka akan berbeda dan tergantung dengan minat serta hobi mereka masing-masing.
An Cheng dan teman-temannya terobsesi untuk mendapatkan tambahan poin skill, sedangkan Li Haoran mempelajari berbagai peralatan dan perlengkapan. Sementara Xu Zixin dan Shen Qingqing suka menjelajah lebih dalam alur cerita dari game Diablo II yang penuh dengan kabut dan keputusasaan dalam mencari harapan.
(Poin skill adalah poin untuk menguatkan keterampilan atau mempelajari keterampilan baru di dalam game.)
Setelah membaca begitu banyak novel yang 'memuji para pahlawan' dan 'berakhir bahagia', tema gelap dari cerita game Diablo tampak lebih menarik.
Jika memperhatikan alur ceritanya dengan hati-hati, para pemain dapat menemukan kalau dari adegan pertama, pemain akan mendengar dan bahkan berinteraksi dengan pahlawan sebelumnya, tetapi semua pahlawan itu memiliki kisah akhir yang menyedihkan.
Nasib mereka begitu menyedihkan hingga membuat pemain akan bertanya-tanya, apakah di dunia ini benar-benar ada harapan atau tidak?
Kedua perempuan seperti Xu Zixin dan Shen Qingqing mencatat dialog penting yang terkait dengan plot cerita dalam buku catatan perak keabuan mereka selama bermain game.
Setelah mencapai batas waktu bermain mereka, mereka sering duduk di area istirahat di sebelah kanan area bermain dan membalik-balik buku catatan mereka untuk mencari tahu plot dan petunjuk yang mereka temukan dalam game.
Mereka seolah sedang mencari harta karun dalam game, dan membuat mereka menghabiskan begitu banyak waktu untuk mendapatkannya.
"Zixin, lihat ini. Ini adalah kisah blood raven yang kita lawan hari ini." Shen Qingqing baru mulai bermain Diablo II hari ini, dan terlihat jelas sekali kalau ia tertarik dengan alur ceritanya. "Kashya dan Akara bilang kalau blood raven dulunya adalah pahlawan yang membantu mengalahkan Diablo."
"Ah, ini informasi yang aku dapat hari ini dari Song Qingfeng tentang Tristram dan Deckard Cain..."
"Dan aku mendengar desas-desus tentang Dark Wanderer di daerah perkemahan." Ujarnya gembira. "Jika kita bisa menyatukan semua puzzle ini, aku yakin ceritanya akan luar biasa!"
Xu Zixin pun mengerutkan keningnya. "Sayang sekali kita belum tahu banyak tentang plotnya. Mungkin kita hanya bisa menyatukan awal ceritanya. Jika progres permainan kita sama dengan pemilik warnet, mungkin kita bisa menulis sebuah novel."
"Kamu benar." Ucap Shen Qingqing sambil menutup buku catatannya.
"Bagaimana kalau… kita tanya ke pemilik warnet tentang hal-hal yang terjadi di game?"
"Itu ide bagus." Ujar Xu Zixin. "Tapi dia selalu bermain game dan mencari uang, tidak pernah memperdulikan hal lainnya. Aku ingin tahu apakah ia bisa membantu kita atau tidak."
"Ayo kita coba dulu, siapa tahu dia mau."
...
"Kalian berdua ingin tahu jalan ceritanya agar kalian bisa menyambungkan semua ceritanya?" Tanya Fang Qi setelah Xu Zixin dan Shen Qingqing menjelaskan maksud mereka. Ia melirik mereka dengan tatapan tak percaya. 'Mereka berdua ini benar-benar maniak plot cerita.'
"Apakah kalian ingin mengetahui keseluruhan plot game untuk membuat novel resmi?"
Fang Qi tiba-tiba tersadar, bukankah menulis keseluruhan plot seperti yang ada dalam game sama dengan menulis novel resminya?
