Chereads / Dikala Cinta Menyapa / Chapter 36 - Bab 36 ( Re-banding )

Chapter 36 - Bab 36 ( Re-banding )

"Sudah kau dapatkan data artis yang akan mengajukan re-banding?" tanya Monica di pagi hari, keesokkan paginya.

"Ya," Martha menyerahkan sebuah laporan hasil pengamatannya soal dua orang yang akan mereka temui nanti terkait pengajuan perubahan kontrak kerjasama antara keduanya, pada Monica.

Setelah mengambil laporan itu dan membacanya sekilas, Monica tanpa menoleh langsung bertanya kembali.

"Apa ini kontrak perjanjiannya?" tanya Monica. Menunjuk salah satu dokumen yang juga ada di mejanya. Menyusul laporan pertama yang diberikan Martha padanya.

Martha mengangguk, "Ya. Aku rasa, kau perlu tahu lebih detail isi perjanjian itu sebelum kau menemui mereka."

"Kau benar," Monica mengangguk setuju.

"Apa mereka sudah mengkonfirmasi kedatangan mereka?" tanya Monica lagi pada Martha ketika ia melihat jam dinding sudaah menunjuk pukul 9. Tepat sesuai jadwal temu Monica dengan pihak Indira.

"Ya. Mereka sudah datang kemari sejak pagi sekali karena ada pemotretan iklan produk di lantai bawah," jawab Martha sopan. Ia melirik jam tangannya. Dan berkata lagi, "Mungkin mereka akan selesai sebentar lagi," ungkapnya.

Monica mengangguk mengerti dan terus membaca.

Selesai membaca keseluruhan profil tentang kedua orang yang akan ia temui nanti, Monica menpelajari lebih lanjut isi surat perjanjian kerjasama antara perusahaannya dengan artis Indira itu secara cermat dan cepat.

Dengan meresapi satu persatu point penting dalam surat kerjasama itu tanpa melewatkan sedikit pun kesalahan di dalamnya, Monica sudah memahami dengan baik keseluruhan isinyam

Sambil menatap Martha sekilas, Monica menutup semua dokumennya itu dalam satu kali tepuk.

"Tadi katamu, dia ada di bawah?" tanya Monica acuh. Lalu bangkit berdiri dan merapihkaan pakaiannya.

" Kalau begitu, Aku akan turun menemuinya dan melihat-lihat," tambah Monica.

Martha segera memberinya jalan.

"Dia ada di lantai dua, di studio pelangi. Apa aku perlu memgantarmu ke sana?" tawar Martha.

Monica menolak, "Tidak perlu. Aku akan turun sendiri dan mencarinya."

Monica berjalan keluar dari ruangan. Dan pergi menuju ke ruang studio yang disebutkan Martha. Sambil sekali-kali mengecek kinerja para pekerja yang dilewatinya. Dan mendapat beberapa sapaan hormat dari para pekerja yang melihatnya, Monica dengan santai berjalan masuk ke ruangan studio.

Semua sedang bekerja dengan sangat serius sampai-sampai mereka tidak menyadari kehadirannya. Dengan sikap tak peduli, Monica mengamati secara langsung semua sisa proses pemotretan. Monica bahkan mulai mengarahkan pandangannya ke arah pusat perhatian semua orang.

Jadi diakah artisnya?

Monica menangkap sesosok pria yang cukup bersinar diantara semua orang yang hadir di sana akibat pantulan cahaya yang menyorotinya. Menimbang kembali penampilan artis yang sudah sangat berani mengajukan komplain padanya.

Dan, walaupun pengajuan protes itu mungkin saja bisa dilakukan oleh berbagai pihak lain di dunia bisnisnya selama ini. Tapi melihat pengajuan itu langsung dilakukan oleh artis yang bersangkutan, ini jelas baru adalah yang pertama kalinya bagi Monica.

Dikatakan oleh Martha dengan jelas bahwa artis inilah yang secara langsung ingin bicara dengannya dan melakukan negosiasi khusus dengan adanya kehadiran sang pemilik perusahaan di dalam negosiasi tersebut.

Bukankah jika melihat penampilannya saat ini, pria itu terlihat sangat masih sangat bau kencur untuk sok bersikap superior?!

Laki-laki itu mungkin memang memiliki wajah yang imut, tapi juga dewasa. Dan walaupun umurnya hanya terpaut dua tahun di bawah Monica, artis ini jelas memiliki bentuk tubuh yang cukup tinggi dan ideal serta matang untuk pria seusianya.

Tapi hal itu tidak lantas membuat pria itu terlihat lebih unggul dari Monica.

Dalam satu kali lihat saja, Monica sudah bisa menebak bagaimana pria itu akan bersikap nantinya.

Hah! Itu sebabnya ia tidak suka dengan semua hal yang berhubungan dengan dunia entertaint. Orang-orang dari bagian mereka selalu saja mencari celah untuk merauk keuntungan yang banyak selagi mereka sedang menaiki kepopularitasan yang tinggi.

Baru kerjasama pertama kali saja sudah repot. Bagaimana Monica akan memikirkan ulang soal kerjasama mereka yang kedua atau yang selanjutnya?

Persetan dengan semua kepopularitasan yang dimiliki sang artis, jika mereka akan bersikap sombong di depannya, Monica tentu tidak akan segan-segan bersikap tegas.

Tapi ketika Monica tengah sibuk memfokuskan diri mengamati keseluruhan hasil pemotretan yang sedang berlansung, tanpa sengaja mata mereka bertemu.

Monica mengedipkan kedua matanya sekali lagi. Apa.. baru saja pria itu menatapnya?

Karena terlalu singkat dan sangat halus, Monica sempat merasa ragu sejenak.

Dalam studio terdapat banyak sekali orang. Dan posisi Monica saat ini adalah berada di paling belakang di antara semua orang yang hadir. Karena ia memang sengaja tidak ingin mencari perhatian semua orang. Tapi mungkinkah pria itu benar menatap ke arahnya barusan??

Bukan hanya menatapnya, tapi dia juga memberikan seulas senyum?

Tidak-tidak. Monica menggelengkan kepalanya.

Pasti karena terlalu banyak hal yang terjadi belakangan ini dalam hidupnya, konsentrasi Monica mulai terpecah dengan tidak jelas. Hingga ketika ia mulai memutuskan untuk keluar dari ruangan itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun, sayup-sayup terdengar beberapa gadis saling berbisik di sampingnya.

"Oh My God! Kebajikan apa yang telah aku lakukan di kehidupanku yang dulu. Sampai-sampai aku bisa melihat pria yang begitu tampan di sini? Lihat! Dia bahkan mengedipkan matanya ke arah kita! Apa dia mulai tertarik pada salah satu diantara kita?" gumam salah seorang pekerja wanita muda dengan heboh dan malu-malu. Teman di sebelahnya pun tidak kalah heboh.

Tapi sebelum Monica mendengarkan lebih lanjut segala kekaguman mereka yang membuat alis kanannya terangkat, Monica sudah melaju pergi keluar dari ruangan itu. Tanpa menyadari ada sepasang mata yang mengawasinya dari jauh untuk sepersekian detik.

Ia berjalan menuju ke ruang meeting tiga untuk bersiap menemui si pembuat perkara yang ingin bernegosiasi dengannya. Dan menghubungi Martha untuk meminta semua orang yang ingin bertemu dengannya segera hadir.

Ia tahu pemotretan telah berakhir tak selang beberapa detik setelah ia berbalik dan keluar dari ruang studio. Karena itu, ketika ia telah berada di ruang meeting dan menunggu sekitar sepuluh menit kemudian, Martha sudah datang bersama dengan orang-orang yang ditunggunya itu.

Sambil bertopang tangan dan menatap sang artis dan managernya dengan datar, Monica mempersilahkan kedua tamunya itu duduk. Dan mengajukan keinginan.

"Aku tidak suka berbelit-belit. Jadi, katakan padaku apa yang salah pada kontraknya?" tanya Monica to the point dan tanpa minat sambil menyodorkan kontrak kerjasama mereka ke depan.

Sang artis dan manager melirik kontrak itu bersamaan. Ketika sang manager terlihat kebingungan dengan jawabannya sendiri, sang artis sudah mencondongkan wajahnya ke depan dan menegakkan tubuhnya.

Sambil menautkan semua jarinya di atas meja, artis itu menatap Monica dengan mata menyidik, kemudian bersikap formal.

***