"Novel resmi?" Tanya mereka berdua sambil melihat Fang Qi. "Apa itu novel resmi? Apakah berbeda dengan novel tradisional biasa?"
"Novel resmi adalah novel yang menceritakan keseluruhan plot dalam game, yang biasa diterbitkan oleh pembuat game itu sendiri, atau penulis lain yang telah mendapatkan izin." Setelah Fang Qi menjelaskan apa itu novel resmi, mata mereka berdua langsung bersinar cerah.
"Jadi kita bisa membuatnya?!" Tanya mereka pada Fang Qi. Mereka ingin sekali menulis novel dari keseluruhan plot game, tapi mereka baru tahu dari Fang Qi kalau ternyata mereka bisa menjual novel seperti itu.
Sebelumnya Xu Zixin menghabiskan banyak waktu luangnya untuk membaca novel, dan novel favoritnya adalah 'Celestial Warrior'.
Tetapi novel seperti Celestial Warrior dan novel populer lainnya memiliki kesamaan, misalnya kesamaan cara memandang dunia hingga kesamaan latar belakang seperti seni bela diri maupun teknik sihir. Di samping itu alur ceritanya juga sebagian besar menceritakan kehidupan si protagonis dari seorang remaja menjadi seorang lelaki dewasa.
Kenyataannya walaupun ia membaca Celestial Warrior, tapi ia tahu akhir cerita tersebut sejak pertama kali membacanya. Jika novel itu tidak terlalu menarik dalam beberapa aspek lainnya, dan jika ada pilihan hiburan lain di dunia ini, ia pasti akan menyerah membaca buku itu sejak awal.
Namun jalan cerita Diablo II sulit untuk ditebak. Mulai dari penyetingan cerita yang menggunakan sistem kekuatan pedang dan sihir. Dan latar belakang konsepnya seperti malaikat dan setan yang benar-benar berbeda dari sistem mitos yang ada di dunia ini.
Ditambah lagi pandangan dunia yang kelam dan belum pernah mereka temukan, membuat siapapun menebak-nebak bagaimana akhir dari game tersebut.
Jika cerita seperti itu ditulis ke dalam novel.....
"Aku akan menjadi orang pertama yang membeli dan membacanya!" Seru Xu Zixin yang tidak bisa mengendalikan kegembiraannya.
Sebagai seorang dari generasi kedua dari keluarga berpengaruh, ia tak memikirkan penghasil yang ia bisa dapatkan, tapi apakah novelnya bagus untuk dibaca atau tidak.
Meskipun ia baru saja mulai mendiskusikan ide ini dengan Fang Qi dan Shen Qingqing, tetapi ia sudah sangat bersemangat.
Mereka berdua lalu menatap Fang Qi dengan penuh harap.
Bagi Fang Qi, ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk mempromosikan warnetnya. Bagaimanapun juga sistem pernah bilang kalau pemilik warnet tidak diperbolehkan untuk menarik pelanggan secara paksa agar bermain game di warnetnya.
Tetapi jika ada novel resmi yang dijual ke seluruh kota, itu akan jauh lebih baik daripada duduk dan bermain game seharian di warnet.
"Pak, bagaimana pendapatmu?" Tanya Shen Qingqing yang sangat tertarik untuk membuat novel resmi.
Fang Qi tenggelam dalam pikirannya. Memang, ia belum pernah berpikiran untuk membuat novel resmi.
"Kalau pak Fang belum memiliki rencana apapun..." Ucap Shen Qingqing menggantung. "Bagaimana kalau Bapak menyerahkan semuanya padaku?"
"Kalian…." Fang Qi melihat mereka berdua dengan rasa khawatir. Kedua perempuan cantik tersebut sangat tampak sangat berharap, tapi menulis novel membutuhkan keterampilan menulis yang bagus.
"Qingqing adalah gadis yang berbakat di bidang seni!" Ujar Xu Zixin seolah bisa melihat kekhawatiran Fang Qi.